Bagian 14

104 23 34
                                    

Happy reading!💙

Bagian 14
Siswa Baru (b)



"Akhirnya, kita ketemu lagi Delia Fransisca Ayana! Masih ingat gue, kan?"

Sontak mata Delia melotot. Itu Rey! Dan apa yang dia katakan tadi?!  Cowok itu menyebut nama panjangnya! Sialan. Rey sialan! Delia memaki dalam hati, sementara bibirnya belum mampu mengucapkan apapun.

Semua mata kini tertuju pada Delia, tak terkecuali dua sahabatnya yang kini menatapnya seolah Delia adalah perampok yang baru saja ketahuan mencuri di kelas sendiri. Keheningan sempat terjadi, namun itu tak mengusik Rey untuk kembali berkoar senang.

"Masih ingat gue, kan, Del? Kita pertama ketemu sehari sebelum pesta peresmian hotel baru keluarga lo, terus yang kedua, pas kaki lo lecet karena kelamaan pakai high heels, terus yang ketiga pas lo udah mau balik kesini!" Rey dengan semangat mengingatkan kembali peristiwa dimana mereka bertemu (yang sebenarnya Delia juga masih mengingatnya). Tak mempedulikan Delia yang kini menundukkan kepala menghindari setiap mata yang tertuju kearahnya.

Dia tak takut pada tatapan siswi lain yang seolah ingin memakannya karena bisa segampang ini sapa oleh Rey. Tetapi, dia takut dengan tatapan Kintan dan Alana yang menyiratkan kekecewaan. Delia takut kedua sahabatnya akan kecewa padanya lagi.

"Del, lo—,"

"Oke, cukup, Rey!" teriak Delia tegas. Dia mengalihkan pandangannya pada Kintan dan Alana. "Maaf, A3, Tantan, gue tahu kalian kecewa sama gue karena udah bohongin kalian, tapi percaya, deh, ini sama sekali gak seperti yang kalian pikirkan. Nanti gue bakal jelasin sama kalian. Semuanya!" ucap Delia dengan tatapan memelas.

Tanpa menunggu jawaban dua sahabatnya, dia langsung menarik Rey keluar kelas setelah matanya hampir berair karena memelototi Rey yang hanya menampilkan wajah sok polosnya.

"Kita mau kemana, sih, Del?"

"Gak usah banyak tanya, Ray!"

"Nama gue bukan Ray, tapi Rey!"

"Oh, sorry, gue salah ucap."

"Yaudah, kalau gitu jawab, dong, kita mau kemana ini."

Delia berhenti namun tangannya tetap menggenggam pergelangan tangan Rey. "Udah, gak usah banyak bacot! Ntar lo tau sendiri kita mau kemana!"

"Iya-iya, gak bakal bacot lagi! Tapi ini megang tangan gue pakai hati, dong! Gak ada romantis-romantisnya, deh," celetuk Rey spontan membuat Delia melepaskan cekalannya.

Pipi Delia bersemu merah namun dengan cepat dia menetralkan wajahnya. "Ya udah, ikut gue ke taman!"

Rey mengikutinya dengan wajah tertekuk. Mereka sampai disebuah pekarangan yang hijau yang banyak di tumbuhi pepohonan rindang dan bermacam bunga serta beberapa gazebo di titik-titik tertentu. Rey sadar, ini taman sekolah.

"Kita ke taman?" beo Rey.

"Ya terus mau kemana lagiii," ucap Delia gemas. Rey hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya mengapa kehadirannya disini malah membuat Delia kalut?

"Eem ... gue cuma heran, sih, kenapa lo malah ngajak gue kesini. Seharusnya lo kenalin gue ke dua teman lo yang cantik-cantik itu, siapa namanya? Kalau gue lihat-lihat cewek yang satu itu punya kepribadian yang kalem dan sabar sementara yang satunya agak ... menyeramkan," cerosos Rey dan bergidik ngeri diakhir kalimatnya.

I Luv U!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang