23. Best Friend with Benefit

41.7K 3.9K 260
                                    

"Gue minta tolong lo ya, Pril," kataku setelah menjelaskan rinci apa yang harus dia lakukan untuk perpanjangan PP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue minta tolong lo ya, Pril," kataku setelah menjelaskan rinci apa yang harus dia lakukan untuk perpanjangan PP. PP atau Peraturan Perusahaan harus diperpanjang setiap 2 tahun sekali. Dan akhir tahun ini, perusahaan Next sudah harus melakukan perpanjangan lagi.

"Berarti ini gue tinggal siapin SIUP, NPWP perusahaan, sama sertifikat BPJS dong ya?"

"Yoi. Ini yang gue centang tandanya udah gue siapin ya. Semua ada di map ini. Tinggal skala upah ini, masih proses tanda tangan Mas Bos," jawabku.

"Sip. Emang ada peraturan yang berubah ya?"

"Penambahan doang sih dari tim IT. Sama gue naikin beberapa pelanggaran dari semula tingkat 1 langsung ke tingkat 3."

"Kejam ini ibu GM."

"Heh memang lo rela pelaku pelecehan cuma dapet teguran doang? Gue sudah muak banget ngurusin itu-itu terus. Kita kurang tegas Pril selama ini. Biar cowok-cowok timpro bisa jaga attitude ke anak magang lah," jelasku.

"Bener sih. Yaudah deh. By the way, nanti sore ikut nggak lo?" tanya April padaku. Sore nanti April mengajak seluruh tim HR untuk Friday night bersama di restoran dekat kantor. Namun aku harus absen karena malam ini adalah acara pertemuan keluargaku dengan keluarga Dika, calon suami Anya.

"Kan gue udah bilang, nggak bisa gue. Masa nggak dateng ke acara Anya," jawabku.

"Yaudah deh. Bye, lo bakal melewatkan momen keseruan tim HR."

"Nanti cerita-ceritain yaa. Spill kalau ada isu-isu baru seputar kepegawaian. Gue mau interview kandidat pengganti gue dulu nih."

"Siap. Semangat Ane-ku! Semoga dapet yang cocok untuk bisa mengisi kekosongan kursi dept head external yang lo khianati itu," katanya yang kubalas kekehan.

Aku kembali ke ruanganku. Seketika aku teringat akan cincin pernikahanku yang sudah lama kutaruh di laci meja. Sudah lama aku tidak memakainya. Sepertinya sekarang aku harus memakainya lagi agar tidak dicurigai saat makan malam nanti. Untungnya cincin itu masih ada di laci teratas mejaku. Cincin emas putih dengan berlian Eropa kecil sebagai matanya. Di cincin itu tercetak inisial Genta yang selalu ia banggakan, G.O.D. Sedangkan di cincin Genta tercetak inisial namaku, A.A. Cincin ini sangat sederhana, tanpa ornamen tambahan atau pahatan-pahatan cantik seperti cincin kawin kekinian. Aku sama Genta sama sekali tidak mempermasalahkan perihal cincin. Hanya saja waktu itu memang berlian Eropa yang digunakan sebagai mata cincin kami, berlian perhiasan dari almarhumah ibu Genta yang Papa Bima berikan kepada kami sebelum kami memesan cincin.

Aku menatap jari manisku yang kembali dilingkari cincin pernikahan. Sepertinya aku semakin kurus sejak hari aku melepas cincin ini. Cincin ini kini terasa longgar di jari manisku. Mungkin semenjak aku persiapan hingga menjadi GM ini, aku menjadi lupa waktu untuk makan. Atau mungkin pikiranku terlalu banyak akhir-akhir ini. Entahlah, aku tidak tahu.

The Only Exception [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang