[38] jarak beribu

1.2K 265 28
                                    

Habis makan siang tadi, cuma tinggal Yeonjun sama Yeri yang ada di lokasi proyek. Hangyul sama Hyewon dari sebelum jam makan siang tadi lagi nemuin Pak Kades, sampai sekarang belum balik. Sihyeon, Arin, Hyunsuk sama Koeun lagi ke kota, ikut Mbak Hana buat beli dan bayar bahan bangunan. Seunghun habis makan tadi mules katanya, mau pulang dulu bentar, ditemenin sama Yohan. Yena sama Changbin lagi ngadem bentar di bawah pohon, capek, daritadi mereka berdua mondar-mandir ngikutin Pak Mukidi. Lucas lagi ke kamar mandi. Doyeon lagi ke warung beli minum.

Tapi, daritadi Yeonjun perhatikan, Yeri cuma diam, bengong, sibuk sama pikirannya sendiri, dibanding diskusi dengan mandor proyek seperti yang dilakukan Yeonjun. Sebenarnya, bukan cuma sekarang, sih, sudah dari beberapa hari lalu Yeri lebih banyak diam daripada biasanya. Sejak Yena bilang, kalau Yeri lagi ada masalah sama tunangannya.

Yeonjun gak tau masalahnya apa. Yeonjun suka sama Yeri, kan, bukan berarti dia berhak buat kepo soal hubungannya Yeri dengan pacarnya. Bahkan sekedar buat suka sama cewek yang sudah terikat hubungan lebih serius dengan cowok lain saja sudah tidak pantas.


Tapi, kalau lagi berdua gini, terus lihat Yeri banyak diam, kayak lagi nanggung beban berat banget di hidupnya, gatel juga lama-lama Yeonjun mau nanya.

"Kenapa, Yer?"

"Oh, gapapa.." Yeri seperti terbangun dadi bengongnya, langsung merubah raut wajahnya di depan Yeonjun.

"Kok daritadi gue perhatiin diem terus."

"Hehe, iya.."

Gak jadi tau masalahnya apa, orang Yeri ditanya jawabnya cuma hehe sama iya doang.


"Berantem ya sama tunangan lo hahahaha.."


Padahal Yeonjun tanya pakai nada bercanda, tapi, ekspresi Yeri langsung kembali seperti semula. Seperti apa yang dikatakan Yeonjun memang benar adanya.

Yeri diam, begitu juga dengan Yeonjun, yang mendadak jadi sungkan sendiri, takut takut kalau salah ngomong.

Yeonjun mau bilang minta maaf kalau memang salah ngomong, tapi setelah Yeonjun lihat Yeri lagi, Yeonjun kembali mengurungkan niatnya. Sepertinya diam memang lebih baik. Yeonjun sudah melewati batasnya yang hanya sekedar teman satu tempat magang dengan Yeri. Yeonjun memang bukan siapa-siapa, kan, sampai Yeri harus menceritakan masalahnya pada orang asing seperti Yeonjun?


"Lo punya pacar?"

Pertanyaan tiba-tiba Yeri membuat Yeonjun langsung menoleh ke arahnya, sambil mengerutkan dahi tampak bingung, "Gimana?"

"Lo punya pacar?" Ulang Yeri lagi.

"Jomblo, Yer." Jawab Yeonjun sambil tertawa. Jomblo dengan nasib percintaan yang selalu kandas di tengah jalan, bahkan sebelum sempat Yeonjun perjuangkan.


"Enak ya?"

"Hah?"

"Iya, kata orang enakan jadi jomblo, kan?"

Yeonjun kembali tertawa, "Ya enak punya pacar lah, Yer. Ada yang ngingetin makan, ada yang bangunin, ada yang dikangenin, ada yang perhatiin. Lah, kalo jomblo, apa-apa sendiri."

Yeri cuma tertawa singkat, lalu kembali diam.

"Apalagi udah tunangan, Yer, berasa udah diseriusin gitu. Bukannya cewek malah suka?" Tanya Yeonjun lagi.

Yeri mengangguk singkat, "Tergantung.."

"Gimana?"

Yeri diam, sebelum ia menarik nafasnya panjang dan kembali menjawab, "Kalo cuma dia yang serius dan nerima, ternyata gak cukup. Masih ada keluarganya, masih ada orang-orang di sekitarnya yang juga nerima."

anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang