1. Awal (a)

22.1K 1.5K 81
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁


Lintang membereskan buku-bukunya yang ada di meja dan memasukkan ke dalam tas biru kesayangannya.

"Lin, lo pulang bareng Astro kan?" tanya Laras saat melihat Lintang selesai membereskan peralatan belajarnya.

"Enggak, Ras. Lintang nunggu Mang Asep di halte. Astro katanya pulang telat banget, makanya minta mang Asep buat jemput."

Laras hanya menganggukkan kepalanya.

Setelahnya, kedua cewek itu berjalan melewati koridor sekolah yang sudah sepi.

Memang, bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Namun, Laras dan Lintang kebagian jadwal piket hari ini. Makanya, mereka melaksanakan tugas mereka terlebih dahulu.

"LINTANG!"

Baik Lintang maupun Laras, sama-sama membalikkan badan, saat mendengar seseorang memanggil Lintang.

Dan mereka mendapati Astro yang tengah berlari ke arah mereka.

"Astro? Ada apa?" tanya Lintang.

Astro menetralkan nafasnya, kemudian menjawab pertanyaan Lintang, "Maaf ya, gue gak bisa bareng lo. Mang Asep udah di jalan kok, jadi lo nunggu bentaran doang. Atau mau gue temenin dulu?"

Lintang menggeleng cepat saat mendengar tawaran Astro. Dia tahu, cowok itu pasti sibuk dengan klub basketnya.

"Gak usah, lagian ada Laras kok. Astro, tenang aja. Lintang selalu inget kok, pesan Astro. Kalau Lintang ada apa-apa, langsung hubungi Astro."

Lintang mengakhiri kalimatnya dengan senyuman manis khasnya, dengan lesung pipi di pipinya yang chubby .

Astro yang melihat itu ikut tersenyum. Diusapnya kepala cewek polos itu, kemudian beralih menatap Laras.

"Gue titip Lintang ya, Ras? Ntar kalau lo udah mau pulang, gak papa. Mang Asep udah deket katanya, tapi kalau bisa dijagain bentar ya," ujar Astro.

Sedangkan Laras, mendengus pelan. Bukannya keberatan dengan permintaan cowok yang ada di depannya ini. Tapi dia jengkel dengan ekspresi yang dikeluarkan oleh cowok itu.

"Lo, kalau udah ada maunya, ekspresi laknat dikeluarin. Ya gue mana bisa nolak, kampret emang," gerutu Laras.

Astro tergelak akan gerutuan Laras. Entah kenapa, ia selalu suka jika membuat cewek itu jengkel.

Sedangkan Lintang hanya menatap keduanya dengan tatapan bingung.

Ini, keduanya kenapa ya? Kok Laras kesel? Astro juga kenapa ketawa?

__________

"Lin, beneran gak papa nih? Tapi kan, lo sendirian. Ck, mami ngapain juga desek gue pulang."

Laras sudah menggerutu sejak 15 menit yang lalu. Sedangkan Lintang, cewek itu sudah berulangkali mengatakan pada Laras, jika ia tidak apa-apa.

"Udah, Ras. Mungkin mami ada keperluan juga sama Laras, jadi gak papa kalau Laras pulang duluan. Mang Asep bentar lagi juga nyampe kok," bujuk Lintang lembut.

"Tapi gue khawatir sama elo cewek polos! Ini udah lebih dari setengah jam kita nunggu Mang Asep, kata Astro tadi juga mau nyampe. Tapi sampe sekarang, nggak keliatan tuh."

Supir Laras sedari tadi hanya diam berdiri di sebelah mobil majikannya, sambil memperhatikan kedua gadis remaja tersebut berargumen.

Huh, untung saya sabar.

"Gak papa, Laras. Mending sekarang Laras balik aja. Lintang bakal nunggu 10 menit lagi, kalo belum juga dateng. Lintang balik ke sekolah, terus pulang bareng Astro."

Akhirnya Laras menyetujui ucapan Lintang. Lagian, ia juga tak ingin kanjeng ratu marah-marah padanya.

Setelah kepergian Laras, Lintang kembali duduk di bangku halte depan sekolahnya. Dengan sesekali menengok kiri dan kanan, Lintang masih setia menunggu mang Asep.

"Weh... Ada cewek Cemara nih bos."

Seruan itu, mengalihkan pandangan Lintang yang awalnya menoleh ke kanan, menjadi ke kiri. Lebih tepatnya, ke sumber suara tadi.

Di sana, ia melihat 3 cowok yang baru saja turun dari motor sport, dan sekarang berjalan menujunya.

"Hai cantik... Sendirian aja, mau babang Alvaro temenin gak?"

__________

Benua berdecak kesal, saat mengetahui bahwa ketiga sahabatnya sudah pulang duluan meninggalkan dirinya.

Memang ia terlambat pulang, karena harus melaksanakan hukuman dari bu Rida, akibat perkelahiannya dengan Tomi. Ia harus membersihkan perpustakaan, ruang OSIS, dan ruang guru. Sungguh melelahkan.

Setelah sampai di parkiran, Benua langsung menaiki motornya yang memang tinggal sendiri. Setelah mengenakan jaket boomber hitamnya, cowok itu langsung menjalankan kuda besinya itu.

Namun, saat sampai di gerbang, Benua menghentikan laju motornya. Fokusnya kini terpaku pada 4 remaja yang berada di halte depan sekolahnya. Satu cewek yang berseragam SMA Cemara dan tiga cowok berseragam berbeda.

Dapat dipastikan, jika cewek itu sedang diganggu oleh ketiga cowok yang sedang tertawa bahagia. Entah apa yang mereka tertawakan. Dan Benua, mengenali satu diantara ketiga cowok itu.

Awalnya, Benua ingin mengabaikan kejadian itu. Namun, tak sengaja ia melihat ke arah mata cewek yang sedang menatap tiga cowok di hadapannya itu dengan takut.

Entah kenapa, hatinya tergerak untuk menolong gadis itu. Padahal ia sedang tak ingin berurusan dengan Alvaro, musuh bebuyutannya.

Dengan cepat, Benua menjalankan motornya ke arah halte. Kemudian mematikan mesin motornya.

"Jangan ganggu dia, Alvaro!"

Alvaro yang melihat Benua-musuh bebuyutannya-datang lalu melindungi gadis yang sedang ia goda, mengangkat sebelah alisnya.

"Wow, Benua. Apa kabar lo? Udah lama kita gak ketemu, Sob!"

Benua dapat menangkap nada remeh dari kalimat yang dilontarkan Alvaro tadi. Sebisa mungkin, ia menenangkan diri agar tak terbawa emosi.

"Terserah apa kata lo. Gue lagi gak mau nyari masalah, jadi jangan pancing gue," ucap Benua kalem.

Lintang yang posisinya berada di belakang Benua, hanya mendengar saja tanpa ada niat untuk bergabung dalam percakapan yang menurutnya sangat berat.

"Ck, lo yang ganggu gue, Benua Adijaya. Lo ngusik gue disaat gue lagi seneng. Jadi yang nyari masalah duluan siapa?" tantang Alvaro yang sudah emosi.

"Itu karena lo dan kedua temen lo, udah ganggu siswi sekolah gue. Jadi, yang nyari masalah duluan itu elo, Alvaro Bautista," balas Benua yang masih dalam mode kalem.

Setelah itu, Benua berbalik. Ia menatap Lintang yang menunduk.

Mungkin nih anak ketakutan banget. Cewek polos, yang diganggu pasti ketakutan. Kek bocah!

"Lo, gue anterin pulang!"

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-bcnsnja-

894 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang