38.Kesempatan terakhir

2.3K 88 0
                                    

"Saya mau ke pemakaman,"ucap Maura.

"Oke." Haykal mengangguk.

Sedangkan Angga sudah tertidur. Kondisinya sekarang tidak lagi dibungkam dengan kain ataupun di tahan dengan rantai. Haykal membuat sendiri tempat seperti penjara kecil untuk Angga. Maura memakai lagi penutup mata sesuai perintah Haykal.Cewek itu masuk ke mobil. Kali ini perasaanya sedikit tenang. Waktu berjalan. Maura sudah satu jam di tempat Angga kemungkinan sekarang Jessica akan dimakamkan.

Maura mendadak gemetar saat Haykal memberhentikan mobilnya.Maura mendadak tidak bisa bergerak. Cewek itu takut sekaligus menyesal. Haykal yang melihat itu berdecak. Teman teman Maura sudah pada berkumpul di rumah Jessica. Tinggal Maura saja yang belum datang.

"Aku kasih waktu satu jam. Setelah itu balik ke mobil." Namun Maura masih tetap diam di tempat. Cewek itu sudah melepas penutup matanya. Tetapi Maura tidak bisa menenangkan dirinya sendiri. "Apa perlu ditemenin hah?" Maura langsung menoleh dan menggeleng berlebihan. Cewek itu langsung turun. Dan berlari. Haykal hanya terkekeh melihat itu. Arkan melihat Maura. Cowok itu langsung menyenggol Geo.

Maura menghampiri Arkan dan langsung memeluk Arkan di depan Geo.Geo hanya diam membeku.Tadinya Arkan sangat kebingungan dan khawatir dengan Maura yang tiba tiba lari begitu saja dan menghilang seperti ditelan bumi.

Geo yang awalnya mencari keberadaan Maura ikut panik saat Arkan mengatakan Maura pergi begitu saja.Namun sekarang saat Maura memeluk Arkan di depannya membuat dadanya sesak.Cowok itu mundur perlahan lalu berjalan menjauh.

Sedangkan Arkan gemetaran cowok itu mengusap punggung Maura tidak tahu harus melakukan apalagi sedangkan Maura malah masih menangis dan tidak ingin berhenti. Teman teman sekelas Maura juga ragu untuk mendekat.

"Ra?"

Maura menyeka air matanya lalu menatap Arkan. Arkan terpana. Bahkan saat menangis pun Maura terlihat sangat cantik. Arkan jadi lupa segalanya. Karena melihat Arkan menatapnya bingung Maura kembali memeluk Arkan.

Arkan benar benar mati rasa. Cowok itu merasa senang sekaligus gemetar. Maura memeluknya?Arkan takut bila Maura mendengarkan degup jantungnya yang semakin lama semakin tidak bisa dikontrol.

Maura melepaskan pelukannya karena sudah selesai menangis. Saat ia menatap sekitar ia langsung malu karena ditatap teman temannya. Sedangkan Arkan. Cowok itu masih ngeblank.Maura menggoyangkan lengan Arkan. Menyadarkan cowok itu.

"Maaf saya pergi begitu saja,"ucap Maura.

"Eh gapapa.Aku cuma khawatir aja kalau kamu kenapa kenapa.Lain kali jangan gitu lagi ya?"

Maura mengangguk.Arkan menghela napas,cowok itu menarik tangan Maura,ia ingin memberi Maura minuman untuk menenangkan hati cewek itu.Maura meneguk air itu sampai habis.

"Terima kasih,"ucap Maura tulus.

Entah mengapa saat Maura memeluknya dan mengucapkan terima kasih Arkan merasa itu sebagai keajaiban dunia.Perlakuan kecil tapi berdampak sangat besar bagi Arkan.Geo hanya bisa melihat dari jauh.Cowok itu tidak berani mendekat meskipun ia ingin sekali mengutarakan perasaanya saat ini.Perasaan yang ia pendam lama.Namun sepertinya sekarang sudah tidak mungkin lagi.

Sepertinya Maura ingin membuka hati untuk Arkan.Cowok itu benar benar sabar menghadapi Maura.Mungkin sebaiknya Geo merelakan saja.Tanpa Geo sadari Maura sempat meliriknya sekilas.Mereka sebenarnya sama sama kacau namun tidak berani mengungkapkannya saja.

Maura menghela nafas kasar.Ia duduk di sofa ditemani dengan Arkan.Satu satunya orang yang berani mendekatinya.Lagi pula di sekolah Maura hanya dekat dengan sahabatnya,Jessica.Melihat jasad Jessica membuat hatinya hancur meskipun hanya melihat dari jauh.

