Kata orang, jangan sampai hati kita mati akibat terlalu sering menelan pikiran sendiri. Jangan sampai menggelap dan tidak lagi mau bersimpati, sebab selalu memendam dengki.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sama halnya dengan Natasha yang seketika berubah mirip dengan sang Ibu. Meski mendengar jerit pilu, dia tak berhenti.
Siapa peduli?
Sebelumnya, apakah ada yang memikirkan perasaannya? Apa bahkan wanita yang kini dia injak harga dirinya berpikir lebih panjang soal apa yang akan terjadi pada Natasha? Lalu apa gunanya mengampuni mereka?
"Dinda"
"Gue mau ketemu mama"
Wajah Dinda berubah pias, bibirnya kelu untuk menjawab.
"Mama? Mama gue?"
Natasha mendekat, mendudukan tubuh mungilnya di atas meja Dinda.
"Mama kita"
Bibir Natasha tersenyum lebar, berbanding terbalik dengan Dinda yang mengutuk dirinya sendiri. Setelah ini dia akan mati, pasti.
Setelah ini, dunianya tidak akan sama lagi. Ibunya bukan Tuhan yang bisa memaafkan segala kesalahannya.
"Gimana bisa lo tau...
"WOI JENNIE MAU BUNUH DIRI!!"
Arga berteriak kencang, memberitahu kabar itu pada Natasha dan Dinda yang tersisa di dalam kelas.
*****
"Siapa yang panggil tim penyelamat?"
Bu Inggi bertanya pada semua siswa yang berkumpul di lapangan, pihak sekolah kalah start. Sebelum mereka memanggil tim penyelamat, semua tim penyelamat sudah berkumpul dan bersiap untuk menyelamatkan Jennie.
Satu orang mengangkat telunjuknya, mengaku.
"Saya!" pekiknya girang.
Semua orang memandang, sepertinya Jennie benar-benar tidak dibiarkan mati sebelum Natasha yang memutuskan kapan ajalnya tiba.
"Kamu? Kenapa tidak menunggu pihak sekolah dulu Natasha" bu Inggi protes.
"Lama, lelet, lemot"
Bu Inggi menatap Natasha tajam, merasa kesal dengan ucapan muridnya sendiri.
"Kalian tuh gabisa diandelin. Kalo sampe Jennie mati, bu Inggi yang harus gantiin dia buat saya siksa tiap hari"
Para murid lain bereaksi horor, mereka bahkan ada yang mengatai Natasha gila karena ucapannya yang sangat tidak sopan itu.
"Jadi, siapapun harus cegah dia buat mati, kecuali kalo kalian mau gantiin dia ya terserah" final Natasha, dia kemudian berlari kecil meninggalkan bu Inggi dan teman-temannya yang masih berdiri di tengah lapangan.
*****
Hallo guys, sengaja aku buat pendek ya, karna abis ini bakal update lagi.
Selamat membaca ya, jangan lupa vote dan komen ya.
Cr.Anandahumairarazaq
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
General Fiction"Kamu berubah" "Jangan lupa Raffa, yang bikin gue hancur itu lo" Cinta jadi benci itu benar adanya, cinta habis di orang yang salah juga nyata. Seperti Natasha yang gagal dalam cinta pertamanya, jatuh cinta pada kakak laki-lakinya. Anandahumairaraza...