♦chapter8

37.3K 786 38
                                    


Natasha sedari tadi tampak sumringah tidak seperti biasanya, Jennie yang melihat itu hanya menggendikkan bahu ke arah Dinda.

"Lo kenapa?."
Tanya Dinda to the poin.

Natasha menggeleng pelan, ia kemudian menutup buku buku yang tengah di bacanya.

"Nggak papa, gue cukup seneng aja cewek itu pagi pagi nggak nongkrong di meja makan gue."
Jawab Natasha berbohong.

Jennie mengangguk angguk.

"Nanti malem club lagi ya, gue lagi gabut butuh pencerahan."
Dinda mengangguk setuju.

"Gue nggak ikut deh, lagi males pergi."
Dinda menyipitkan matanya.

"Lo nggak lagi nyembunyiin sesuatu dari gue sama Jennie kan?."
Natasha menggeleng tenang.

"Nggak, gue emang lagi males aja. So kalian aja yang pergi oke."
Natasha mengemas semua buku bukunya kedalam tas, dan bergegas keluar kelas.

"Gue balik duluan, ada yang harus gue kerjain."
Natasha melambaikan tangannya, dibalas oleh Jennie sedangkan Dinda tampak diam.

"Kenapa muka lo jadi keliatan nggak enak sih Din?."
Dinda kemudian menetralkan raut wajahnya.

"Apaan sih gue lagi kurang sehat nih, butuh minum dan pencerahan kaya lo."
Keduanya terkekeh lalu menyusul Natasha kembali kerumah masing masing.

Natasha mengambil beberapa camilan di lemari khusus miliknya, kemudian ia duduk di sofa sambil menonton kartun kesukaannya.

Terkesan anak anak namun itulah Natasha, polos dan mudah tertipu.

"Princess."
Natasha menatap Raffa yang memanggilnya.

"Hm?."
Jawab Natasha singkat karena mulutnya sedang penuh oleh camilan kesukaannya.

"Malem ini tidur di kamar mas aja, oke?."
Natasha hampir saja tersedak camilannya sendiri mendengar perkataan Raffa.

"Kenapa? Maksud Nata kenapa harus tidur di kamar mas Affa?."
Raffa tersenyum geli melihat rona merah di pipi sang adik.

"Karna nanti malem bakal hujan, trust me sweet heart."
Natasha hanya mampu mengangguk, kesempatan bagus pikirnya diam diam.


Mata gadis itu sungguh tampak menahan amarah yang mendalam, mengapa harus sesulit itu membuat mereka berdua berpisah pikirnya.

"Apapun yang terjadi lo harus menderita Natasha."

Gadis itu beralih menatap figura kecil yang berisikan foto Raffa, di usapnya lembut foto Raffa.

"Kenapa harus sesulit ini hm? Kenapa Fa? Kenapa!."

Pranggg

Dilemparkannya foto Raffa, kinu figura itu sudah tak lagi berbentuk.

Natasha menatap lekat Raffa, ada kegelisahan dari tatap mata Raffa namun dirinya tidak tau apa penyebabnya.

"Mas."

Raffa menoleh dan tersenyum manis.

"Iya Princess, kenapa?."

Natasha mengelus lembut wajah Raffa.

"Mas keliatan gelisah, coba cerita ke Nata."

Raffa masih mempertahankan senyumnya, dikecupnya pelan kening Natasha.

"Yang harus kamu pikirin sekarang adalah mas sayang sama Nata, Nata harus selalu percaya sama mas Affa apapun yang terjadi Nata cuma harus percaya sama mas Affa oke?."

Natasha semakin tidak mengerti dengan perkataan Raffa, seperti ada yang di sembunyikan namun apa? Raffa tidak ingin memberitahunya.

Seharusnya dia menginginkan kebahagiaan untuk putrinya, namun mengapa luka yang ingin ditorehkan kepada gadis mungilnya ini..

Up jangan lupa komen semakin banyak yang nyemangatin semakin sering aku up oke

Anandahumairarazaq™

(Jum'at, 06 Desember 2019, 09:01)

Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang