Setelah tiga hari tidak melakukan kegiatan belajar mengajar, siswa siswi SMA Cahaya 01 kembali disibukkan dengan jadwal kegiatan sekolah nya masing masing. Mulai dari anak OSIS yang melakukan penertiban di pagi dan sore hari, kegiatan belajar mengajarpun mulai aktif kembali, juga anak ekskul-ekskul yang melakukan kegiatannya masing-masing di sore hari.
Sore ini setelah kegiatan belajar mengajar selesai, seluruh ekskul seni dikumpulkan. Baik itu seni tari, seni musik, seni rupa, seni sastra, seni teater, dan seni lukis. Mereka tentunya dikumpulkan di tempat yang berbeda.
"Na, ke sanggar tari kan?" Tanya Rara pada Varuna setelah bu Tika guru bahasa Indonesia nya keluar dari kelasnya.
"Iya Ra, tapi gue boker dulu ya. Bilang aja sama ketua ekskul nya gue izin telat. Gak kuat ini udah di ujung." Varuna berdiri sambil memegangi perutnya yang sakit.
"Ya Allah Ra, makanya, gak biasa makan pedes gak usah sok-sokan mau makan pedes deh, sakit kan perut lo?" Cerca Rara gemas. Ia sudah melarang Varuna untuk memakan mie pedas tadi di kantin, tapi Varuna tidak mau menurut dengan alasan ia tak akan kenapa-kenapa karena ia sudah besar dan tidak akan sakit perut ketika memakan makanan pedas. Dan ternyata ia malah sakit perut.
"Gue gak butuh siraman kolbu di sore hari, Ra, perut gue sakit. Gue udah gak kuat Rara." Ucap Varuna hendak berlari saking tidak tahannya.
"Mau gue anter gak, Na?" Rara prihatin melihat temannya itu.
"Gak usah!" Ucap Varuna dan langsung berlari menuju toilet sekolah. Beruntungnya, jarak kelas 10 MIPA 3 ke toilet tidak terlalu jauh. Hanya melewati tiga kelas, lalu belok kiri.
Sementara itu, Rara bergegas menuju sanggar tari. Letak sanggar tari berada di ujung selatan, sedangkan kelasnya berada di utara. Karena letak sanggar tari dengan kelasnya bersebrangan, ia harus menyebrangi lapangan utama sekolah. Tahu kan luas lapangan utama? Dan ironisnya, lapangan utama sedang di pakai oleh anggota ekskul futsal. Dan Rara terpaksa harus berjalan mengitari kelas kelas. Melewati koridor kelas 12 IPS. Betapa Rara ingin menangis saat itu juga. Bagaimana tidak? Sudah harus berjalan jauh, melewati sekumpulan siswa laki laki kelas 12 IPS. Karena malu ia harus berjalan cepet dan menunduk.
Setelah sampai di depan sanggar, Rara tidak langsung masuk. Ia berniat menunggu sahabatnya Varuna. Namun ia dikejutkan oleh Yola, kakak kelasnya yang merupakan ketua ekskul tari itu.
"Loh, kok belom masuk Ra? Yang lain udah di dalem. Masuk aja." Yola menepuk punggung Rara membuat Rara terlonjak saking kagetnya.
"Eh kak Ola, gue nunggu temen gue dulu Kak, Varuna. Dia tadi kebelet boker katanya." Jelas Rara sambil nyengir kuda. Rara dan Yola memang sudah akrab, karena Rara dan Yola memang bertetangga. Meskipun agak jauh.
"Oh, Varuna anggota baru, Ra?" Tanya Yola lagi.
"Iya Kak, noh orang nya!" Rara menunjuk ke arah Rara dengan mengangkat dagu nya.
"Subhanallah, Ra. Capek banget gue, jauh banget. Mana di godain kakak kelas lagi." Varuna berjalan lamban ke arah Rara sambil mengusap peluh nya akibat berlari lari.
"Udah bokernya, Na?" Bukan Rara yang bertanya, tetapi Yola.
"Eh Kak, udah kok." Varuna berubah menjadi seperti orang pendiam. Dia menanggapi Yola dengan menundukkan kepalanya.
"Yaudah yuk masuk. Keburu sore." Putus Yola dan langsung Di angguki oleh keduanya.
****
Setelah kumpul selesai, seluruh anggota ekskul tari Di bubarkan dan dipersilahkan untuk pulang ke rumahnya masing masing. Berhubung waktu juga sudah sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRUMOS ( End )
Teen FictionTAHAP REVISI !!! ___________________________________ "Lo ikut ektra seni?" "Iya" "Gak ada tampang seni nya." "..." Bukan tentang perkataan, tapi tentang perasaan. kisah tentang laki laki yang mencintai seorang perempuan namun tidak tahu cara menyamp...