Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!
Enjoy the reading!!
🍁🍁🍁
Hari ini Benua tidak masuk sekolah karena rumahnya kedatangan keluarga besar bundanya. Sebelumnya ia sudah memberitahu Lintang dan ketiga sahabatnya jika ia tak masuk hari ini.
Sebenarnya ia sedikit khawatir pada Lintang jika tak ada dirinya, bisa saja Alvaro datang dan mengganggu Lintang. Maka dari itu ia mewanti-wanti ketiga sahabatnya untuk menjaga Lintang, dan ia yakin jika Astro juga pasti menjaga Lintang.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan keluarga besar bunda sudah pergi sejam yang lalu. Tentu saja Benua bisa bernafas lega, meskipun ia menjadi kangen dengan para sepupunya yang masih balita. Benua termasuk cowok yang menyayangi anak kecil, jadi wajar saja saat tahu jika sepupu-sepupunya yang balita datang ia merasa senang.
Sekarang waktunya makan malam, semua sudah tersaji di meja makan. Benua bisa menebak jika makanan yang tersaji di meja makan adalah masakan bundanya yang di bantu sedikit oleh mbok Iyem.
Awalnya semua terasa nyaman dan damai oleh Benua, namun tiba-tiba saja kedamaian yang ia rasakan buyar saat melihat dua orang yang juga duduk di meja makan tepat di depannya.
"Kerjaan kamu gimana mas? Baik-baik aja kan?"
Pertanyaan yang terlontar untuk ayah Benua, membuat pergerakan semua orang yang ada di sana terhenti. Apalagi Benua yang langsung menjatuhkan sendok dan garpu dengan keras, nafasnya sudah naik turun sejak tadi semakin menjadi saat pertanyaan itu terlontar. Ia tak akan marah jika yang bertanya adalah bundanya.
Sedangkan Reva–bunda Benua–terdiam seraya menatap dalam wanita yang duduk di depannya ini, yang mana wanita itu adalah adik kandungnya sendiri, Lina.
Mario melihat wajah istrinya yang terlihat tenang dan wajah anaknya yang terlihat menahan marah terlihat dari bagaimana Benua bersidekap dan menatap tajam Lina beserta anaknya.
Namun Mario tahu, jika ekspresi tenang yang diperlihatkan oleh istrinya itu bukanlah suatu hal yang baik. Maka dari itu, ia menggapai tangan Reva yang ada di bawah meja dan menggenggamnya erat. Hal itu membuat Reva mengalihkan tatapannya pada sang suamin.
Mario mengisyaratkan untuk tidak terpancing dengan kondisi, dan menyuruh untuk melanjutkan makan malam tanpa menjawab pertanyaan dari Lina.
"Ayo lanjutkan makannya." Hanya itu yang diucapkan oleh Mario dan diikuti oleh semuanya.
Benua yang melihat bagaimana ayahnya tidak perduli dengan pertanyaan itu dan malah menenangkan bundanya, membuat dirinya tenang dan senang. Namun tak bisa dipungkiri jika ia marah pada kedua tamu tak diundang itu dan malah menumpang tinggal di rumahnya.
Sedangkan Lina yang merasa diacuhkan, hanya menahan kesal dalam hati.
__________
Sesudah makan malam Benua dan Mario sepakat untuk menonton bola, sedangkan Reva membuatkan cemilan untuk keduanya.
Di tengah keseruan menonton Mario bertanya pada Benua, "Ben, kamu udah punya pacar kok gak bilang Ayah sama Bunda?" Membuat Benua dengan cepat menoleh pada ayahnya.
"Ayah tahu dari mana?" tanya heran. Mario terkekeh melihat ekspresi anaknya itu lalu menjawab, "Rian sama Angga kalau cerita pasti seru, tapi kayaknya kemaren waktu main ke sini gak sengaja cerita tentang kamu sama pacar kamu."
Benua mendengus saat tebakannya tepat, tentu saja dua sahabatnya itu seperti ember bocor. Tapi ia tak apa jika ayah dan bundanya tahu tentang Lintang, ia senang jika kedua orangtuanya mengenal pilihan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA [Selesai]
Ficção Adolescente[sudah terbit - sebagian part diunpublish] __________________________ Benua Adijaya. Sebuah nama legend yang sudah sering didengar oleh para murid SMA Cemara. Seorang troublemaker, bad boy, prince shcool, dan most wanted Cemara, yang mempunyai tiga...