Seungyoun menatap jengah pada lembaran kertas didepannya. Sudah 2 hari ini dia berkutat dengan benda benda itu.
Oh iya, jangan lupakan Yeji yang tiduran sambil bermain ponsel di sofa. Gadis itu sebenarnya bosan. Dia dijemput sopir Seungyoun tadi dan berakhir bosan di kantor kekasihnya.
Sudah berulang kali dia merengek ingin pergi namun hanya dibalas gumaman tak jelas dari lelaki itu.
Yeji selalu berpikir. Apa gunanya punya banyak karyawan jika bos nya pusing mengurusi banyak hal?
Terhitung sudah 16 kali karyawan keluar masuk ruangan Seungyoun.
"Mau kemana?"
Tanya Seungyoun saat menyadari Yeji ingin keliar dari ruangannya.
"Ambil makanan. Security tidak memperbolehkan ojek online masuk kantor mu kak"
Seungyoun mengangguk.
Hanya butuh 5 menit Yeji kembali dengan tangan berisi banyak kantung makanan.
Dia membukanya satu persatu. Terhitung ada 6 menu dengan porsi jumbo disana. Ada 2 brown sugar tea dan 2 air mineral. Tiga kotak ayam dan 5 cheese burger.
Demi apapun. Seungyoun ngeri melihatnya.
"Kak jangan kerja terus. Ayo makan"
"Tadi sudah makan siang"
Yeji mendengus. Dirinya juga sudah makan siang. Apa bedanya?
"Aku pesan banyak juga untuk kak Seungyoun. Tidak akan habis jika aku sendiri yang memakannya kak"
Gadis itu bicara sambil mengunyah burger.
"Ayo"
Seungyoun tak bergeming. Dia tetap fokus pada kertas yang entah berisi apa.
Yeji menghela napasnya lalu meletakkan burgernya.
Dia berjalan kearah Seungyoun dengan membawa air mineral.
"Makan atau kusiram semua kertas ini?"
Seungyoun mengalihkan perhatiannya dari laptop. Didepannya, Yeji sudah mengambil ancang ancang untuk menumpahkan air itu ke kertas kertasnya. Itu dokumen penting yang sudah Seungyoun kerjakan semalaman.
Dia mengalah. Menuruti apa mau gadis itu.
Seungyoun berdiri dan mengambil air mineral dari tangan Yeji lalu diminumnya.
Dia memposisikan diri di karpet depan meja yang terisi penuh oleh pesanan Yeji.
"Kenapa berdiri? ayo makan"
*********
Yeji memposisikan dirinya tidur dikasur Seungyoun saat lelaki itu masih sibuk melepas dasinya.
"Mandi dulu astaga Ji"
"Mengantuk kak"
"Tapi kau masih mengenakan seragam sekolah"
Seungyoun berjalan kearah kamar mandi. Menghiraukan Yeji yang akan mengobrak abrik lemarinya mencari baju ganti.
"Kak aku pakai baju yang mana saja ya"
Tak ada jawaban dari Seungyoun. Hanya bunyi shower yang terdengar nyaring.
Yeji lalu mengambil kaos putih dan celana training milik Seungyoun.
Saat Seungyoun kembali dia tak menemukan Yeji dimanapun. Mungkin gadis itu sedang mandi.
Pemuda itu menghempaskan tubuhnya kekasur dan bermain ponsel. Terdapat 2 pesan dari ibunya yang menanyai kabar Yeji.
Benar, hanya Yeji yang ditanya. Tidak ada kalimat yang menanyakan kabarnya disana.
Sebenarnya anak ibunya itu dia apa Yeji?
Setelah 20 menit bermain ponsel. Dia mendengar keributan di dapur.
Perasaannya mulai tidak enak.
"Berniat menghancurkan dapur??
Yang ditegur hanya balik badan dan tersenyum jail kearah Seungyoun.
Seungyoun meringis melihat penampilan Yeji.
Gadis itu hanya mengenakan Kaos Seungyoun yang panjangnya setengah paha.
Entah gadis itu memakai baju dalam atau tidak mengingat kemarin Yeji membawa semua bajunya yang ada di unit seungyoun ke apartemennya sendiri.
Rambut panjangnya dicepol acak meninggalkan anak anak rambut yang membuat kesan seksi disana.
Ya Tuhan.
Seungyoun mungkin sudah gila sekarang.
Dia harus pergi dari sini.
"Kak sini"
Apalagi ini?
"Aku memasak omurice. Makanlah"
"Bukankah kita tadi sudah makan banyak?"
"Tetap saja belum makan malam"
Gadis itu menggeret kursi seakan menyuruh Seungyoun duduk.
"Aku akan membuat jus. Kau duduklah"
Tak selang lama gadis itu merasakan Seungyoun memeluknya dari belakang.
Lelaki itu menenggelamkan kepalanya di tengkuk Yeji.
"Kak"
"Mau bagaimanapun aku seorang pria dewasa Ji. Bajumu membuatku gila"
"Kak astaga"
"Bukankah kau tadi mengambil celana juga?"
Satu kecupan mendarat di tengkuknya lagi.
"Kebesaran kak"
satu kecupan
kecupan lainnya
astaga
Seungyoun juga membuatnya gila.
Yeji berbalik dan menatap netra hitam itu dalam. Diciumnya bibir Seungyoun. Ciuman dalam yang tidak pernah mereka lakukan.
Seungyoun hanya berani mencuri satu atau dua kecupan dari bibir Yeji. Tidak bertindak lebih seperti ini.
Lelaki 23 tahun itu mempererat pelukannya pada pinggang Yeji.
Ya Tuhan.
Ini salah.
Tidak seharusnya dia memaksakan semuanya pada gadis ini.
Yeji masih anak anak dimatanya.
Lima menit berlalu dan dilepaskannya ciuman dalam itu.
Kening mereka bertaut.
"Maaf"
________________
______Aku takut rating capt ini terlalu tinggi.
Jadi cukup itu aja.Kalo mau lebih
Coment aja 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
begini adanya || Cho Seungyoun & Hwang Yeji
أدب الهواةJangan berharap banyak pada mereka. Tak ada yang bisa diharapkan dari mereka. Mereka hanya menjalani hari-harinya. Melewatinya begitu saja. Berlalu begitu saja hingga tersusun tidak rapi menjadi sebuah cerita. _______ _______ Jangan menaruh ekspekta...