[45] bye my first

1.3K 243 33
                                    

Gara-gara Hyunsuk yang kemarin order pizza sendiri dan gak bilang-bilang ke yang lain, seharian kemarin Hyunsuk disindir habis-habisan, terlebih sama Yeri yang kemarin ketiduran dan bangun-bangun pizza-nya sudah habis, Yeri gak kebagian. Akhirnya hari ini Hyunsuk janji buat memboyong semua teman magangnya buat makan tapi Hyunsuk yang bayar. Ya, buat bayarin makan tiga belas orang aja, sih, bukan masalah sebenarnya buat Hyunsuk. Duitnya aja unlimited gitu. Buat bayarin makan rakyat Indonesia sebulan aja masih sisa banyak kayaknya.

Sepulang dari kantor, semuanya antri mandi dan selesai melaksanakan sholat magrib, kini semuanya sudah rapi dan berjejer di pintu depan, diskusi malam ini mau makan di mana. Semuanya ribut lah, maunya diturutin.


"Makan steak aja steak, Holycow."

"Sushi aja."

"Gak kenyang."

"Lo makan nasi goreng gerobakan aja tuh banyak porsinya."

"Apa aja deh, yang penting ada nasinya. Tadi siang cuma makan tahu telor doang, mana kenyang gue."

"Nasi padang aja udah, berangkat."

Semuanya masih ribut karena tak kunjung menemukan titik temu.


Sampai suara deru mobil terdengar, dan sedan hitam itu berhenti di depan pekarangan kos. Lelaki dengan kaos putih polos yang dilapisi dengan jaket kulit, celana jeans dan sepatu kets putih itu turun.

Beberapa orang menatap sambil bertanya-tanya, siapa yang bertamu malam-malam begini? Tapi sebagian juga, ada yang langsung mengarahkan pandangannya pada satu orang.

Lucas dan Koeun tau, jika lelaki itu, Youngmin Ilyasa yang selama ini hanya disebut namanya saja, kini muncul di sini untuk menemui seseorang. Doyeon, yang kini hanya menatap lelaki itu dengan pandangan yang.. cukup sulit diartikan.


"Doy, kita tinggal.. ya?" Ucap Koeun ragu.

Doyeon masih diam.

Dan Lucas hanya memberi isyarat pada teman-temannya yang lain lewat matanya, agar cepat pergi dari sana, memberi waktu untuk Doyeon, Youngmin dan hubungannya yang tengah renggang belakangan ini.


Satu meja kecil dengan pot bunga kaktus mini di atasnya menjadi pembatas antara Doyeon dan Youngmin. Malam itu, angin tak begitu kencang berhembus, seperti malam-malam sebelumnya. Tapi, entah mengapa, rasanya, malam ini dingin lebih menusuk permukaan kulit. Entah karena cuaca, atau karena suasana yang tercipta.

Doyeon dan Youngmin kini hanya bisa berbagi kesunyian. Bahkan untuk saling menatap pun tidak. Apalagi bertegur sapa sebagai dua orang kekasih yang sudah sekian lama tak bertemu.


"Hai.."

Sapaan Youngmin membuat Doyeon menegakkan kepalanya, "Hai." Doyeon tersenyum tipis.

"Udah lama ya-" Youngmin langsung menghentikan ucapannya ketika matanya bertatapan langsung dengan Doyeon.

Bukan saatnya lagi bagi dirinya untuk basa-basi.


"Aku bingung harus mulai dari mana.."

Doyeon masih diam. Matanya tak pernah lepas menatap lelaki yang sudah entah berapa waktu lamanya tak pernah ia temui.

"Yang jelas aku minta maaf."


Lelaki itu menundukkan kepalanya. Tatapan lembut itu, berhasil mengintimidasinya.

anak kos komplek utara― 1999' ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang