Petikan gitar mengalun di sebuah kamar milik seorang laki laki membuat hanyut siapa saja yang mendengarnya. Panggil saja dia Altar. Anak sulung dari Nyonya Alia, seorang pengusaha terkenal. Siapa sih yang tidak kenal Nyonya Alia? Pengusaha yang cantik dan begitu ramah. Selain Altar, Nyonya Alia memiliki seorang anak perempuan yang masih berumur 9 tahun bernama Azhari Yuan. Adik dari Altar Yuan.
Altar menghentikan petikan gitarnya ketika mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya. Baru saja ia berdiri hendak membukakan pintu, pintu tersebut sudah terbuka menampilkan wanita paruh baya yang tersenyum hangat pada anak sulungnya itu.
"Loh bunda kapan pulang?" Tanya altar sambil mencium punggung tangan sang bunda.
"Bunda baru dateng bang, gimana kamu sama Zhari? Dia nggak nakal kan?" Jawab Alia lalu tersenyum.
"Abang sama Zhari baik baik aja kok bunda, tapi kok bunda pulang sekarang? Bukan nya minggu depan ya bun?" Mendengar itu, Alia langsung tertawa sambil mengacak acak rambut putra sulung nya itu.
"Kamu gak seneng bunda pulang cepet? Abang kan besok udah mulai sekolah. Bunda ambil cuti seminggu, bunda tau kamu paling gak bisa bangun pagi kalo abis libur panjang, apalagi ditambah ngurusin Zhari. tapi minggu depan bunda pergi ke Surabaya lagi sekitar dua minggu, abang bisa kan jagain Zhari? Bisa kok, bunda percaya sama kamu." Jelas Alia sambil mengedipkan sebelah mata nya.
Altar tahu bunda nya sibuk, dan Altar tidak pernah menyukai itu. Tapi dia tidak pernah protes apapun yang di kehendaki bunda nya. Kadang dia merasa jenuh dengan peraturan peraturan yang bundanya buat sendiri. Tapi begitulah Altar, sulit mengungkapkan apa yang ia rasakan sendiri. Bukan tidak berani, hanya saja ia takut salah berbicara dan malah melukai.
"Iya, bunda, abang bisa jagain Zhari." Ucap Altar memaksakan senyumnya.
"Abang masih suka main musik sama temen-temen abang?" Tanya Alia sedikit membenarkan posisi duduknya.
"Masih, bun." Altar menjawab malas.
"Tapi kamu beneran gak ada niat buat jadi pemain musik kan bang? Abang mau nerusin usaha nya ayah kan?" Tanya Alia menggebu gebu.
"Liat nanti aja bun."
Altar paling tidak suka bunda nya bertanya tentang itu. Tentu saja karena ujung ujung nya pasti membahas tentang dirinya yang harus meneruskan perusahaan bunda nya itu. Dan Altar belum ada niatan untuk itu.
"Yaudah bunda ke kamar dulu ya," ucap Alia.
"Iya bun," Altar sudah tidak mood berbincang dengan bunda nya itu.
Setelah Alia keluar dari kamar Altar, Altar langsung memejamkan matanya. Ia sangat kelelahan karena tadi siang ia menghabiskan waktu untuk latihan band di rumah teman setongkrongannya.
Tak selang beberapa menit, Altar kembali terbangun akibat ulah sang adik perempuan nya yang tiba tiba masuk ke kamarnya.
"Abaaaaaaaaaang buku PR aii ilaanggg!!!! Abang yang ngambil yaa kaan?" Teriak Azhari sambil masuk ke kamar kakaknya.
"Ya ampun aii yang ngajarin masuk kamar orang sambil teriak teriak siapa sih?" Kesal Altar
"Ya abang sih, mana buku PR ai? Ai mau ngerjain PR matematika bang, eh sekalian abang yang ngerjain deh. Eheheee"
"Kerjain sendiri! Buku PR lo di meja belajar gue." Altar melongos keluar kamar
"Ih bang Aal! Awas aja lo."
*****
Assalamualaikum wr wb.
Gimana menurut kalian??
Penulis awam ini butuh apresiasi gaesss
Heheee:)
See u ya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
FRUMOS ( End )
Teen FictionTAHAP REVISI !!! ___________________________________ "Lo ikut ektra seni?" "Iya" "Gak ada tampang seni nya." "..." Bukan tentang perkataan, tapi tentang perasaan. kisah tentang laki laki yang mencintai seorang perempuan namun tidak tahu cara menyamp...