Happy reading!💙
Bagian 4
Lima PoinDelia duduk di gazebo taman belakang sekolahnya. Waktu dan tempat yang tepat untuk menangis. Dia menangkup wajahnya lalu menangis tersedu-sedu. Jadi ... ini rasanya di putuskan secara sepihak? Rasanya sakit sekali. Jika kembali menatap kebelakang, Delia rasanya tak menyangka jika pertemuan mereka di awal 2018 harus berakhir juga di awal 2019.
Mengapa Adrian sejahat itu? Merendahkan dan menghinanya di depan mata para sahabatnya membuat hatinya terluka. Walaupun penghinaan yang di lontarkan Adrian tak sesuai dengan kehidupan nyatanya. Tapi ... mau di apakan juga tetap saja, Delia tetap terluka ketika di hina oleh orang yang disayanginya, dan lebih parahnya dia tak bisa membenci Adrian.
Tangis Delia semakin menjadi. Dia berusaha meredamnya dengan tangannya agar tak menarik perhatian salah satu siswi yang sedang lewat di sampingnya.
Drrrttt ...
Ponsel Delia bergetar di kantung bajunya. Dia segera mengangkat panggilan dari kontak bernama 'Mommy' itu.
"Halo, Ma?" suara Delia terdengar serak khas orang sehabis nangis.
"Halo sayang? Kamu apa kabar?" tanya Elena—mama Delia—dari seberang telepon.
Delia menarik ingusnya. "Delia baik-baik aja, Ma."
"Suara kamu kok gitu? Habis nangis kamu?"
"Nggak, Ma. Delia cuma flu doang," bohong Delia. Dia tidak mungkin mengatakan pada Mamanya bahwa dia baru saja di putuskan Adrian. Bisa-bisa Mamanya mengamuk karena tahu putrinya sudah di sakiti. Sekedar info, Elena dulu merupakan seorang karateka yang pernah berhasil hingga tingkat nasional.
"Masa? Yaudah, kamu cepetan minum obat biar cepet sembuh," walau terdengar nada tak yakin, Elena tetap menyarankan anaknya minum obat.
"Iya, Ma. Gimana kabar di Toraja? Papa sama Willo baik-baik aja, kan?" tanya Delia mencari topik lain.
"Baik-baik aja. Papamu lagi di kantor, Willo masih tidur. Mama udah bangunin dia buat sekolah, tapi katanya sekolahnya baru masuk besok. Kamu udah masuk sekolah, kan?"
Delia tertawa. Ahh, dia merindukan adiknya itu. "Iya, Ma. Delia udah masuk sekolah tapi belom belajar," ujar Delia berbohong lagi. Dia tak yakin hari ini akan free class.
"Yaudah kalau gitu. Fasilitas kamu di asrama ada yang kurang nggak? Kalau ada, bilang sama Mama, ntar Mama langsung kirim."
Delia hanya terdiam. Semua fasilitas asramanya sepertinya sudah berlebihan. Padahal dia hanya ingin hidup sederhana selama bersekolah disana. Jika Mamanya mengirim barang lagi, teman-temannya pasti heran.
"Nggak ada kok, Ma. Kan Delia udah bilang fasilitas udah secukupnya aja. Kan tujuan Delia disini pengen belajar hidup mandiri dan sederhana, Ma."
"Yaudah, kalau gitu deh. Oh iya Del, bulan Juni kamu libur, kan? Kamu ke Toraja, ya? Hotel kita udah mau di resmikan bulan Juni!" seru Elena girang.
Delia tersenyum. Sepertinya, ke Toraja berlibur ada keputusan yang tepat saat libur akhir tahun pelajaran nanti. Selama libur natal dan tahun baru kemarin, dia tak sempat ke Toraja karena banyak tugas.
"Iya Ma. Delia pasti ke Toraja."
***
"Del!"
Delia berbalik dan menatap Alana dan Kintan dengan tatapan bertanya-tanya. Kedua sahabatnya ini habis ngapain, sampai mandi keringat begini?
"Kalian kenapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/176858627-288-k993149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Luv U!✔
Fiksi RemajaKeseharian Delia dan dua sahabatnya selama bersekolah di SMA Pelita Unggulan Pengalaman Delia memiliki pacar pertama yang sukses membuatnya galau selama sebulan sehingga kedua temannya repot berpikir bagaimana cara membuat Delia move on. Dan ... P...