Happy reading!💙
Bagian 23
Suasana Baru dengan Identitas BaruDelia berjalan menuju gerbang sekolah sendiri. Dari kemarin, dia bermalam di hotel bersama keluarganya dan pagi ini langsung berangkat kesekolah. Untung saja, sebelum ke hotel kemarin, dia sempat membawa baju seragam sekolah yang dipakai hari ini.
Saat turun dari mobil, siswa yang b
erada disitu sontak memusatkan perhatian pada Delia. Delia menundukkan kepalanya memasuki sekolah dengan segala sumpah serapah yang tertahan didalam hatinya. Sejak dulu dia tak suka jadi pusat perhatian, malah terlahir dari keluarga yang selalu jadi pusat perhatian publik.
"Pagi, Del, gimana kabar lo hari ini?"
"Del, nanti siang kita barengan ke kantin, ya?"
"Del, gue bawa bekal, kita makan sama-sama nanti, ya?"
Delia hanya tersenyum kikuk merespon semua ajakan dari teman-teman sekolah yang sama sekali tak di kenalnya.
"Maaf, tapi sekarang gue harus ke kelas," pamit Delia lalu segera berlari kedalam gedung Batra. Masalahnya belum selesai, disepanjang koridor, dia masih ditodong berbagai tawaran apapun dari teman-temannya.
Sesampainya di kelas, napas Delia sudah ngos-ngosan. Seisi kelas memandangi Delia dengan tatapan bingung. "Abis ngapain lo, Del?" tanya Alana.
"Tadi ... gue di ...."
"Udah, udah, jangan ngomong dulu, nih, lo minum dulu" potong Kintan lalu menyerahkan botol airnya pada Delia.
Delia segera mengambilnya, membuka tutup botol itu lalu menenggak isinya hingga tersisa setengah.
"Derita gegara ketahuan anak orang kaya, ya, Del?" tanya Amel yang duduk santai di kursinya sembari membaca novel.
"Hm, iya, mereka ngedeketin gue pas udah tahu status gue sebenarnya, gak tahu malu, ih!" kata Delia geli. Dia kira spesies jenis itu hanya ada di novel yang biasa di bacanya, nyatanya dia baru saja mengalaminya.
Delia cukup senang, teman sekelasnya tak termasuk spesies itu. Teman sekelasnya hanya santai dan seolah tak peduli dengan status Delia yang sekarang. Karena motto kelas mereka memandang pada solidaritas sesama teman, bukan memandang status.
"Nih, makasih, ya," ucap Delia menyerahkan botol air itu pada Kintan. Dia mengelap sisa air yang tinggal disudut bibirnya lalu duduk di kursinya.
Ketika meraba lacinya, dia menemukan sesuatu di dalam. Segera dia menariknya dan menemukan segelas kotak susu dan roti selai coklat yang terbungkus rapi dalam plastik. Diluar plastik itu terdapat sticky note bertuliskan 'Dimakan, ya, biar semangat jalani hari, A'.
Delia mengerutkan keningnya, dia menoleh menghadap Kintan dan Alana yang sedang mengobrol. "Lo berdua yang taruh ini dilaci gue? Alay, lo!"
"Enak aja lo asal nuduh, bukan gue, Alana mungkin," elak Kintan lalu menunjuk Alana.
"Eh, bukan gue juga, ngapain coba gue naruh itu dilaci lo? Kalau emang pengen, gue kasih aja langsung ke lo, tanpa sticky note norak itu!" cibir Alana menunjuk plastik berisi susu kotak dan roti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/176858627-288-k993149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Luv U!✔
Fiksi RemajaKeseharian Delia dan dua sahabatnya selama bersekolah di SMA Pelita Unggulan Pengalaman Delia memiliki pacar pertama yang sukses membuatnya galau selama sebulan sehingga kedua temannya repot berpikir bagaimana cara membuat Delia move on. Dan ... P...