Siang harinya, tepat pukul 2.00, bel pulang sekolah berbunyi. Ekskul seni tentu saja ikut membubarkan diri. Waktu mereka, mereka habiskan sepenuhnya untuk latihan. Latihan di sanggar untuk seni musik dan tari, di ruang seni untuk seni lukis dan kriya, di aula untuk seni sastra dan seni teater juga anak musik yang ditugasi untuk mengiringi drama.
Varuna dan Rara hendak bergegas ke kelas untuk mengambil tasnya yang memang berada di ruang kelas. Namun langkah nya terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Runa!"
"Iya Kak Al?" Jawab Varuna kepada orang yang memanggilnya, Altar.
"Pulang bareng gue ya. Gue ke kelas dulu ambil tas, terus jemput lo di kelas lo. X MIPA 3 kan?" Varuna mengangguk mengiyakan.
Altar pun bergegas meninggalkan Varuna.
"Na! Ceritain ke gueee!!" Rengek Rara yang memang sedari tadi menyimak keduanya.
"Iya nanti gue ceritain mak! Lo main ke rumah gue aja gimana? Nanti sore. Atau malem? Nginep." Tawar Varuna.
"Oke gue coba izin nginep nanti." Jawab Rara semangat
"Good babe." Varuna mengacungkan jempolnya.
Sesampainya Varuna dan Rara di kelas, mereka langsung menyambar tasnya dan menyampirkannya di pundak.
"Lo pulang sama siapa Ra? Tanya Varuna.
"Sendiri, bawa mobil gue." Jawab Rara santai.
"Wih berat dong?" Canda Varuna.
"Nyetir maksud gue maesarooohh nyetir! Dasar pinter!" Sewot Rara.
Varuna tertawa. "Iya deh kucing garong pms."
Diluar kelas, Altar tengah berdiri menunggu Varuna.
"Hai Kak." Sapa Rara.
"Hai Rara." Balas Altar. "Na, ayo! Rara, duluan ya."
"Iya hati hati Kak, Na." Rara melambaikan tangan, begitu juga dengan Varuna.
Sesampainya di parkiran, seperti pada kebanyakan laki laki, Altar membantu Varuna memakai helmnya. Jelas Varuna terkejut. Tindakan Altar sukses meluluh lantahkan hati Varuna.
Beberapa detik Varuna mencoba menetralkan degup jantungnya. Berhasil.
Altar yang hendak menaiki motornya tiba tiba mengurungkan niat nya saat mendengar kalimat dari Varuna.
"Kak, gue mau nanya dong." Ujar Varuna.
"Gue? Bukan Runa nih?" Tanya Altar.
"Sama aja kali." Sebal Varuna.
"Beda! Pake Runa lebih manis tau." Goda Altar.
"Apaan sih! Sama aja kak. Kemaren kan cuma-"
Altar memotong ucapan Varuna. "Jadi gue apa Runa nih?"
"Gue!" Ucap Varuna kesal.
"Yaudah gue, mau nanya apa?" Tanya Altar sok serius.
Varuna mendengus tetapi tak bisa menahan tawanya. "Ih bukan gitu kak! Receh banget sih." Varuna berujar di tengah kekehannya. Altar ikut terkekeh juga tertawa ringan.
"Yaudah. Kamu mau nanya apa?" Tanya Altar lembut.
"Waktu kakak jalan sama Nabil, kakak ngapain aja sama dia?" Varuna menggigit bibir bawah nya.
Altar tersenyum. "Cuma makan sama ngobrol. Kenapa?"
Varuna menggelengkan kepalanya.
"Ngobrolin lo, gue nanya nanya tentang lo ke dia. Sebelum nya gue bingung harus ngelakuin apa sama lo, tapi setelah gue ngobrol sama dia, gue emang seharusnya minta maaf dan terus terang aja soal perasaan gue." Jelas Altar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRUMOS ( End )
Teen FictionTAHAP REVISI !!! ___________________________________ "Lo ikut ektra seni?" "Iya" "Gak ada tampang seni nya." "..." Bukan tentang perkataan, tapi tentang perasaan. kisah tentang laki laki yang mencintai seorang perempuan namun tidak tahu cara menyamp...