48.Untuk Maura

2.5K 76 12
                                    

Geo mematung. Pipi cowok itu memerah. Anak anak panti bersorak. Brian bertepuk tangan sambil tertawa.

"Selamat ya!"

Geo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Cowok itu benar benar gugup.

"Sekarang kak Geo mau traktir kalian makan sebagai pajak jadian,"ucap Brian menbuat Geo melotot. "bercanda."Brian terkekeh. "kakak yang traktir kalian. Geo mana punya duit,"ejek Brian. Geo mendengus.

Akhirnya Brian mengajak anak anak panti untuk makan di restoran dekat tempat tinggal mereka. Anak anak panti sangat senang begitu pula dengan Maura.

Maura dan Geo berbincang bincang sambil memakan makanan mereka dengan asik. Brian tak mau kalah cowok itu juga menyibukan diri dengan mengajak Calista mengobrol. Umur mereka tidak begitu jauh dan Calista sangat dewasa Brian menyukainya. Brian merasa nyambung bila berbicara dengan Calista.

"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat."

"Kemana?"tanya Maura.

"Nggak kejutan dong kalau aku kasih tau kamu."

Maura tertawa. Mengangguk.

Setelah selesai makan Geo, Maura berpisah dengan Brian dan anak anak panti. Geo ingin mengajak Maura ke suatu tempat. Dan merayakan hari jadiannya dengan Maura. Geo tidak berhenti berhentinya tersenyum.

Maura tidak tahu Geo akan membawanya memana namun Maura selalu percaya Geo memikiki rencana yang tidak bisa ditebak.

Naik motor bersama Geo menjadi kegiatan favorit Maura. Motor Geo memang Geo tinggalkan di panti agar ia bisa naik mobil bersama Brian dan Maura saat ke pemakaman.

Meskipun perjalanannya jauh dan tidak kunjung sampai Maura tetap sabar dan menunggu.

Maura tersenyum saat pemandangan pantai terlihat. Ternyata Geo mengajaknya ke pantai.

"Kamu udah pernah kesini?"tanya Geo.

"Enggak."

"Kamu bakal nyesel kalau nggak pernah kesini."

"Kan cuma pantai. Aku juga sering ke pantai."

"Yang mau aku tunjukin bukan cuma itu aja Ra."

Maura menaikan alis. Penasaran.

"Ada deh kamu nggak boleh tau."

"Kasih tau dong."

"Nanti kamu juga tau sendiri."

"Ih nggak boleh gitu."

Geo tertawa. Cowok itu memakirkan motornya. Tidak banyak orang karena pantai ini tidak banyak yang tahu. Geo bahkan mengetahuinya karena ia pernah tersesat di sekitar sini.

Geo menggenggam tangan Maura. Geo mengajaknya ke pinggir pantai. Geo menunjuk perahu kecil.

"Kamu lihat itu Ra!"

Maura mengangguk.

"Kita bakal naik itu."

"Apa?"

Maura berhenti.

"Kenapa? Kamu nggak suka?"

"Bukan. Bukannya nggak suka. Aku cuma takut jatuh."

"Enggak. Enggak bakal jatuh. Kamu percaya aku kan? Kalau pun kita jatuh kita kan bisa berenang."Maura menggeleng membuat Geo tertawa.

"Ya enggak lah. Mana bisa aku biarin kamu jatuh."Maura tersenyum dan mengangguk. Geo mengacak ngacak rambut Maura gemas. Geo mengajak Maura untuk duduk di perahu dan ia akan mendayungnya.

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang