Sesampainya mereka di rumah sakit, Jihyo bergegas menuju ruangan Appanya. Ketika sampai didepan pintu kamar ruangan Appanya, Jihyo tidak segera masuk.
Melihat itu membuat Sehun mengerti dan berusaha meyakinkan Jihyo.
"Udah Hyo, tenang aja" ucap Sehun, tangannya terulur meraih tangan Jihyo.
Jihyo pun menurut dengan ucapan Sehun, akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka pintu ruangan Appanya.
Ceklek..
Setelah terbuka, ia melihat sang Appa yang terbaring lemah diatas brankar dengan di temani alat - alat medis yang membantunya bertahan hidup.
Ia berjalan mendekati sang Appa yang masih memejamkan matanya.
"Appa, Mianhe hiks" ucap Jihyo sambil memeluk sang Appa.
Terasa elusan halus di kepalanya, Jihyo yang merasakan itu sukses menangis terisak - isak.
"Ji.. Hyo" panggil sang Appa dengan suara seraknya.
Jihyo tak berani memandang wajah sang Appa, ia takut jika perasaan bersalah kembali melandanya.
"Jihyo" panggil Appanya lagi.
Jihyo melepaskan pelukannya dan memandang wajah Tn. Park dengan air mata yang terus mengalir.
"Mianhe hiks" lirihnya dengan wajah menunduk.
"Kau sudah besar nak" ucap Tn. Park diakhiri senyuman.
"Mianhe" hanya kata itu yang bisa Jihyo ucapkan saat ini, karena ia benar - benar merasa malu dan takut secara bersamaan.
"Hei, tak perlu meminta maaf. Ini salah Appa bukan salah mu" ucap Tn. Park sembari meraih tangan Jihyo.
"Maafkan Appa, seharusnya dulu Appa lebih memperhatikan mu dan seharusnya Appa tidak memperlakukan mu seperti itu"
"Ani-yo Appa, Itu bukan salah Appa. Jihyo yang salah, Jihyo terlalu merasa iri dan terlalu manja" ucapnya yang sekarang merasa lebih tenang.
"Tidak Hyo ini memang salah Appa, apa kau ingat saat pernikahan Appa dengan Eomma Karin? Sebenarnya bukan Eomma mu yang meminta Appa untuk mengurung mu, justru ia malah tidak tau jika Appa mengurung mu di kamar, yang ia tau kau di rumah paman mu. Itu semua murni kesalahan Appa, karena Appa takut jika kau tidak menerima keputusan Appa. Apa melakukan itu karena sebelumnya, saat Appa meminta ijin mu kau berusaha menolak dan mengamuk, maafkan Appa Hyo. Maaf" ucap Tn. Park berusaha meluruskan kesalahpahaman keluarga mereka.
Jihyo menangis ketika mengingat saat itu, dimana ia terkurung didalam kamar tanpa ia ketahui kesalahan apa yang telah ia perbuat, sampai Appanya menguncinya. Tapi sekarang ia tahu jika semuanya memang salahnya juga.
"Gwenchana Appa, bisakah kita mulai semua dari awal lagi?" tanya Jihyo menghapus bekas air matanya.
Tn. Park membalas permintaan Jihyo dengan senyuman, yang berarti tanda setuju.
Sehun yang melihat mereka kembali bersatu merasa sangat senang. Ia harap Jihyo tidak akan kehilangan kebahagiaan lagi.
Lalu ia berjalan keluar, memberikan waktu bagi anak dan ayahnya untuk bersama.
Langkahnya terhenti ketika seorang wanita paruh baya berdiri dihadapannya, memandangnya dengan penuh kalut.
"Tante" lirih Sehun.
Wanita itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Sehun, senyum yang dipaksakan untuk menutupi ketakutannya.
"Tante, kenapa nggak masuk?" tanya Sehun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Basket
RomanceMin Yoongi pemuda yang memiliki hobi bermain basket ini menjadi luluh hanya karena Park Jihyo, meskipun terkadang masih swag. penasaran mampir yuk😊 Please, jangan plagiat oke!! Dilarang 😚