4. Ekskul Seni (2)

98 12 4
                                    

Keesokan harinya sesuai dengan kesepakatan masing masing ekskul seni, yang terpilih untuk mengisi acara dies natalis sekolah akan dikumpulkan kembali di Ruang aula atas.

Saka, laki laki yang sekarang menjabat sebagai koordinator ekstra seni telah mengatur konsep penampilan yang akan ditampilkan untuk dies natalis nanti. Sedikit sulit memang, menggabungkan semua seni untuk dapat mempersembahkan sesuatu yang berkesan. Ia ingin nanti nya persembahan yang dipersembahkan akan menjadi moment yang tidak akan terlupakan oleh seluruh warga sekolah. Dalam artian, ia ingin mempersembahkan sesuatu yang Spektakuler. Semoga saja apa yang ia konsepkan sesuai harapan.

Sore ini seluruh anggota ekskul seni yang kemarin sudah terpilih tengah berkumpul di Ruang aula atas. Tak terkecuali Rara dan Varuna. Agenda mereka sore ini adalah mendiskusikan konsep apa yang akan Di tampilkan untuk dies natalis nanti.

"Oke sebelum nya hallo guys gue Saka kelas 12 MIPA 1. Gue disini sebagai koordinator ekstra seni. Gue rasa kita baru ketemu hari ini karena sebelum nya kita emang gak ada event yang bikin kita harus kumpul gini. Mungkin sebagian udah ada yang kenal gue tapi sebagian lagi belom kan? Gue rasa kalian juga belom saling kenal satu sama lain. Gue memaklumi itu. Tapi seiring berjalan nya waktu semoga kita bisa cepet saling kenal dan akrab. Untuk sementara ini, gue minta masing masing ketua ekskul seni memperkenalkan diri. Setidaknya kalo ada apa apa dan belom kenal satu sama lain kalian bisa koordinasi sama ketua nya." Jelas Saka panjang lebar. Lalu setelah itu masing masing ketua ekskul memperkenalkan diri.

"Gue Dita, kelas 11 MIPA 2, ketua ekskul seni lukis."

"Gue Adit, kelas 12 IPS 1, ketua ekskul seni rupa dan kriya."

"Gue wardhanu, kelas 11 bahasa 3, ketua ekskul seni sastra. Sedikit promosi, kalian boleh order buku novel sejarah karya gue ya, thanks."

"Si kampret malah promosi." Ujar seorang temannya yang tak tak diketahui namanya itu.

"Sekalian bro. Lanjut deh kak." Sanggah wardhanu.

"Hai guys, gue Yolanda, panggil aja Yola. Gue duduk di kelas 12 MIPA 1 dan kebetulan sekelas sama kaka ganteng koordinator seni kita, hehee" katakanlah memang Yola adalah orang yang humble dan ceria. Siapa pun betah berlama lama mengobrol dengan nya.

"Gue Salma kelas 12 Bahasa 1. Ketua ekskul seni teater."

"Hai. Gue Altar Yuan. Dari kelas 11 MIPA 2, menjabat sebagai ketua ekskul seni Musik. Sedikit paparan, gue ngambil anggota banyak karena seni Musik bakal di bagi menjadi 2 yaitu Musik modern dan Musik tradisional. Thanks."

"Ra, kok ada pangeran gue Ra? OMG!!!" Bisik Varuna pada Rara.

"Kaget kan lo. Gimana kejutan gue?" Rara mengangkat satu alisnya.

"Jadi yang lo maksud kejutan kemaren itu Kak al-" ucapan Varuna lagi lagi harus terpotong akibat ulah Rara yang membekap mulutnya.

"Iya gak usah berisik deh lo." Lalu mereka kembali memperhatikan Saka yang sedang berbicara Di depan.

"Oke guys sekilas aja tentang mereka, jadi yang pertama ada Dita, dia adalah satu satunya siswi SMA Cahaya 01 yang mendapatkan peringkat pertama pada lomba melukis se Jakarta. Yang ke dua ada Adit, dia calon arsitek. Udah dapet beasiswa kuliah di Jepang. Dia udah bikin sebuah karya seni kriya berupa miniatur bangunan yang dia desain sendiri. Kemudian ada dhanu, ya dia emang penulis yang keren. Dia penulis novel sejarah. Udah 3 buku yang berhasil dia terbitkan. Lalu ada si Cantik Yolanda, primadonanya kelas gue, haha. Dia pinter banget nari guys, dia udah pernah di undang ke Malaysia buat tampil tari tradisional. Dan salma si ratu drama, keren banget dia akting nya. Terakhir ada pemusik kita Altar, dia juga udah sering ngeband kok, suka cover lagu juga. Cek ig nya aja ya." Jelas Saka. Bukan tanpa maksud, ia memaparkan hal tersebut dengan tujuan supaya anggota lain dapat termotivasi.

FRUMOS ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang