[34] satu minggu di sini

1.2K 254 12
                                    

Gara-gara sepanjang jalan tadi semuanya pada karaokean tanpa henti, sampai habis gak tau berapa albumnya Om Didi Kempot, akhirnya semua kecapekan dan berakhir tidur selama sisa perjalanan mereka. Bahkan Hyunsuk ketiduran masih pegang mic, Yeonjun juga masih ngigo, dirinya tidur tapi masih mengumamkan nyanyian Banyu Langit.


Baru tidur setengah jam eh ternyata mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Sebuah desa yang masih ditumbuhi banyak pohon dan jalan yang masih beralaskan tanah. Bahkan waktu kaca mobil dibuka, angin sejuk khas pedesaan sudah terasa. Udara segar yang masih minim tercampur oleh asap kendaraan seperti di tengah kota.

"Yuk semuanya turun." Ajak Mbak Hana yang langsung diikuti oleh empat belas mahasiswa bawaanya itu.

Tapi, semuanya yang lagi nyenyak tidur tiba-tiba langsung dibangunin, jadi pusing. Hangyul masih belum beranjak dari tidurnya. Arin jalannya masih oleng. Matanya Seunghun cuma kebuka setengah lalu lanjut jalan sambil merem. Yeri masih meregangkan tubuh di tempat duduknya, males turun katanya. Bahkan Doyeon yang bangunnya kaget langsung loncat turun ke bawah, alhasil Doyeon jatuh pantat duluan mencium tanah. Lucas bukannya nolongin, malah ngetawain Doyeon habis-habisan.

Yohan yang masih ada bekas sisa ilernya juga ikut-ikutan ketawa setengah sadar, tapi langsung dilempar tisu sama Hyewon, "Jorok. Lap dulu itu."

"Ehehehehehe.." Yohan nyegir doang.


Tak jauh dari empat belas mahasiswa yang sekarang lagi nurunin semua barang bawaannya dari bagasi, Mas Mino sama Mbak Hana langi ngomong-ngomong sama bapak-bapak memakai kopyah dan kemeja api juga celana kain hitam. Kalau boleh menebak, sih, sepertinya itu bapak kepala desa di sini. Juga ada bapak-bapak berkumis yang dari tadi memperhatikan mereka semua sambil senyum-senyum.

Ralat, bukan semuanya, tapi lebih tempatnya para cewek-cewek yang lagi ribet sendiri sama barang bawaannya.


"Selamat datang di desa kami."

Entah sejak kapan, si bapak berkumis itu datang menghampiri keempat belas mahasiswa itu, yang cuma dibalas dengan anggukan kepala dan senyum tipis.

"Mbak-mbak cantik ini karyawan Hartawan Group ya?"

"Oh-"

"Bukan pak, KITA SEMUA mahasiswa yang lagi magang."

"Oh iya ada mas-nya juga."

Sial. Makhluk-makhluk tampan ini diabaikan.


"Pantas saya seperti lihat gadis SMA. Masih cantik dan polos."

Semuanya diam.

Okay, sepertinya ini mulai tidak nyaman.

"Saya Mukidi. Asistennya Pak Kades."

Si bapak berkumis yang mengaku bernama Mukidi ini mengulurkan tangan.

Tapi tidak ada yang menyambut uluran tangannya.

Merasa tidak disambut, Pak Mukidi mendekatkan dirinya dan meraih tangan Sihyeon, mengajaknya untuk bersalaman.

Untung gerakan tangan Changbin lebih cepat, sebelum Pak Mukidi cari-cari kesempatan buat pegang-pegang.

"Saya Changbin. Orang ganteng. Pacar saya aja empat, dulu, sih. Sekarang udah abis masa pakainya. Masih proses diperbarui, tapi sulit"

Yang terakhir gak penting sebenarnya.


"Barangnya udah turun?" Tanya Mbak Hana yang datang menghampiri, "Kalo udah ayo bawa barangnya ke tempat tinggal kalian selama di sini."

anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang