10

3.3K 559 60
                                    

Chapter ini sedikit mature.

_____________
_______________________________


"Bukankah aku pernah mengatakan sesuatu tentang kepemilikan?"

Yeji terkejut saat sebuah suara menyapa telinganya tepat setelah dia menutup pintu rumahnya.

Disana telah berdiri Seungyoun masih dengan setelan kantornya. Dasi dan jas masih membalut tubuh pria itu. Pria itu terlihat sangat tampan dengan rambut yang ditata menampakkan keningnya.

Ditambah tatapan tajamnya sekarang.

Lelaki itu bisa dikatakan panas

Astaga Yeji, bukan saatnya untuk terpesona.

"Satu. Dicium seorang pemuda bernama Yoon Seobin"

Yeji membelalakkan matanya. Bagaimana Seungyoun tau?

"Dua. Seharian berdekatan dengan Hwang Yunseong. Tiga. Diantar pulang dan dipeluk oleh Cha Junho"

Hening setelah kalimat Seungyoun seakan menyiksa Yeji. Bukan hal sengaja dia melakukan itu semua.

Seobin menciumnya karena melaksanakan sebuah Dare. Dan Yunseong, dia memang dekat dengan Yunseong. Junho, entahlah.

Tapi tetap saja, bukan sengaja semua itu terjadi.

Seungyoun mendekat kearah Yeji.

"Tatap aku"

Ah, nada suara Seungyoun pun telah berubah. Menjadi lebih serius dan tak mungkin bisa dibantah.

"Hwang Yeji. Apa aku perlu menandaimu?"

Yeji mendongakkan kepalanya dan menatap Seungyoun dengan mata terbelalak. Kepalanya menggeleng kuat.

Tidak.

Seungyoun tak perlu melakukan penandaan terhadapnya.

Seungyoun melingkarkan tangan kanannya dipinggang Yeji. Menarik gadis itu untuk semakin mendekat.

"Semua milikku"

Yeji meremang. Seungyoun mengatakan itu tepat di telinganya. Dengan bibir yang menyentuh telinganya.

"Aku tidak suka berbagi Ji"

Seungyoun mengecup bawah telinga Yeji. Sedikit menggigitnya.

"Kak-"

"iya"

Yeji ingin meleleh. Seungyoun menjawabnya dengan suara yang berbeda dari biasanya.

Bibir Seungyoun naik ke rahang Yeji. Meninggalkan kecupan kecupan serta gigitan kecil disana.

"Kau tau Ji"

Yeji tak bisa menjawab dengan benar. Kewarasannya sudah terenggut.

"Aku tak pernah mau berbagi"

Seungyoun menarik wajahnya menjauh. Kini ditatapnya iris coklat Yeji.

"Apalagi membagi dirimu dengan orang lain"

Yeji ingin resign dari dunia saat Seungyoun mencium bibirnya. Awalnya hanya kecupan kecil. Namun lama lama menuntut.

Astaga.

Yeji mungkin sudah gila karena membalas ciuman lelaki itu.

Bahkan dia saja masih mengenakan tas sekolahnya.

"Aku tak suka bekas orang lain disini Ji. Kau harus tau"

Yeji mengangguk pasrah. Dia kembali menyatukannya.

Seungyoun seakan menjadi candu untuk Yeji sekarang. Dia tak mau lepas dari lelaki itu.

Yeji tak perlu narkoba atau sabu sabu untuk membuatnya kecanduan. Dia hanya perlu Seungyoun.

"Kak"

Seungyoun melepaskan tas sekolah dari pundak Yeji dan menggendong gadis itu. Membawanya kekamar.

Seungyoun mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang dengan Yeji dipangkuannya. Gadis itu mendongak pasrah seakan ingin Seungyoun terus menciumi lehernya.

Tangan Seungyoun mengelus punggung Yeji. Seolah menenangkan gadis itu.

"Hey, tenanglah Princess"

Yeji kembali mencium bibir Seungyoun. Seakan menyuruh pria itu untuk diam.

Seungyoun sedikit tersenyum dalam ciuman itu.

Bagaimana bisa srigala nakalnya menjadi liar seperti ini?

"Hey little wolf"

Yeji menatap mata Seungyoun.

"Kau membuatku sesak. Ini menyakitkan sayang"

Yeji merasakannya tentu saja.

"Kalau begitu ayo tuntaskan"

Seungyoun tertawa.

Srigala kecil ini benar benar liar sekarang.

"Turunlah. Aku tuntaskan sendiri"

Yeji menggeleng. Gadis itu memasang wajah memohon.

"Kak"

"Tidak untuk sekarang"

Seungyoun mengelus kepala gadis 18 tahun itu.

Ah, kamar tidur Yeji kenapa panas sekali sih.

Dia harus mengganti AC nya besok.

"Kak aku sudah dewasa"

Seungyoun tersenyum kecil lalu mengecup bibir Yeji.

"Tidak untuk sekarang"

Seungyoun tau. Yeji ada di puncak gairahnya sekarang. Dan Yeji adalah seseorang yang harus mendapatkan apa yang dia mau.

Seungyoun selalu menurutinya. Tapi tidak untuk hal ini.

Seungyoun menurunkan Yeji dengan paksa dari pangkuannya lalu melangkah menuju kamar mandi.

"Kakak sering bermain saat usia kakak 18 tahun. Kenapa aku tidak boleh?"

Seungyoun menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Yeji.

"Itu berbeda Ji"

"Apa bedanya?"

"Dulu aku belum mengerti"

"Kakak tidak bodoh"

Gadis didepannya ini sangat keras kepala. Dia mulai menyesal kenapa selalu menuruti kemauannya.

Seungyoun mendekat dan berlutut di depan Yeji. Diraihnya kedua tangan Yeji. Dan ditatapnya mata itu dalam.

"Aku tak mau merusakmu. Akan ada saatnya kita melakukannya. Tapi tidak sekarang"

"Ah tidak tau"

Yeji berdiri dan keluar dari kamar dengan membanting pintu.

Ah.

Seungyoun salah lagi.



________
________________

maaf jika diluar ekspektasi :)

begini adanya || Cho Seungyoun & Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang