[5] yang dulu

2.8K 460 24
                                    

"Jadi, kalian semua, empat belas orang ini dalam beberapa waktu ke depan, selama kalian magang akan ditempatkan di Gedung Utara, tepatnya pada bagian gudang utara. Memang tugasnya lebih kompleks dan lebih.. bisa dibilang lebih banyak mungkin dari mahasiswa magang di bagian lagi, tapi saya yakin kalian bisa."

"Kalian bisa lihat-lihat ke sekeliling gedung hari ini, dan untuk pembagian tempat dan job desc kalian masing-masing, langsung besok saja sambil jalan."

"Sesuai juga dengan apa yang sudah diarahkan sebelumnya, jika selama magang di sini, pakaian tetap sopan rapi dan kalian akan dapat masing-masing satu nametag." 

"Mungkin cukup sekian. Kalau ada yang dingin ditanyakan setelah ini, mungkin bisa dilaporkan ya, ke Hyunsuk selaku ketua team, baru nanti Hyunsuk bisa bicarakan dengan saya. Terima kasih."


Mau protes, tapi sepertinya Hyunsuk sudah mengatakan pada pembimbing lapangan mereka, tentang dirinya yang sudah ditunjuk sebagai ketua team atas persetujuan semuanya, padahal, itu hanya suara satu pihak.


Tapi, bodo amatlah, siapa juga yang mau direpoti dengan beban sebagai ketua?

Tanpa mereka pernah tau, jika memiliki ketua sejenis Dario Hyunsuk Hartawan, itu jauh lebih merepotkan.


Di depan sana, ada Hyunsuk yang memimpin tour mengelilingi gedung utara bersama Yena, Koeun dan Sihyeon, yang awalnya berjalan tepat di belakang Hyunsuk, tapi malah jadi yang berjalan mendahului, soalnya sumpek sendiri dengerin Hyunsuk bicara tanpa henti.


Ada juga Seunghun yang kebetulan berjalan tepat di samping Yeonjun.

Sebenarnya, tidak ada masalah apa-apa, cuma karena Yohan sama Yeri sejak tadi memperhatikan mereka sambil ketawa-ketawa, terus Changbin juga bilang cia cie cia cie terus daritadi, Seunghun sama Yeonjun jadi gak enak sendiri.


Lalu ada Hyewon dan Doyeon yang berjalan di belakangnya, dengan diikuti oleh Hangyul dan Lucas yang berjalan bermalas-malasan sambil bercedak kesal sejak tadi.


"Apa, sih, Cas?"

Hangyul jadi risih sendiri, soalnya dari awal kumpul tadi Lucas mepet terus ke Hangyul, terus narik-narik kaosnya Hangyul tanpa sebab.

Tapi Lucas cuma menggeleng.


Baru saja Hangyul mau lanjut jalan lagi, tapi sepatunya diinjak sama Lucas, "Apa, sih, anjing?"

"Gak sengaja."

Bahkan Lucas mengatakannya tanpa melihat Hangyul sedikit pun.


Kalau bukan teman sendiri, mungkin Lucas sudah dijual sama Hangyul. Teman yang hobi uring-uringan, dijual nego.


Tapi, Hangyul akhirnya mengerti, mengapa Lucas yang tadi pagi waktu bangun tidur, sepertinya tidak ada masalah, tapi sekarang jadi begini.

Doyeon Kamilia Novian, dengan rambut yang digerai dan sebuah buku catatan kecil di tangannya, berjalan tepat di depan.


Seharian penuh kemarin, Lucas sudah mati-matian menghindari Doyeon dengan mendekam di kamarnya sejak selesai makan malam. Bahkan saat yang lain berkumpul di ruang tengah, dan mulai membiasakan hidup bersama dengan bercanda, Lucas lebih memilih rebahan di atas kasur, sambil mendengarkan playlist lagu-lagu galau.


Hidup Lucas yang semula sudah mulai tertata kembali, kini seakan kembali pada masa-masanya, saat ia mengejar seorang gadis tanpa berpikir.

Masa-masa, yang berhasil ia lewati sendiri, dengan rasa yang tak pernah ia bagi pada siapa pun. Bahkan teman terdekatnya sekali pun.


Menghindar dari kebiasaannya dahulu, bahkan mencoba menghilang dan tidak pernah bertemu. Mencoba mencari kesibukan lain sebagai pengalih perhatian.

Lucas kira, ia telah berhasil, hidup nyaman dengan apa yang ia inginkan.


Dan, apa yang akan terjadi, jika masa lalu itu kembali datang?

Dan, apa yang akan terjadi, jika masa lalu itu kembali datang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang