6.Kakak kelas

4.3K 133 4
                                    

Suasana di meja itu hening.Hanya terdengar suara garpu dan sendok yang beradu.Canggung.Begitulah perasaan mereka sekarang.Meskipun Brian sering memancing obrolan mereka tidak pernah bereaksi.Jadilah Brian akhirnya memaklumi dan berharap suatu saat keluarganya kembali lagi.

Setelah makanannya selesai Maura berdiri.Angga juga ikut berdiri,Angga dan Maura bersekolah di sekolah yang sama.Mereka akan bernagkat bersama.Brian tersenyum dan mengusap rambut Maura.

"Maura nggak mau makan bekal lagi kak."

"Loh kenapa?"tanya Brian melihat Maura yang menatap Angga ia paham dan tersenyum.

"Hati hati ya."

Angga mengangguk ia lalu berjalan lebih dulu.Diikuti Maura.Angga berhenti membuat Maura menabrak punggung Angga.

"Kenapa berhenti?"ketus Maura.

Angga berbalik tersenyum.

"Kamu beneran mau kan berangkat bareng sama kakak?"tanya Angga lembut.

"Kalau bukan karena kak Brian.Saya tidak akan mau, mengerti?"Maura menabrak bahu Angga dan masuk ke mobil Angga.Angga menghela napas.Ia berlari kecil memutar mobil dan masuk.

Maura membuang muka.Angga memutar lagu kesukaan Maura dulu.Dulu mereka berdua sering menyanyikan lagu ini bersama.Angga tahu suatu saat nanti Maura akan memaafkannya.Angga hanya bisa melakukan sebisanya.

Maura menghela napas ia tidak suka jika Angga memutar lagu ini.Angga sengaja kan membuatnya luluh tetapi Maura tidak akan menyerah sedikit pun.Ia berusaha membangun tembok kokoh yang tidak bisa ditembus siapapun.

Melihat Maura yang tidak tersenyum dan tidak nyaman membuat Angga kecewa.Namun ia tetap membiarkan lagu itu menemani kecanggungan mereka sampai sekolah.Macet.Dan itu berarti Maura dan Angga lebih lama di mobil.Padahal jika di rumah Maura seperti menghindari AnggaAngga menoleh menatap Maura.Maura sama sekali tidak mau menatapnya.Angga tersenyum.

Maura terkejut saat melihat motor Geo di samping mobilnya,sontak Maura menurunkan kaca mobilnya.Geo tidak menyadari keberadaan Maura.Maura memukul helm Geo membuat Geo mengaduh.

"Eh bidadari?"

"Saya boleh---"

"Boleh apa?nebeng?boleh banget dong.Sayang dong kalo boncengannya kosong terus?"

Maura tersenyum tipis.Ia lalu membuka pintu mobil.

"Ra mau kemana?"Maura mengabaikan panggilan Angga ia langsung duduk di boncengan motor Geo.

Motor Geo melesat.Ini lebih baik.Ia jadi tidak terjebak dengan Angga di kemacetan yang menyebalkan itu.Maura diam sedari tadi.Sekolah masih jauh dan bel masuk masih lama jadi Geo memperlambat lajunya.

"Kok jadi lambat?"

"Ini motor udah lama jadi kalau ngebut bisa rusak."Geo beralasan.

"Oh."

"Kalau mau berangkat bareng bilang aja nggak ngerepotin kok.Oh iya kemarin kan aku udah sms kamu kenapa kamu nggak bales?"

"Sibuk,"jawab Maura singkat,padat dan jelas.

"Eh eh?"

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang