31.Kebenaran

2.5K 85 0
                                    

Maura menatap seragamnya yang basah dengan marah bercampur kesal. Maura bahkan tidak mengenal wanita yang menyiramnya.

Maura mendengus. Ia menatap wajahnya di cermin. Rambutnya sedikit basah. Jika begini caranya bagaimana ia bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tenang?

Pintu toilet terbuka. Beberapa siswa masuk. Maura yang melihat itu membulatkan matanya.

"Ayo kita abisin cewek ini biar sekalian pindah dari sini!"seru salah satu perempuan.

Maura yang melihat itu menjadi mundur perlahan sampai menabrak dinding toilet. Mereka benar benar tidak main main. Beberapa dari mereka bahkan ada yang sampai membawa cairan pembersih dan juga kayu yang meskipun kecil bisa membuat tubuh memar.

Oh ayolah Maura sedang sendirian dan mereka ingin mengeroyoknya? Pengecut sekali mereka.

Maura berdoa untuk dirinya sendiri. Padahal Maura tidak pernah mencari masalah dengan mereka namun mereka sendiri yang mencari masalah dengan Maura.

Padahal seragam Maura masih basah dan mereka dengan tidak bersalahnya ingin menambahnya menjadi semakin buruk.

"Tunggu apa lagi?"

"Udah buruan keburu masuk!"

Saat mereka hendak memukul Maura pintu toilet di dobrak secara paksa. Dan beberapa guru datang.

"Kalian ini apa apaan?"

Sontak siswa yang hendak memukul Maura panik bukan main. Mereka bahkan mencoba kabur namun sayangnya Geo dan Arkan menahan mereka semua.

"Dasar pengecut lo semua!"ucap Geo sarkastik. Sebenarnya ini adalah ide Geo. Cowok itu tidak mau menambah masalah dan memilih langsung memanggil guru dan mengadukan mereka.

"Jadi ini wajah wajah para pembully di SMA Samudra?"

Maura menghela napas lega. Maura benar benar takut. Cewek itu mengusap badannya yang kedinginan.

"Kalian semua cepat keruangan saya!dan kamu Maura segera ke uks. Saya akan ambilkan seragam baru karena seragam kamu basah."

Maura mengangguk. Cewek itu akhirnya berjalan ke uks ditemani dengan Geo dan Arkan. Ternyata ucapan Arkan beberapa menit yang lalu hanya angin lalu bagi Geo.

Meskipun Geo sudah memiliki Jessica namun cowok itu tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia kawatir kepada Maura.

Meskipun Maura menyuruh Arkan dan Geo untuk pergi namun kedua cowok itu masih betah menunggu Maura.

"Lebih baik kalian pergi."

"Nggak nanti kalau mereka balik lagi gimana,"jawab Arkan.

Maura menghela napas kasar dan memilih untuk tidur dengan memunggungi kedua cowok itu.

Arkan dan Geo bertatapan satu sama lain. Lalu mereka membuang wajah.

"Sampai kapan kalian disini?"tanya Maura sedikit ketus namun malah lucu di mata Geo.

"Sampai pulang sekolah,"jawab Geo enteng. "lagi pula kita nggak keberatan kok jagain lo."

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang