Tak ada bintang yang menghisasi langit malam ini. Bulan pun bersembunyi. Hanya awan gelap yang membuat malam ini semakin gelap.
Tak ada yang bisa dilihat kecuali rentetan kendaraan dibawah sana. Kelap kelip lampu kota dan lampu kendaraan menghiasi jalanan.
Dingin angin seakan menusuk tulang. Membuat siapa saja malas keluar rumah tanpa pakaian yang hangat.
Namun disini, ada seorang lelaki dengan bodohnya duduk di balkon apartement lantai 20 hanya dengan kaos tipis.
Disampingnya ada 7 kaleng bir kosong dan 4 lainnya yang masih terisi. Jemarinya menjepit rokok yang sudah habis setengah.
Rokok ke 5 nya malam ini. Berdoa saja semoga dia tidak mati besok.
Diacaknya surai kelam itu dengan kasar.
Sekali lagi dia membuka kaleng bir.
Ditenggaknya lalu kembali disusul oleh hisapan pada rokoknya.
Dia terlihat kalut.
Diambilnya ponsel lalu diketiknya sebuah pesan disana. Tak lama benda itu berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor yang dikiriminya pesan.
"Setelah 5 tahun kau baru menelfonku?"
"Kau dimana?"
"Dirumah"
Lelaki itu kembali mengacak surai hitamnya kasar.
"Bisa menemuiku?"
"Tidak mau. Aku sedang bermesraan dengan adikku"
"Turuti aku atau kerjasama kita gagal?"
Sebenarnya yang diucapkan tadi bukanlah sebuah pertanyaan ataupun penawaran. Melainkan sebuah kalimat yang tidak bisa dibantah.
"Kirimkan alamatnya"
Sambungan telfon terputus sepihak.
*********
"Kau tau? kau mengacaukan cuddle malamku dengan adikku yang sangat imut. Tidak setiap hari aku bertemu dengannya! dia butuh kasih sayangku!"
Seungyoun menatap Wendy jengah. Jemarinya bermain dibibir gelas tinggi yang berisi wine.
Wanita ini selalu mengomel padanya.
Sebenarnya dosa apa Seungyoun padanya?
Wendy mendudukkan diri di stol tinggi tepat disamping Seungyoun.
Wendy memesan jus mangga. Iya, dia tak bisa minum alkohol. Dia masih ingin memeluk Dongpyo.
"Kenapa tidak pesan alkohol?"
"Aku masih ingin memeluk adikku. Oh ya, kenapa tuan besar Cho memanggilku?"
"Butuh teman minum. Tapi kau tidak minum"
Wendy mengangguk.
"Ada masalah?"
Seungyoun menggeleng.
Dia hanya ingin ditemani minum. Bukannya ingin ditanyai macam macam.
Wendy diam. Dia memilih untuk berkirim pesan dengan Dongpyo.
Setelah 7 bulan dia baru bertemu dengan adiknya yang sangat menggemaskan itu.
Dongpyo tampan, tapi juga imut. Wendy tidak bisa jika tidak gemas padanya.
"Aku hampir kelepasan"
Wendy menoleh menatap Seungyoun dengan bingung.
Kelepasan apa?
"Yeji masih kecil. Dan aku pria dewasa"
Ah, Wendy tau kemana alur cerita Seungyoun.
"Mungkin aku harus menghindarinya sebelum kita menikah"
Sebuah jitakan mendarat dikepala Seungyoun.
"Hindari saja, biar aku carikan dia lelaki yang melebihi mu. Biar dia menikah dengan orang lain!"
Seungyoun melemparkan tatapan tajam pada Wendy.
"Apa lihat lihat?! Jika kau berani meninggalkan dia, akan ku kebiri kau Cho Seungyoun!"
Seungyoun bergindik ngeri.
Wendy tipe perempuan yang melakukan apa yang dia katakan.
Namun hal yang sulit bagi Wendy untuk melakukan kebiri pada Seungyoun.
"Sekarang pulanglah dan renungkan semuanya. Kau hanya perlu menahannya"
Seungyoun hanya diam.
Dia malas untuk menjawab.
Wendy beranjak dari kursinya.
"Jangan meninggalkannya seperti kau meninggalkanku dulu. Atau kau akan mati"
Bisik Wendy pelan ditelinga Seungyoun.
Horor.
"Goodbye tuan besar Cho"
*******
Yeji menenggelamkan wajahnya pada perpotongan tangan. Duduk di meja makan dengan laptop menyala. Buku bukunya pun sudah berceceran kemana mana.
Setelah kejadian tadi. Seungyoun menyuruhnya mandi dan makan. Selepas Yeji makan, lelaki itu pamit untuk pergi.
Sekarang pikirannya sedang buyar.
Kenapa Seungyoun tidak mau melakukan itu padanya?
Bukankah dia sudah dewasa?
Hal semacam itu sudah biasa dilakukan oleh remaja seusianya dijaman sekarang.
Apa Seungyoun tidak menyukainya lagi?
Apa Seungyoun memiliki wanita lain?
Seungyoun tak main main dengan menandai Yeji. Lelaki itu benar benar melakukannya.
Yeji benar benar ingin berteriak saat berkaca sehabis mandi tadi.
Seungyoun meninggalkan 3 bercak merah di bawah telinga, tulang selangka kiri dan dadanya.
Seungyoun membuatnya gila. Namun dia tak mau bertanggung jawab sesudah membuat Yeji gila.
Pukul 9 malam.
Yeji menutup laptop lalu ke kamar untuk mengambil ponsel dan uang. Dia mau ke cafe yang ada didepan apartement.
Segelas ice cokelat akan membuat perasaannya membaik.
Akan lebih baik jika ia bertemu Yunseong disana.
__________
___________________________Yeji Seungyoun adem terus ya...
Jadi pengen bikin konflik :)
KAMU SEDANG MEMBACA
begini adanya || Cho Seungyoun & Hwang Yeji
Fiksi PenggemarJangan berharap banyak pada mereka. Tak ada yang bisa diharapkan dari mereka. Mereka hanya menjalani hari-harinya. Melewatinya begitu saja. Berlalu begitu saja hingga tersusun tidak rapi menjadi sebuah cerita. _______ _______ Jangan menaruh ekspekta...