WARNING!!
jangan lupa untuk meninggalkan jejak vote dan komen ya.Terimakasih dan selamat membaca:)
♥Merangkak malas, tangan mungilnya memukul keras alarm yang sedari tadi berbunyi tanpa kejelasan bak hubungannya dengan Raffa, di sebut pasangan mereka belum resmi jadian, di sebut kakak beradik namun perasaan mereka tidak sesederhana itu.
Pukul 23.45, matanya yang sayu langsung terbuka lebar setelah kilatan petir menyambar dan mengeluarkan bunyi yang begitu keras.
Kebiasaan.
"Astagfirullah!!."
Meringkuk di dalam selimut, tubuhnya bergetar hebat sudah lama sekali tidak turun hujan di sertai petir dan angin kencang. Natasha hampir menangis, dia ingin memanggil Raffa namun teringat hari ini Raffa izin pulang terlambat karena urusan kantor.
"Jangan panik, jangan panik." Natasha terus terusan menenangkan dirinya sendiri.
Decitan pintu kamar membuat Natasha diam, dia mengatupkan mulutnya rapat rapat, takut takut kalau yang masuk adalah maling. Jalan ninjanya hanyalah berpura pura pingsan atau mati, agar selamat.
Ranjangnya sedikit bergoyang, seseorang ikut berbaring masuk ke dalam selimut. Tangan besar merengkuh pinggang Natasha, di tariknya mundur.
"Sssttt,,
"Sayang bisa tidur?." suara yang familiar, tubuh Natasha yang sedari tadi tegang akhirnya mulai rileks.
Natasha menggeleng, dia merasakan hembusan hangat yang menjalar di sekitar tengkuknya, kecupan demi kecupan kecil Raffa berikan di sepanjang tengkuk Nata. Gadisnya sedikit gusar, menggelinjang tidak nyaman, atau mungkin malah terlalu nyaman.
"Mas buru buru pulang, di kantor udah hujan lebat soalnya, mas langsung kepikiran kamu di rumah."
Senyum kecil terbit di bibir manis Natasha seperti bulan sabit, sebahagia ini di prioritaskan.
"Nata udah besar, nggak terlalu takut lagi sama petir." bohongnya.
Raffa terkekeh, jelas jelas dari gerak gerik Natasha saja sudah terlihat jika dia sedang ketakutan. Wanita selalu saja tidak pernah membuat sesuatu menjadi sederhana, mereka akan mempersulit segalanya demi mendapatkan perhatian lebih.
Diam diam Raffa terpikir ingin menjahili si bungsu.
"Yaudah, mas ke kamar ya." Natasha langsung menahan tangan Raffa, dia membalikkan tubuhnya hingga sekarang mereka berhadapan.
"Mas nggak peka?." Raffa terkekeh, jari telunjuknya menjulur menyentuh hidung mancung gadisnya.
"Katanya kamu udan nggak takut." jawabnya, sambil tersenyum manis.
Natasha sejenak terdiam, seyuman Raffa seperti pengalih rasa sakit buatnya. Sejak kecil hanya Raffa yang selalu ada untuknya, dia akan menjadi orang pertama yang membantu dan mendukung setiap kemauan Natasha. Di cintai laki laki seperti Raffa adalah suatu keberuntungan tersendiri bagi Natasha, pada kenyataannya banyak yang ingin menjadi kekasih seorang Raffa sulung dari 3 bersaudara itu, namun lagi lagi mereka harus patah hati karena si sulung mencintai si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
General Fiction"Kamu berubah" "Jangan lupa Raffa, yang bikin gue hancur itu lo" Cinta jadi benci itu benar adanya, cinta habis di orang yang salah juga nyata. Seperti Natasha yang gagal dalam cinta pertamanya, jatuh cinta pada kakak laki-lakinya. Anandahumairaraza...