11. Muak

42 7 2
                                    

Awalnya aku mengagumimu, Sungguh. Tapi setelahnya, aku menyesal. Entah karena perlakuanmu, atau rasaku yang sedari awal memang semu.

^_^

Pagi berikutnya di hari yang cerah, Varuna bersiap menuju sekolah seperti biasa. Empat hari ke depan, tante Lisa berada di Singapore untuk melakukan interview mengenai desain yang baru saja ia buat. Kini, Varuna sedang berada di depan rumahnya untuk menunggu driver ojek online yang sudah ia pesan sebelumnya. Dengan ramah, Varuna membalas sapaan tetangga tetangganya yang berlalu lalang di depan rumah tante itu. Tak lama setelahnya, ia mendapati laki laki yang sudah ditunggunya, driver ojek online.

"Betul dengan mbak Varuna?" Tanya driver ojek online tersebut.

"Betul Pak. Pak Rudi kan?" Ucap Varuna dengan ramah tersenyum pada sang driver ojek online.

"Iya mbak, mari. Silahkan helm nya di pakai mbak." Ucap Pak Rudi sambil memberikan sebuah helm pada Varuna.

"Terimakasih Pak. Berangkat." Varuna menepuk bahu Pak Rudi.

Pak Rudi pun menjalankan motornya.

Varuna senang, ia bisa melihat keadaan Jakarta pada pagi hari secara langsung tanpa terhalang oleh kaca mobil. Biasanya, ia berangkat sekolah selalu menggunakan mobil bersama tante nya Lisa. Sangat jarang, bahkan tidak pernah. Udara pagi hari memang segar, meskipun polusi asap kendaraan mengontaminasi setidaknya Varuna kali ini merasakan udara Jakarta pada pagi hari. Sedikit bising oleh suara klakson kendaraan yang bersahut sahutan. Sama seperti ia saat berangkat menggunakan mobil.

Setelah sampai di sekolah, Varuna membuka helm, membayar tentunya dan kemudian berterimakasih pada Pak Rudi. Setelah itu, Varuna bergegas menuju kelasnya.

"Na, nanti gue ikut latihan nari modern ya. Gue pengen liat lo nih." Ujar Rara setelah Varuna sampai di kelas.

"Lo mau bolos Ra?" Varuna memicingkan matanya.

"Pelajaran fisika doang. Mau di kelas atau di luar kelas juga hasilnya sama kok. Gak ngerti apa apa." Ucap Rara memerkan deretan giginya.

"Iya bener sih, lo tinggal bikin surat dispensasi aja. Alesan nya ngarang juga gak papa. Santai dong ya. Wkwkwkk" ujar Varuna ikut mengompori. Jiwa bandel keduanya mulai muncul.

"Nah tuh tau. Alesan nya latihan nari lah, emang dia peduli apa gue disananya nari apa siapa aja, enggak kan? Ya nggak?" Rara menanggapi.

"Iya bener banget. Eh udah ngerjain tugas kan lo?" Tanya Varuna.

"Udah gue. Jangan bilang lo yang belom ya!" Ujar Rara.

"Udah dong. Gue sama elo aja lebih rajin gue kali." Jawab Varuna menyombongkan diri.

"What ever." Rara menanggapi malas.

****

"Oke guys sekarang latihan lagi ya. Gue harap kalian fokus semua. Kalo ada yang punya masalah ya cerita aja, jangan di pendem. Hmmmm, Nabila? Udah baikan?" Yola berbicara setelah semua anggota dance group berkumpul.

"Udah gak papa kok kak." Nabila tersenyum. Yola membalas senyum Nabila.

"Eh Al, mulai sekarang nih?" Tanya Yola pada Altar.

FRUMOS ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang