Prologue

122K 6.2K 78
                                    

Pria itu berjalan lesu melintasi lobby utama Menara 201. Suasana pagi hari yang cukup ramai di lobby gedung membuat pasang mata yang menangkap sosoknya memandanginya dengan sesekali berbisik satu sama lain. Seharusnya ia menghindari berpapasan dengan karyawan penghuni gedung perkantoran ini yang terkenal dengan mulut besarnya. Andai tidak ada persidangan di pagi ini, tentu ia berangkat lebih siang dari jam masuk.

Menara 201 tidak hanya terkenal akan keindahan arsitekturnya yang bergaya futuristik, menara perkantoran itu lebih terkenal dengan julukannya sebagai 'gudangnya pria tampan metropolitan.' Gedung yang sejatinya adalah sebuah gedung perkantoran 50 lantai di selatan kota Jakarta itu berisi puluhan kantor, termasuk beberapa firma hukum besar di Indonesia. Brata & Partners-biasa disebut B&P-salah satunya. Firma hukum ternama yang termasuk dalam Top 10 Law Firm selama 5 tahun berturut-turut itu mengambil lokasi di Menara 201. Bagi para karyawan yang mengais pundi-pundi di Menara 201, nama firma hukum B&P tentu sangat terkenal, di mana jajaran advokat perlente bersarang di dalamnya dengan wajah yang teramat serius bila sudah berhadapan dengan pasal-pasal atau kontrak perjanjian namun berwajah manis bila sudah berhadapan dengan lawan jenis. B&P terkenal dengan gudangnya casanova gedung ini.

Ada satu nama yang cukup lekat di telinga karyawan yang berkantor di Menara 201 sebagai advokat muda berbakat yang sosoknya terpampang di laman website B&P. GOD, senior associate muda berparas menawan, yang berkantor di lantai 20. Pria itu, Genta Orion Dhaneswara. Genta nama panggilannya, meski kebanyakan perempuan penghuni Menara 201 sering memanggilnya dengan inisialnya saja-GOD. Nama GOD dirasa tepat disandangkan untuknya sebagai pria pemilik testosteron berlebih, sekaligus salah satu pemancar aura karismatik yang luar biasa kentara di Menara 201. Meski bukan yang paling tampan, namun dengan mata telanjang, baik kaum hawa maupun kaum adam akan mudah mengakui bagaimana pesona Genta.

Reputasinya cukup gemilang pada karier dan juga kehidupan sosialnya. Di dunia advokasi, Genta dikagumi karena di usianya ke-28 ini sudah berhasil menjadi senior associate di B&P. Tentu menjadi sebuah nilai plus yang membuat para perempuan makin terpikat dan jatuh dalam pesona mantan cassanova itu, meski sudah tahu mereka akan kalah saing dengan kekasihnya-lebih tepatnya mantan kekasih yang baru saja putus darinya-itu. Genta sedang menjadi topik hangat tak hanya bagi karyawan Menara 201, melainkan netizen di Indonesia. Berita tentangnya selalu muncul di explore Instagram 5 hari terakhir. Kisah cintanya bersama sang artis layar lebar berakhir mengenaskan. Hubungannya dengan Karenina Syach* dikabarkan kandas sejak 5 hari lalu.

Di usianya yang hampir kepala 3, Genta digadang-gadang akan menikah tahun ini setelah menjalin kasih 3 tahun bersama sang aktris berparas ayu. Namun rencana besar itu kandas kala Karenina mengumumkan secara tidak langsung putusnya jalinan kasih di antara mereka dengan mengunggah potret mesra dengan pria lain yang merupakan kawannya di dunia entertain.

Genta baru saja tiba di kubikelnya. Ia merebahkan diri di kursi kantor hitam kebesarannya. Matanya menyapu meja yang tampaknya baru saja dilap menggunakan cairan pembersih. Di sekat kubikelnya terpasang papan besi berukiran inisial namanya-GOD-yang membuat orang lain iri ingin memiliki inisial itu. God yang berarti Tuhan / Dewa dalam Bahasa Inggris, justru menjadi inisial kebanggaan Genta yang kerap menjadi panggilannya juga. Bagi para penghuni Menara 201 yang tergabung sebagai klub pemujanya, nama GOD sungguh sepadan untuk Genta. Dia bagaikan Hermes yang sedang menjelma menjadi manusia dan kebetulan berkantor di Menara 201. Dia bagaikan Themis dalam wujud pria pada saat membela kliennya di persidangan. Dia sungguh dewa pujaan banyak perempuan di gedung ini.

Waktu Genta tak banyak. Ia harus segera membereskan berkasnya untuk kemudian melaju ke pengadilan negeri Jakarta Selatan. Namun, bukannya ia mulai membereskan, ia justru duduk termenung sembari memijit pangkal hidungnya. Pria itu tengah menimang sesuatu yang penuh risiko. Sebuah gambling besar harus ia putuskan. Dengan penuh pertimbangan matang, ia meraih ponsel pintarnya lalu mengetikkan beberapa kalimat.

G.O.D.: Ne hari ini lembur?

Ariadne: Blm tau. Knp?

G.O.D.: Bisa ketemu pulang kantor?

Ariadne: Halah belum cukup 4 hari curhat berujung mabok trs ngungsi di apt gue?

G.O.D.: Ga ne. Ini beda, gue ga mau minum

Ariadne: Hass alasan. Yaudss di omega aja ya tp biar ga jauh dr kantor gue. Awas klo ujung2nya pesen minum, gue tinggal

G.O.D.: Ok

Genta menghembuskan napasnya kasar. Hanya Ane** yang bisa ia harapkan. Ia sadar, hanya sahabatnya itu yang mampu membereskan segala kekacauan yang ia perbuat. Sudah 20 tahun mereka bersahabat. Selama itu pula segala kekacauan yang dibuat oleh Genta selalu dibereskan oleh Ane. Ane selalu menjadi tamengnya, menjadi pelindungnya, menjadi tumpuannya, dan selalu menjadi pelita dari setiap huru-hara yang Genta ciptakan di masa muda. Dan Genta tahu, sebesar apa pun kesalahan yang ia ciptakan, perempuan itu tak kan mampu menolak pintanya. Dan kali ini, untuk yang kesekian-ratus-kalinya, ia akan meminta tolong hal besar padanya.

***

* Baca Let It Pass.

** Tokoh Ane dibaca /a-ne/ bukan /eyn/ dengan pelafalan e seperti kata emas.

***

Welcome to my new story!

Setelah hiatus 8 bulan, aku memutuskan untuk kembali lagi melanjutkan cerita ini. Kalau teman-teman membaca di tanggal 1 Oktober 2020 atau setelahnya, selamat, teman-teman sudah membaca versi baru dari cerita ini. Cerita ini aku rombak habis dari ide yang lalu.

ENJOY!

The Only Exception [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang