7. Senin Sial?

69 9 0
                                    

Sungguh menggelitik bila ku simpulkan kau menyukaiku, hanya karna kau memberi perhatian kecil padaku. Tanpa maksud tertentu. - Varuna

^_^

Tiba lah di hari senin dimana para siswa SMA Cahaya 01 melakukan rutinitas yaitu upacara bendera di lapangan utama yang begitu menguras keringat para siswa.

Siapa sih siswa yang bersemangat upacara? Sudah panas, pegal karena terlalu lama berdiri, mendengarkan pembina upacara yang temanya tidak pernah ganti pula. Istilah lebay nya sih upacara = menderita.

Tapi ternyata, ada yang lebih menderita dibanding upacara. Ya, terlambat di hari senin. Untuk pertama kalinya Varuna terlambat ke sekolah. Dan alasan nya cukup klise, bangun kesiangan.

Saat Varuna tiba di sekolah, gerbang sudah tertutup. Varuna melihat Pak Toto yang masih berjaga di pos satpam.

"Pak maaf saya terlambat, saya masih boleh masuk kan Pak?" Ujar Varuna memelas.

Pak Toto membuka gerbang.

"Bagus, satu pasang. Yang satu kesiangan ditambah harus ngurusin adeknya. Kamu? Kesiangan ditambah ngurusin buyutmu?"

Varuna tidak mengerti apa yang dikatakan Pak Toto satu pasang. Padahal ia kan hanya sendiri.

"Saya kesiangan doang kok Pak, gak ditambah ngurusin buyut saya kok. Saya kesiangan karena gak ada tante saya. Tante saya lembur di butiknya. Jadi gak ada yang bangunin saya." Jelas Varuna.

"Heleeehhh, klise. Sini ikut saya!" Pak Toto berjalan dan dibuntuti oleh Varuna. Ia baru pertama kali terlambat, jadi ia tak tau apa yang akan menjadi hukumannya hari ini.

"Pak Hadi, ada satu lagi yang terlambat Pak, siswi kelas 10." Ujar Pak Toto setelah membuka ruang pencatatan.

"Silahkan isi terlebih dahulu di buku pencatatan. Nama, kelas, kesalahan, dan alasan kenapa kamu melakukan kesalahan tersebut!" Ujar Pak Hadi,

"Dan kamu, mau berapa kali lagi kamu terlambat? Sampai lulus? Saya heran dibuku catatan kesalahan siswa, nama kamu paling banyak terlambat. Dan anehnya selalu setiap hari senin." Ujar Pak Hadi pada seorang laki laki yang juga terlambat sama seperti Varuna.

Sambil mencatat, Varuna mendengarkan ucapan Pak Hadi yang sedang memarahi siswa yang terlambat. Kini ia mengerti yang dimaksud Pak Toto satu pasang.

Gue juga pasti bakal di marahin kayak gitu. -batin Varuna.

"Kamu! Selesai menulisnya? Sini!" Pak Hadi memanggil Varuna. Sontak Varuna terlonjak saking kagetnya.

"Iya Pak." Jawab Varuna.

Varuna menatap laki laki yang juga terlambat sama seperti dirinya. Mengapa harus bertemu lagi dengan keadaan memalukan sih?

Lagi lagi laki laki itu ialah Altar. Mengapa akhir akhir ini mereka berdua selalu bertemu ya? Entahlah, mungkin mereka jodoh.

"Kamu kenapa terlambat Varuna?" Ucap Pak Hadi melihat papan nama yang dipakai Varuna.

"Maaf Pak, saya kesiangan. Tante saya gak ada di rumah. Jadi saya tidak ada yang membangunkan." Jelas Varuna.

"Berarti kamu tidak sholat subuh?" Tanya Pak Hadi lagi.

Varuna sontak menggeleng.

"Bagus!! Kalian cocok!"

"Kalian tau kalian anak SMA?" Tambah Pak Hadi.

"Tau Pak." Jawab Varuna dan Altar.

"Ya sholat aja di tinggal. Dosa lek lek!" Pak Hadi geleng geleng kepala.

FRUMOS ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang