Malam itu,
Di atas jalanan basah Jakarta,
aku tahu aku telah jatuh.Dan,
Lagi-lagi,
Aku harus belajar 'tuk melepas......sesuatu yang memang bukan milikku dari awal.
Padahal mentari baru mulai mengintip,
Tapi kurasa sebentar lagi badai itu datang.Semesta memang menarik.
Kesempatan besar datang,
Ku harus pergi,
Menjemput masa depan,
Menantang diri,
--melepas hati.Semoga masih ada kesempatan 'tuk ucap terima kasih...
'tuk peluk hangat pertama dan terakhir kali.
/Dia takkan pernah ada dalam genggaman,
Aku tahu dari awal.Dia takkan pernah rasakan sama,
Aku tahu dari awal.Takkan ada "kita",
Aku tahu dari awal.\--bodoh memang.
Kepalang nyaman,
Ternyata?
Hanya angan-angan.\\
Percayalah,
tak ada rasa sesal kenal mu.--obat dari rasa lelah dunia yang ku jalani.
Senang yang ku rasakan beberapa waktu ini,
itu karena mu.Makasih, ya?
Cuma aku tahu,
memang kita tak bisa bersatu,
dinding mu,
tak kau izinkan 'tuk ku tembus.////
Yah, ada benar nya juga semesta buka pintu baru.Kita 'kan jarang bertemu.
Mungkin bagiku 'kan terasa pilu.
Ya, gapapa.
Aku percaya semua sudah diatur pada tempatnya.
Baik-baik, ya?
Semesta, bantu jaga dia.
Dia mungkin bukan milikku,
tapi masih boleh kan 'tuk doakannya?Semesta, bantu aku juga.
Ajari aku cara 'tuk benar rela.
--sekarang saatnya tuk isi diri,
supaya siap lagi nanti. 💖Semoga nanti bisa benar ku miliki.
-A