[4] irritate

3K 524 29
                                    

"Tadi nolak-nolak, bilangnya gak mau dipake, tapi ujung-ujungnya dipake juga ya," Ucap Yohan sambil melirik, "Okay lah okay, boleh."

Hyewon yang langsung merasa, jika sindiran itu memang untuknya, yang bolak-balik dari ruang tengah ke dapur dengan memakai sandal rumah berwarna hitam milik Yohan langsung berhenti, menghampiri Yohan dan cepat-cepat melepas sandal rumahnya.

"Nih!"


"Eh, santai aja kali," Yohan langsung memundurkan punggungnya, "Gue gak minta balik kok. Jangankan pinjem, kasih buat Hyewon aja Yohan ikhlas kok."

Hampir saja sandal rumah itu mendarat mulut di wajah Yohan, jika saja lelaki itu tidak cepat menghindar sambil berlarian kabur, tertawa cekikikan keliling ruang tengah.


Kebiasaannya memang tidak berubah sejak dulu. Tertawa, bahkan hanya untuk hal kecil, yang sebetulnya tidak perlu untuk ditertawakan.

Hyewon tau betul bagaimana Yohan.


Tidak, Hyewon hanya cukup mengenal Yohan.


Pernah dekat untuk beberapa saat, bukan berarti sampai mengetahui bagaimana pribadi satu sama lain, kan?

Bahkan itu sudah kejadian lama sekali.


"Duh, makin cantik aja emang Hyewon, aw-!"

Yohan meringis kesakitan sambil memegangi kepala belakangnya, ketika seseorang memukulnya tiba-tiba.


"Sakit, bego."

Changbin cuma menggeleng-gelengkan kepala sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Gak ada kapoknya lo ngusilin Hyewon."

"Lucu, sih, dia kalo ngambek." Yohan tertawa, lagi.

"Dosa lo gangguin anak orang terus, dianya juga kelihatannya ogah deket-deket lo, Han," Sambung Changbin, "Sial kayanya Hyewon bisa ketemu lagi sama lo."


Tapi sepertinya Yohan tak menggubris apa yang dikatakan Changbin.

Memperhatikan Hyewon yang sedang membuka bungkus keripik kentang dan memakannya sambil nonton TV bersama Doyeon, Yena dan Koeun itu jauh lebih menyenangkan.


"Dikacangin lagi gue."

"Jamet bacot bener ah." Yohan menolehkan kepalanya pada Changbin yang masih ikut duduk lesehan di lantai bersamanya.

"Jamet jamet," Balas Changbin sewot, "Jamet, sih, Hangyul tuh, pagi siang malem, dangduuutttt mulu."


"Eh, Chaeyoung gimana Chaeyoung?"

Sahut Yohan lagi yang langsung mengubah arah pembicaraan.

Kini gantian Changbin yang menoleh dan menunjukkan wajah bingungnya, "Kenapa?"

"Aman?"


"Aman?" Tanya Changbin lagi.

"Katanya kemarin lo hampir ketahuan jalan sama Jiwon, padahal lo bilang ke Chaeyoung, kan, lagi di rumah, beresin barang buat magang."


Awalnya Chanbin diam, tapi lama kelamaan bibirnya tersenyum semakin lebar, "Aman lah, jelas."

Chanbin menaik turunkan alisnya, "Gue, kan, pinter, kalo selingkuh pake mikir, gak kaya lo, bego."


"Iya, salahin aja gue terus, iya udah."

"Iya, kan, lo bego. Deketnya sama siapa, eh jadiannya sama siapa. Sok ganteng."

"Tolong anda berkaca ya, wahai saudara Changbin Alfarabi," Yohan semakin sewot, "Gayanya aja punya pacar empat, ke kamar mandi malem-malem aja masih minta ditemenin."


Dan keributan tak berujung dua sahabat itu masih berlanjut, entah sampai ada salah satu yang mengalah dan menyerah.

Dan keributan tak berujung dua sahabat itu masih berlanjut, entah sampai ada salah satu yang mengalah dan menyerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang