Dia terbangun karena sinar matahari yang masuk melalui celah kordennya. Matanya terbuka dan menemukan lampu kamar masih menyala. Disebelahnya, Ouri sang kucing masih tertidur pulas dengan keadaan telentang. Dengan cepat dia menyelimuti kucing betina dengan bulu warna Orange itu.
Dia lalu mandi dan bersiap siap. Walaupun libur, dia harus tetap cantik..
Dikenakannya kaos pendek yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuhnya berwarna maroon dan celana jeans sebatas paha. Mungkin kaos ini milik kekasihnya, tapi siapa peduli? dia hanya asal ambil dari lemari.
Dia mematut dirinya di cermin, dia cantik, rambut gelapnya pun panjang dan halus, matanya tajam dan bibirnya merah alami, kulitnya juga putih.
Wajahnya sempurna.
Dia tinggi untuk ukuran seorang perempuan. Badannya terlihat bagus, tidak gendut tapi berisi dan dia suka itu.
Tapi dia masih kecil.
Begitulah yang ada di pikiran kekasihnya.
Dilihatnya kembali kasurnya, kucing betina itu masih tidur dengan posisi yang sama.
Dia membuka pintu kamarnya yang masih terkunci.
Apartementnya masih sepi, semua lampu masih menyala.
Dia mengikat rambutnya dengan asal dan meninggalkan anak anak rambut bergelantungan di lehernya.
Pintu kamar seberang tertutup rapat menandakan ada seseorang didalamnya karena sebelumnya dia membuka pintu itu.
Sedikit rasa syukur karena pemiliknya pulang kerumah.
Dia akan memasak nasi goreng pagi ini.
Ditengah kegiatan memasaknya, sebuah lengan melingkar pada pinggangnya.
Dia diam dan tak menghiraukan.
Dia malas untuk berdebat dan malas untuk berbicara.
Mungkin nanti malam dia akan mulai pembicaraan.
"Aku merindukanmu"
Dia memutar bola matanya saat mendengar bisikan rendah ditelinga kirinya. Hembusan napas teratur menyapa bahunya yang sedikit terlihat karena kaosnya terlalu besar.
"Aku merindukanmu, Yeji"
Bisikan rendah sekali lagi menyapa telinga kirinya. Membuat sedikit nyeri pada daerah dadanya. Sebuah adegan yang berhasil direkam oleh matanya kemarin siang seakan berputar diotaknya.
Menertawakan bagaimana bodohnya dia.
Dia melepas pelukan itu dan menuangkan masakannya ke piring dan menyiapkan meja makan.
"Makanlah dulu"
"Kau?"
"Aku akan menyiapkan makanan untuk Ouri"
Lelaki dengan kemeja putih yang melekat pada tubuhnya itu duduk di meja makan dan melakukan apa yang disuruh kekasihnya.
Kekasihnya datang dengan membawa kucing yang bisa dikatakan gendut untuk usianya yang masih 4 bulan.
Kucing itu memejamkan mata dipelukan kekasihnya.
"Ouri-ah ayo bangun dan makan"
Bukannya bangun, kucing itu malah semakin bergelung dalam pelukannya.
Memang kucing pemalas.
Kucing ini baru 3 bulan tinggal bersama mereka namun dia sudah seperti majikan bagi keduanya.
Kucing ini sangat dimanjakan. Tidur bersama kekasihnya, selalu menempel pada kekasihnya, memakan makanan paling mahal jika tidak dia tak mau makan, melakukan spa seminggu sekali. Sudah banyak uang yang digelontorkan untuk segumpal daging berbulu itu agar kekasihnya senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
begini adanya || Cho Seungyoun & Hwang Yeji
FanfictionJangan berharap banyak pada mereka. Tak ada yang bisa diharapkan dari mereka. Mereka hanya menjalani hari-harinya. Melewatinya begitu saja. Berlalu begitu saja hingga tersusun tidak rapi menjadi sebuah cerita. _______ _______ Jangan menaruh ekspekta...