♦Chapter6

51.5K 985 42
                                    

Natasha mendengus pelan, hari minggu harusnya menjadi hari yang paling di tunggu tunggu oleh siapapun namun hari minggunya kali ini benar benar tidak menyenangkan.

Sebenarnya dalam satu sisi hatinya kegirangan namun sisi lainnya tetap mempertahankan egonya, Natasha memasukan beberapa camilan kedalam keranjang belanjaannya.

Pagi pagi begini dirinya sudah bergegas ke minimarket dekat rumahnya, tidak sendirian pastinya karena dirinya bersama Raffa.

"Beli coklat Princess, biar kamu nggak cemberut mulu."
Titah Raffa sambil mengambil beberapa batang coklat di rak minimarket.

"Gue gamau makam coklat pagi pagi."
Jawab Natasha ketus, sebenarnya dalam hati terdalamnya ia sangat ingin memeluk Raffa.

"Kan mas cuma nyaranin, jangan di kembaliin beli aja siapa tau mas butuh buat camilan."
Natasha mengurungkan niatnya untuk mengembalikan berbagai macam coklat itu.

"Udah ah belanja sama lo emang ribet suka banget ngatur."
Natasha mendahului Raffa, jantungnya sedari tadi berdegup kencang seperti saat dulu ia menyukai kakaknya itu.


Meski nyatanya perasaan itu masih utuh sampai sekarang.

"Bahaya, gue gaboleh kebablasan lagi."
Gumam Natasha sambil menunggu kasir memasukan belanjaannya kedalam plastik.

"Makasih."
Ucap Natasha ketika belanjaannya selesai di masukan kedalam plastik.

"Mau langsung pulang atau jalan jalan?."
Natasha sebenarnya sangat ingin jalan jalan namun sisi gengsinya kembali menunjukkan wajahnya.

"Capek gue, balik sekarang."
Raffa hanya mengangguk.

Dengan menunjukkan cengiran khasnya, Natan sama sekali tak gentar ketika Raffa terang terangan menatapnya tidak suka.

"Lo kesini? Ngapain?."
Tanya Natasha bingung, Natan tiba tiba mengeluarkan sebuket bunga mawar merah kesukaan Natasha.

Natasha diam diam menahan senyumannya, bocah tengil itu pasti mau usil lagi pagi pagi begini.

"Happy weekend baby Nata, Natanya Natan."
Lagi lagi Natan menunjukkan cengiran khasnya, Natasha tertawa geli melihat sikap sok romantis Natan. Tapi ia akui Natan memang jago dalam hal seperti ini.

"Makasih loh, btw yuk masuk."
Seakan lupa bahwa sedari tadi ada makhluk tampan lainnya yang sedang memperhatikan mereka berdua, Natasha dan Natan memasuki rumah tanpa memperdulikan Raffa.

"Awas lo bocah."
Geram Raffa sambil mengepalkan tangannya.

"Mau minum apa Natan?."
Tanya Natasha lemah lembut.

Natan terpaku dengan senyuman Natasha yang kini sedang menata camilannya di atas meja.

"Apa aja deh yang penting jangan kopi sianida, solanya gue belum kawin sama lo hehe."

Natan mendapat hadia tabokan dari Natasha, ada saja tingkah anak ini untuk membuat Natasha kesal sekaligus tersanjung.

"Bentar ya gue ambilin minum."
Natan mengangguk angguk.

Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang