46.Selalu ada

2.2K 83 1
                                    

Toktok!

Maura yang masih bergelung dengan selimut enggan untuk membuka pintu. Cewek itu masih sedih. Dan tidak ingin keluar. Ia hanya ingin menenangkan diri di kamar itu saja.

"Ra?"

Maura terbangun. Dan saat ia mendengar suara yang sangat ia rindukan. Apakah Maura salah dengar.

"Kak? Buka dong!"

Maura buru buru turun dari ranjang dan langsung berlari ke pintu dan membukanya. Betapa kagetnya ia saat mendapati dua sosok pria yang ia tangisi semalaman.

Maura sampai mematung. Karena tidak percaya dan menganggap ini hanya ilusinya saja karena ia kebanyakan menangis.

Namun saat Maura berdiri dan menatap mereka. Mereka benar benar nyata. Maura menggeleng.

"Nggak kangen sama kita?"

Maura mengangguk lalu memeluk mereka berdua. Maura menangis dan bahagia bersamaan karena ia tidak jadi kehilangan orang yang ia sayang.

Maura menyeka air matanya dan menatap kedua pria itu. Angga tersenyum. Senyum yang sangat manis dan tawa Eric.

Maura memeluk kembali kedua pria itu. Maura tidak berhenti berhentinya berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan mereka berdua.

"Bukannya kalian?"

"Kakak mau kita mati?"

"Enggak! Kakak cuma---kakak cuma nggak percaya sama apa yang kakak lihat."

"Serius kamu nggak mau kakak menghilang aja dari bumi? Kamu benci kakak kan?"

Maura berhenti tersenyum dan menatap Angga dengan alis terangkat.

"Bercanda."Angga terkekeh dan mengacak rambut Maura dengan gemas."kebiasaan deh suka serius kalo diajak bercanda."Maura tertawa meskipun ia sedikit tersinggung.

"Asal kakak tahu Maura pengen ulang semua dari awal. Maura tahu Maura terlambat maafin kakak. Maura cuma gak bisa berbaikan dengan keadaan. Dan sekarang setelah Maura ngelalui semuanya Maura sadar kalau sebenarnya kakak berusaha buat bikin Maura maafin kakak. Maura minta maaf."

Angga menggeleng.

"Ra ini semua bukan salah kamu. Jangan nyalahin diri kamu ya? Ini semua udah terjadi. Nggak perlu disesali oke? Kakak cuma mau kamu bahagia. Jangan sedih lagi ya?"

Angga tersenyum dan mengusap rambut Maura.

"Dan untuk Eric. Maaf kakak ngelibatin kamu ke masalah kakak yang rumit. Kakak minta maaf. Kakak berusaha jadi kakak yang baik buat kamu. Setelah kehilangan kak Juan dan kamu jadi keluarga ini kakak jadi tahu gimana rasanya jadi kakak. Dan kakak mau ngelindungin kamu semampu kakak."

"Kakak nggak perlu ngelakuin itu. Eric cuma mau bilang kakak adalah kakak yang baik. Eric nggak pernah ngerasain gimana rasanya dipeluk dan diperhatiin. Kak Maura bahkan udah Eric anggak kakak kandung Eric sendiri. Dan untuk ngelindungin Eric. Sekarang Eric bisa jaga diri. Eric bisa lindungin diri Eric sendiri. Kakak harus pikirin diri kakak sendiri. Stop mikirin orang lain. Lihat diri kakak sendiri apa kakak udah cukup bahagia?"

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang