Ada yang masih stay?
Suaranya dong:( suka sedih kalo pada jadi silent riders. Padahal saya suka semangat banget kalo komenannya rame:v.Selamat membaca.
♦Seharian Raffa tidak membuka suara sama sekali, dia tampak sibuk berkutat pada pekerjaannya, meskipun tidak masuk kantor tapi Raffa memboyong semua pekerjaannya ke rumah, Natasha tidak tau apa alasannya yang jelas ada maksud tersembunyi.
Pekerjaan yang menumpuk, jadwal perjalanan bisnis yang juga sudah di depan mata membuat Raffa mengeluh frustasi, dengan kehadiran si gempal kemarin membuat pikiran Raffa bercabang kesana kemari memikirkan apa yang akan terjadi jika dia pergi meninggalkan Natasha dirumah sendirian.
Baru membayangkan si gempal datang kerumah dan mengajak Natasha keluar saja sudah membuat Raffa muring muring tidak karuan, ruang kerjanya berantakan tak berbentuk, kenapa rasa sukanya pada Natasha melebihi batas wajar. Membuat dirinya hampir gila setiap hari.
Tok tok tok
Raffa buru buru duduk di kursi kerjanya, mencoba terlihat fokus pada pekerjaan. Dia tau yang mengetuk pintu pasti Natasha, seharian ini dia sengaja tidak keluar dari ruang kerjanya, masih merasa jengkel dengan kejadian kemarin.
"Nata boleh masuk?." tanya gadis itu begitu manis, Raffa rasanya sampai tidak bisa marah padanya, namun Raffa berusaha keras untuk terlihat kuat di mata adik kecilnya itu.
"Hm." Raffa hanya menjawab dengan deheman.
Muncul lah Natasha dari balik daun pintu, membawa nampan berisi makanan serta kopi yang sengaja di buatnya untuk sang kakak.
Dia masih berdiri diam tanpa bicara, sejujurnya Natasha sangat takut dengan kemarahan Raffa. Raffa adalah sosok yang paling lembut baginya, sosok yang paling tidak suka melihat Natasha terluka meskipun hanya goresan kecil. Jadi dengan situasi semacam ini, Natasha benar benar merasa kebingungan sekaligus kesepian, karena biasanya Raffa selalu membuntuti dirinya.
"Ngapain?." tanya Raffa memandang Natasha yang tengah menundukkan kepalanya dalam dalam, diam diam Raffa menahan tawa, sungguh gadis yang sangat manis.
"Mm,,mas belum makan. Nata bawain makanan." jelasnya sambil menyodorkan nampan, tanpa menaikkan kepala.
"Oh tarok di situ aja." respon Raffa dibuat buat cuek, dia meminta Natasha meletakkan nampan bawaannya di meja.
"Mm,,mas." panggil Natasha dengan suara super duper lembut, dia tidak suka di diamkan oleh Raffa seperti ini, dia ingin Raffa berhenti mengabaikan dirinya.
"Udah marahnya, yy,,ya?." Raffa bangkit dari duduknya, dia kemudian mendekati Natasha meminta gadis itu menunjukkan wajah cantik yang kini memilih memandang lantai.
"Siapa yang marah?." tanya Raffa balik, dia memegang kedua bahu Natasha.
"Mas Affa." jawabnya polos.
Raffa membawa Natasha kedalam pelukannya, dia tidak bisa menahan kegemasan serta kasihan dengan gadis itu. Raffa mengusap kepala Natasha pelan, dia menikmati rasa nyaman saat memeluk gadisnya.
"Mas nggak marah." aku Raffa, Natasha berfikir keras, kalau memang tidak marah mengapa Raffa mendiamkan dirinya.
"Tapi mas diemin Nata." Raffa menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Fiksi Umum"Kamu berubah" "Jangan lupa Raffa, yang bikin gue hancur itu lo" Cinta jadi benci itu benar adanya, cinta habis di orang yang salah juga nyata. Seperti Natasha yang gagal dalam cinta pertamanya, jatuh cinta pada kakak laki-lakinya. Anandahumairaraza...