"Ra ayo,"ucap Arkan.Cowok itu mengulurkan tangannya.Sudah saatnya.Mereka lalu berkumpul dan mengucapkan salam perpisahan untuk Jessica.Mungkin ini tidak mudah bagi Maura dan Geo.Sangat sangat berat mengingat alasan Jessica melakukan itu karena mereka.

***

Maura mengabaikan permintaan Haykal untuk kembali ke mobilnya setelah satu jam.Maura hanya ingin menenangkan diri.Cewek itu tidak ingin ditemani siapapun termasuk Arkan.Maura berjalan,terus berjalan seperti yang biasa dilakukannya ketika sedang ada dalam masalah meskipun ujung ujungnya ia tersesat Maura tidak peduli.

Maura naik ke atas bukit mencari ketenangan dan kedamaian.Maura duduk di tepi bukit sambil menatapnya pemandangan yang begitu indah.Maura menghirup nafas dalam dalam dan menghembuskannya.Maura ingin merasakan hidup.Selama ini masalah selalu mendatanginya.Satu masalah selesai satu lagi akan muncul.Satu masalah selesai satu lagi akan muncul.

Maura sampai lelah menghadapinya bahkan Maura sering kali lari dalam masalah bukannya menyelesaikannya Maura malah membuat masalah itu makin rumit.Maura mengayunkan kakinya.

Cewek itu perlahan merasa tenang.Sepertinya ini adalah cara terbaik untuk menenangkan diri.Mengapa Maura baru menyadarinya sekarang?ini lebih baik daripada ia yang berlari tanpa arah sambil menyalahkan dirinya sendiri.

Maura mendengarkan suara langkah mendekat.Cewek itu menoleh dan menatap seorang pria dengan pakaian hitam yang mengikutinya sedari tadi.Maura berdiri cewek itu tidak ingin menatap pria di depannya ini.

Saat Maura ingin pergi Geo menghadangnya.Mungkin kali ini saat yang tepat.Meskipun mereka baru saja kehilangan orang yang mereka sayangi namun Geo benar benar tidak memiliki waktu.Sebelum Maura terlalu jauh.

"Ra gue mau ngomong."

Maura melipat tangannya di dada namun cewek itu tetap diam tidak menjawab.

"Tolong kasih gue waktu buat ngomong serius."

"Saya tidak punya waktu untuk anda.Lebih baik anda yang pergi atau saya yang pergi?"

"Ra tolong kali ini aja."

"Saya tidak peduli omong kosong."Maura menabrak bahu Geo lalu meninggalkannya.Namun lagi lagi Geo tidak menyerah.Cowok itu menghadang Maura lagi.Maura berdecak.Cewek itu benar benar tidak ingin Geo berada di depannya.Maura ingin mengusir Geo sejauh mungkin bahkan sampai hilang di telan bumi.

"Tolong jangan halangi jalan saya."

"Kasih kesempatan sekali aja."

"Saya tidak mau dan saya tidak akan pernah mau mendengar kata kata anda.Jadi tolong menjauh dari kehidupan saya sejauh mungkin sampai saya tidak melihat wajah anda lagi."

Kata kata Maura memang sangat pedas.Namun Maura tidak peduli.Maura menatap Geo dengan tajam.Kali ini benar benar akan memperingatinya.

"Tolong jauhi saya itu kesempatan terakhirnya sebelum saya sendiri yang menghilang dari hadapan anda."

Maura menghempaskan tangan Geo.Cewek itu meninggalkan Geo untuk kesekian kalinya.Maura sudah lelah dengan semuanya.Jika saja Maura menuruti kemauan Jessica untuk menjauh dari Geo dan andai saja Maura tidak menyukai Geo mungkin Jessica masih hidup sampai saat ini.

Maura merasa dirinya benar benar bodoh.Maura benar benar membenci dirinya sendiri.Cewek itu berjalan tanpa arah.Maura tahu kemanapun ia melangkah itu pasti bukan hal yang baik.Maura memberhentikan langkahnya.Berjarak satu meter di depannya mobil Haykal terparkir.Cowok itu turun dan menatap Maura dengan galak.

"Telat 30 menit kamu harus kena hukuman!"

Maura benar benar pasrah.Cewek itu mengikuti kemauan Haykal.Apapun.Haykal menutup pintu mobil untuk Maura dan Haykal membawa Maura pergi.Di tengah perjalanan Maura menatap jalanan dengan pandangan kosong.

Maura juga tidak tahu mengapa ia kepikiran tentang ucapannya kepada Geo saat di bukit.Padahal menurut Maura itu hal yang harus Maura lakukan untuk membuat Geo menjauh.Apakah ia salah?tidak menurut Maura apa yang dilakukannya tadi benar.

Maura tidak tahu bahwa perkataanya tadi benar benar fatal.Hati Geo sudah hancur dan Maura bukannya memperbaikinya malah memperburuknya berkali kali.

***

Tbc

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang