12:42

9 1 0
                                    

Maaf, kali ini agak berbeda.

Ini bukan sepintas pemikiran saat malam menuju subuh;

ini sekilas pemikiran di siang terik.

Aku dan waktu menuju berangkat kerja.

/
Aku rasa, sayang memang sesederhana itu.

Terlalu kasar,

Terlalu mentah.

Kamu suka thai tea, aku bawain cuma satu sachet yang memang untuk kamu.

Kamu lagi sakit, aku suruh beli vitamin.

Kamu luka, aku paksa pakai pembalut luka.

Tangan mu kering, aku bawain salep kulit.

Perhatian kecil yang aku kira bisa meluluhkan hati mu.

Atau mungkin tidak?

Ya, siapa yang tahu.

/ /
Tatapan mata mu aneh;

m e m b i n g u n g k a n.

Ntah rasa nyaman diperhatikan?

Atau mungkin risih?

Hei, Tuan;

Bisakah kita bicarakan?

/
Jika memang ada rasa tak nyaman,

...mungkin bisa sampaikan.

Agar aku bisa berjalan,

Mengetuk pintu hati lain.

Jikalau memang nyaman,

...ayo sampaikan.

Agar aku bisa berjalan,

Lebih berani lagi.

/
Aku butuh kata rayu,

Untuk tahu isi hati mu.

Jangan cuma diam.

Percayalah,

Aku tak akan menolak.

-A

-A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sleepless NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang