16.Alarm kebakaran

3.1K 107 0
                                    

Hari ini Maura bersikap aneh,tidak seperti biasanya membuat Jessica bingung.Geo yang sudah merasakan keanehan sejak jauh jauh hari hanya bisa memperhatikan Maura.Arkan yang belum bisa mengucapkan kata kata sebagai awal perbincangan pun hanya bisa diam menatap Maura diam diam.

Maura mengerjakan soal dengan pikiran kacau.Ia masih belum bisa merelakan kepergian Angga yang mendadak bahkan soal yang biasanya bisa ia selesaikan dalam waktu 5 menit menjadi soal yang paling susah menurutnya.

Maura menopang dagu dan berusaha fokus ke soal namun ia tetap tidak bisa.Pikirannya kemana mana ia akhirnya mengacungkan jari meminta izin untuk ke uks dengan alasan tidak enak badan.

Maura melangkah meninggalkan kelas,saat melewati koridor kelas XII ia dihadang oleh kakak kelasnya.Maura yang sedang tidak mood mengabaikan laki laki itu dan mendorongnya menjauh.

"Eh lo mau nggak jadi pacar gue?"

"Minggir!"

"Galak amat sih jadi cewek.Gue tahu lo aslinya seneng kan ditembak sama gue?"

"Minggir atau saya tendang?"

"Oh berani ya sama gue?tinggal jawab iya apa susahnya sih?"

Teman temannya malah maju membuat Maura mundur.Kakak kelasnya itu tersenyum miring.Maura tahu kakak kelasnya itu pasti berpikiran yang tidak tidak.Saat laki laki tadi yang menyatakan perasaannya kepadanya hendak menyentuh wajahnya Maura sontak menendang bagian rawannya.

"Anjing!"

Maura buru buru berbalik dan pergi namun mereka semua menahannya.Maura meringis saat tangannya di tarik.Kakak kelasnya membawanya ke rooftop.Maura ingin berteriak minta tolong namun ia tidak bisa.

Maura takut sekali jika kakak kelasnya itu berbuat macam macam.Maura meronta ronta,kakak kelasnya itu tidak punya ampun sama sekali.Mereka mengikat Maura.

"Eh lo mau apain anak orang hah?"Geo muncul,namun tidak hanya Geo namun ada Arkan,dan lima teman sekelas Maura.

"Ini siapa lagi?"

"Lepasin nggak!"

"Lo tuh bukan saingan gue udah deh balik aja ke kelas lo,gak usah ikut campur urusan orang dewasa."

"Eh gue udah legal tau!"

"Halah,nggak usah banyak omong abisin aja mereka!"

Geo dan yang lainnya bersiap untuk menghadapi para kakak kelas yang jauh lebih tinggi dan lebih besar dari mereka.Maura hanya bisa meringis melihat mereka saling adu pukul.Sampai Arkan hampir saja didorong dari ketinggian membuat Maura ingin segera menghentikan mereka semua.

"Lepasin saya!"

Namun kakak kelasnya itu malah tertawa mengejek.

"Liat temen temen lo mati aja dulu."

"Berengsek!"

"Tapi gue ganteng kan?"

Maura meludah membuatnya kesal dan menampar Maura.Maura menghela napas tamparannya memang sakit tetapi tidak dengan ia yang direndahkan.Maura berusaha melepas ikatan itu namun ia tidak bisa.

"Jangan macem macem gue bisa lempar lo ke bawah."

Maura mendongak ia malah menantang membuat kakak kelasnya itu geram dan alhasil melepas ikatan Maura dan menggendongnya.Ia benar benar akan melakukan itu,Geo yang melihat itu langsung berlari dan memukul kakak kelas yang membawa Maura itu.

Arkan yang melihat Geo selangkah lebih cepat tidak mau kalah.Cowok itu menarik Maura ke belakang punggungnya.Padahal Arkan tidak bisa bertengkar namun demi Maura ia akan melakukannya.

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang