WARNING!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komen ya.
Saya nulisnya pake mikir padahal belum ada inspirasi, tapi demi kalian saya coba meskipun nggak ada gambaran sama sekali haha.Selamat membaca.
......
Mata Natasha memerah bahkan terlihat sedikit membengkak, langkah kakinya begitu lesu sedikit isakan masih tersisa di sela sela nafasnya. Raffa langsung memeluk erat tubuh kecil gadis itu, lagi lagi tangisannya pecah Natasha memukuli dada Raffa berkali kali.
Sesak dan kecewa.
Raffa selalu mengatakan bahwa ibunya sudah sejak lama meninggal, dia percaya apapaun yang Raffa katakan, meskipun Natasha sebenarnya juga masih sering mencoba berusaha mengingat kejadian di masa lalunya.
"Sayang, Nata kenapa?."
Natasha melepaskan pelukan Raffa, dia mendorong tubuh kakaknya kuat kuat.
Tangan tangan mungil Natasha mengusap air mata yang sudah membasahi wajah putih mulusnya.
Diam sejenak, Natasha mengatur nafasnya sebelum bicara.
"Mas nggak capek bohong terus sama aku?."
Bohong?
Wajah Raffa tampak linglung, sedetik kemudian dia sudah bisa menebak apa yang terjadi. Raffa tidak lupa akan ancaman ibu tirinya, namun dia tak menyangka perempuan tua itu benar benar melakukannya, melangkah lebih jauh demi medapatkan dirinya.
"Mas nggak pernah bohongin Nata karena niat buruk."
Raffa mencoba bicara lembut demi mengimbangi emosi Natasha yang Raffa yakin tidak mungkin terkendali, gadis itu akan semakin berfikir buruk ketika Raffa juga berbicara menggunakan emosi.
"Terus kenapa? Kenapa mas bilang Mama udah mati? Padahal dia masih hidup. Kenapa!!."
Kali ini Raffa benar benar kalah start dari ibu tirinya, seharusnya Raffa sudah bisa memperkirakan tindakan licik apalagi yang di ambil perempuan tua itu demi mencapai hasrat gilanya yang semakin lama semakin tak terbendung.
"Kalo mas jelasin sekarang Nata pasti nggak akan percaya sama mas, jadi mas minta Nata tenangin diri dulu, istirahat. Nanti malem mas bakal jelasin ke Nata."
Isakan Natasha masih terdengar perih di telinga Raffa, gadis yang selama ini dia jaga sepenuh hati, bahkan gadis kecil itu sudah mencuri hatinya sejak belasan tahun silam hanya karena manik matanya yang menenangkan.
Raffa akan terus berusaha demi cintanya pada Natasha, meski dia tahu lawannya bukan manusia biasa. Lawannya adalah makhluk licik, dia lebih mirip iblis daripada manusia, dan sayangnya dia juga adalah orang terpenting di hidup gadis pujaannya.
"Mama bilang, mas nggak akan pernah ngasih tau aku tentang keberadaan Mama meskipun Mama mati."
Raffa memejamkan matanya, hatinya ngilu ketika Natasha bahkan tidak punya tenaga untuk sekedar mengangkat kepala dan menatap dirinya sendu seperti biasanya.
"Nata, sejauh ini mas selalu ada kan untuk Nata. Mas nggak ngelakuin ini demi diri mas sendiri, kamu harus tau kalo Papa juga yang minta mas jauhin kamu dari Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Ficción General"Kamu berubah" "Jangan lupa Raffa, yang bikin gue hancur itu lo" Cinta jadi benci itu benar adanya, cinta habis di orang yang salah juga nyata. Seperti Natasha yang gagal dalam cinta pertamanya, jatuh cinta pada kakak laki-lakinya. Anandahumairaraza...