Saat semua orang masih memilih untuk terlelap ditengah malam seperti ini, lain halnya dengan lelaki bersurai hitam itu. Dirinya masih terduduk di meja kerjanya ditemani puluhan lembar kertas dan laptop yang menyala. Mug kopi nya pun habis beberapa jam yang lalu. Dia terlalu malas untuk beranjak membuat kopi baru.
Sesekali umpatan kecil keluar dari bibirnya. Namun umpatan itu hanya didengar oleh dirinya sendiri. Karena dia memang sendiri diruangan besar ini.
Jarum pendek pada jam menunjuk ke angka 2. Seharusnya dia ke kamar lalu bergelung dengan selimut tebal dan menikmati malamnya dengan tertidur lelap disebelah sang kekasih.
Suara pintu terbukapun tak mengalihkan fokusnya pada laptop.
Seorang perempuan manis dengan piama bergambar karakter sebuah tokoh kartun berwarna merah buatan idol kpop terkenal memasuki ruang kerjanya. Tangannya menenteng sebuah nampan yang bersisi 2 buah mug yang entah apa isinya.
"Kakak harus tidur"
Ucapnya tepat didepan lelaki itu. Menaruh mug polos berwarna biru muda diantara banyaknya kertas yang bertebaran.
"Kopi?"
"Tidak, susu vanila"
Dia mengulurkan mug yang berisi susu vanila kepada yang lebih tua.
"Ibu bilang, jika aku tak bisa tidur aku bisa minum susu vanila untuk membantuku tidur"
Yang lebih tua menyeruput susu vanila buatan kekasihnya itu dengan tenang. Senyum kecil hadir di bibirnya begitu aja.
"Mendekatlah Ji"
Yeji hanya menurut dan mendekat kearan Seungyoun.
Dengan jarak 1 meter, lelaki itu menggeret tubuh Yeji hingga terjatuh diatasnya. Dia menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Yeji, mengendus aroma menenangkan dari gadis itu. Memeluk posesif pinggang rampingnya.
"Kak"
"Biarkan seperti ini. Hanya 5 menit aku janji"
Yeji diam tak memprotes.
Dia tau Seungyoun sangat lelah mengerjakan semua kertas kertas ini. Sebenarnya dia juga lelah karena sudah menjadi seorang mahasiswa kedokteran.
Namun melihat Seungyoun membuatnya sedikit bersyukur. Setidaknya dia memiliki waktu untuk tidur walaupun hanya 2-3 jam.
"Perusahaan sedang tidak terkendali akhir akhir ini. Aku harus ke Belgia selama 3 bulan untuk mengurus semuanya. Tapi aku tak mau meninggalkanmu"
Yeji memang sedikit keberatan jika harus ditinggal Seungyoun. Tapi mau bagaimana lagi, dia masih ingin hidup enak.
Tidak, Yeji tidak memanfaatkan Seungyoun. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa uang yang selama ini Seungyoun hasilkan sedikit banyak mengalir untuk memenuhi kebutuhan Yeji.
"Tidur kak, ini sudah jam 2 malam"
"Semua ini harus dikerjakan Ji. Kau tidur dulu oke?"
Yeji bangkit dari pangkuan Seungyoun dan duduk tepat di depan meja kerja.
"Aku akan menunggumu disini, besok aku tak ada kelas"
Seungyoun sedikit merengut mendengar penuturan Yeji.
"Please kak"
"Oke"
Cengiran lebar keluar dari bibir gadis itu sekarang.
*******
Sudah satu jam Yeji duduk didepan Seungyoun. Memandangi lelaki itu berkutat dengan segala aktivitasnya. Beberapa kali dia memotret sosok tegas itu dengan ponselnya. Dan beberapa kali juga dia sedikit mengganggu Seungyoun.
Seungyoun dengan kemeja hitam adalah hal favoritnya. Tapi Seungyoun dengan piama hitam seperti ini adalah hal yang bisa membuatnya sedikit gila.
Lelaki itu mengenakan piama dengan gambar toothless hitam disana. Sangat lucu sekali, Yeji jadi ingin mencubiti pipi berisi kekasihnya itu.
Dia sesekali memekik girang saat merasa Seungyoun sangat imut.
Mungkin hanya dia didunia ini yang bilang bahwa Seungyoun imut.
Tapi demi apapun, dibeberapa kali kesempatan lelaki itu sangat lucu dan menggemaskan. Saat dia tersenyum hingga menampakkan giginya. Saat dia tertawa, saat dia merengut.
Yeji tidak kuat membayangkannya. Dia lemah pada hal yang menggemaskan seperti itu.
Tapi sayangnya Seungyoun tidak sering melakukan hal yang menggemaskan. Walau Yeji memohon dengan mata dan wajah yang mirip anak anjing kelaparan saja dia tak akan mau bergaya menggemaskan.
Cho Seungyoun adalah bajingan terhebat yang selalu menjaganya dari apapun di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
begini adanya || Cho Seungyoun & Hwang Yeji
FanficJangan berharap banyak pada mereka. Tak ada yang bisa diharapkan dari mereka. Mereka hanya menjalani hari-harinya. Melewatinya begitu saja. Berlalu begitu saja hingga tersusun tidak rapi menjadi sebuah cerita. _______ _______ Jangan menaruh ekspekta...