[28] awal kisah

1.4K 267 7
                                    

Setelah insiden mata boneka berkedip yang diceritakan Seunghun dengan menggebu-gebu pada semua teman magangnya, atas permintaan Seunghun yang sepertinya sangat tergoncang itu, akhirnya mereka meminta ijin pada pembimbing lapangan mereka, yang bahkan masih akan memulai rapatnya untuk meninggalkan kantor lebih dulu.

Sebenarnya beberapa mahasiswa masih disuruh untuk stay, tapi ya, karena pengaruh cerita dari Seunghun, semuanya jadi parno berjamaah mendadak.

Karena mengerti bagaimana keadaan Gedung Utara, akhirnya sang pembimbing lapangan pun mengijinkan mereka untuk pulang. Membiarkan empat belas mahasiswa itu untuk kembali menikmati waktu akhir pekan yang sudah ditunggu.


"Hyewon.." Yohan yang baru selesai mandi lalu mengganti bajunya dengan kaos oblong dan celana pendek rumahan langsung melempar dirinya, duduk di sofa tepat di sebelah Hyewon, "Hehehehehe.."

Seperti biasa, tidak ada tanggapan sama sekali dari Hyewon untuk Yohan.


Hyewon yang sedang asyik bertukar pesan dengan entah siapa, dan Yohan yang curi-curi pandang ke arah layar HP Hyewon.

"Chat sama siapa, sih, seneng banget kayanya."

Hyewon melirik tajam, "Sama Sihoon."

Hyewon yang baru menghabiskan sepiring nasi padang untuk makan malamnya langsung beranjak pergi, bahkan tanpa melirik ke arah Yohan sedikit pun. Mencuci piring di dapur, lalu kembali duduk di sofa ruang tengah.


Dari tempat duduknya, Yohan cuma bisa memandang Hyewon dalam diam. Dengan hati yang menggerutu di dalam, melihat Hyewon yang senyum-senyum sendiri sambil menatap HP.

Yohan cemburu? Oh, ya jelas, iya.

Jangankan chatting sambil senyum-senyum seperti itu, setiap lihat mukanya Yohan, cuma ada wajah kesal dan terganggu yang bisa ditunjukkan Hyewon.


"Hyewon, mau gofud ronde gak?"

"Hyewon, mau gofud sate ayam gak?"

"Hyewon, mau-"


Lalu ucapan Yohan terputus, karena kepalanya yang digeplak sama Hangyul dari belakang tiba-tiba.

"Kebiasaan lo, gak ada kapoknya ngusilin Hyewon terus."

Yohan cuma cengengesan, "Ya, Hyewon lucu, sih, kalo ngambek hehehe.."


"Dosa lo gangguin anak orang sampe marah-marah begitu." Balas Hangyul.

"Dosa lo gangguin pacar orang waktu magang gini." Balas Yohan lagi, tidak mau kalah.

Hangyul cuma menunjukkan wajah tanpa ekspresinya, "Jangan ungkit dosa-dosa gue dong."


"Ya namanya juga usaha, Gyul.."


"Usaha?" Changbin yang daritadi cuma diam sambil ganti-ganti channel TV langsung menyambar, "Usaha kata lo?"

"Apa, sih?"


"Lo mau deketin Hyewon lagi?"

Tanpa berpikir, Yohan langsung mengangguk yakin. Lain halnya dengan Changbin, yang cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Tapi Hyewon susah, sih, suka jual mahal gitu kalo sama gue."


Changbin langsung tertawa.

"Lagian salahnya siapa juga, waktu dulu lo deket sama Hyewon, eh tiba-tiba main jadian aja sama Kak Jisun."


Iya, dulu, saat keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa baru, Yohan dan Hyewon pernah dekat.

Dimulai saat keduanya dihukum, karena Hyewon yang lupa membawa atribut ospek dan Yohan yang seenak-enaknya pakai sepatu kets putih, padahal peraturannya wajib pakai pantofel hitam.

Dari sana Yohan dan Hyewon bisa kenal. Yohan dan Hyewon jadi sering berkirim pesan. Yohan dan Hyewon selalu berdampingan saat ospek berlangsung.

Walaupun nyatanya Yohan dan Hyewon tidak berada dalam satu lingkungan kampus yang sama, karena keduanya berada di fakultas yang berbeda. Tapi, tidak menghalangi keduanya untuk bertemu. Yohan sering mengantar jemput Hyewon, atau cuma sekedar makan siang di kantin.


Tapi, kebersamaan itu hilang saat Hyewon menerima video yang menunjukkan Yohan menyatakan cinta pada kakak tingkatnya pada saat malam inagurasi.

Hyewon cuma bisa diam.

Berusaha untuk tidak peduli.


Karena selama ini, Yohan dan Hyewon memang bukan apa-apa.


"WOOHHH, LAJU JUGA MAIN LO SAMA KAK JISUN!"


Yohan garuk-garuk kepala, "Ya, gimana ya.."

"Ya gimana ya palalu." Cibir Changbin.


"Ah, lo kalo ditawarin sama Kak Jisun juga gak bakal nolak, kan?" Seru Yohan.

"Ya mau, tapi-"

"Sama aja lo babi aer." Giliran Changbin yang digeplak sama Hangyul.

"Ya tapi liat situasi juga," Sahut Changbin, "Kalo gue lagi deket sama cewe lain juga gak bakal langsung nyikat kating cakep."


Kalau sudah berada dalam situasi ini, Yohan hanya bisa diam, sambil membayangkan dosa-dosanya terdahulu.

Memang, tidak banyak yang tau kalau Yohan sempat dekat dengan Hyewon, tapi, beberapa dari temannya juga tau bagaimana keadaan Hyewon setelah ditinggal dengan begitu teganya oleh Yohan.

Walaupun hubungan Yohan dan Jisun hanya bertahan beberapa bulan, tapi, keadaan sudah tak bisa dikembalikan seperti semula.


"Tapi kayanya emang takdir." Ucap Yohan tiba-tiba.

Changbin dan Hangyul bertukar pandang, lalu kembali memperhatikan Yohan dengan bingung.

"Kalau emang pertemuan gue sama Hyewon cuma kebetulan, gak mungkin Tuhan menempatkan gue di satu tempat magang yang sama sama Hyewon. Apa coba namanya kalo bukan takdir?"

Yohan langsung menggebrak meja di ruang tengah, "Jodoh ini namanya jodoh!"


Maunya Yohan, sih, begitu.

Tapi, bagi Hyewon yang sudah terlanjur merasa kecewa, mungkin sulit untuk menerima Yohan kembali.

Tapi, bagi Hyewon yang sudah terlanjur merasa kecewa, mungkin sulit untuk menerima Yohan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang