Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!
Enjoy the reading!!
🍁🍁🍁
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat Benua berdiri di depan rumah Lintang. Nekad memang, namun setelah keributan di rumahnya tadi Benua memilih pergi. Dan entah apa yang ada di pikirannya sampai ia memilih untuk pergi ke rumah pacarnya ini.
Yang dilakukan Benua hanya berdiri bersandar pada dinding tanpa menimbulkan suara. Sebenarnya ia ingin menemui Lintang dan bercerita, tapi ia sadar sekarang sudah hampir larut malam. Maka dari itu ia memilih untuk berdiam di sini sambil menenangkan pikiran.
"Loh, Benua? Ngapain lo nyender di situ?" Pertanyaan itu menyentak Benua yang sedang memejamkan mata. Saat dilihat siapa yang bertanya, ternyata Astro berdiri di depannya dengan dua kantong kresek yang cukup besar.
Dari penampilannya, sepertinya Astro baru balik dari supermarket. Kaos hitam polos dilapisi jaket boomber dan celana jeans selutut serta sendal jepit. Diperkirakan jika cowok itu berjalan kaki.
"Gue kabur dari rumah," jawab Benua setelah menghela nafas pelan.
"APA?! KABUR?" Sontak Benua dan Astro melihat pintu yang sudah terbuka dan memperlihatkan seorang gadis dengan baju rumahan dan rambut yang dibiarkan digerai.
"Trus ngapain lo malah kabur ke sini?" tanya Astro heran yang Benua balas dengan mengangkat bahu.
Lintang menatap Benua lekat. Sepertinya ada yang terjadi dengan pacarnya ini. Lintang melangkah mendekat ke Benua, menggapai lengan Benua dan mengusapnya pelan.
"Masuk yuk, Benua ke sini pasti mau cerita kan?"
Sebelah alis Astro terangkat saat Benua melihat ke arahnya, seakan meminta ijin. Melihat Lintang yang juga menatapnya dengan polos membuat Astro memutar bola matanya malas seraya mengehela napas.
"Mumpung besok guru-guru ada seminar pelatihan, gue ijinin lo masuk plus nginep di sini. Tapi awas lo kalau sampai macem-macem sama adek gue, habis lo ntar. Ck, kurang baik apa lagi gue."
Lintang terkekeh geli melihat ekspresi Astro, begitu pula dengan Benua yang tersenyum tipis melihat Lintang yang tertawa kecil.
__________
"Tunggu di sini! Gue mau mandi dulu, gerah habis latihan. Beruntung banget lo dateng pas gue beli cemilan," ujar Astro yang ditanggapi dengan senyuman tipis oleh Benua.
"Yang bersih ya Astro," ucap Lintang dengan nada yang membuat kedua cowok itu gemas sendiri.
"Ya ampun Lin, gemes gue ama lo. Ya udah gue ke atas dulu, lo awas ya Ben kalau apa-apain kembaran gue. Kalau sampe, tentuin dah mau masuk rumah sakit atau langsung ke kuburan lo," peringat Astro tegas.
"Tenang aja, gue bakal jagain Lintang. Mending lo mandi sekarang baunya udah nyebar nih," ucap Benua yang membuat Lintang tertawa sedangkan Astro mendengus sebal.
Sepeninggalan Astro, sekarang hanya tersisa Lintang dan Benua di ruang keluarga.
"Benua mau minum apa?" tanya Lintang dengan wajah yang menggemaskan, hampir saja Benua ingin mencubit pipi gadisnya itu.
"Terserah lo," jawab cowok itu. Lintang mengangguk sekali setelahnya pergi menuju dapur untuk membuatkan minuman.
Beberapa menit kemudian, cewek itu datang dengan nampan yang berisi tiga mug cokelat panas.
"Nih Lintang buatin cokelat panas, soalnya cuaca lagi dingin. Kayaknya mau hujan deh," ucap Lintang. "Thanks ya," jawab Benua.
Beberapa saat hanya keheningan yang melanda, sebelum akhirnya Benua angkat bicara, "Gue pergi dari rumah cuma mau dinginin pikiran gue. Di rumah tadi gue sempet bikin ribut."
Lintang yang memegang mug berisi cokelat panasnya hanya diam sambil mendengarkan Benua. Ia ingin menjadi pendengar yang baik.
"Tante Lina, adik kandung nyokap gue mau bikin keluarga gue pecah lagi. Padahal keluarga gue dulu juga sempet hampir pecah gara-gara dia," cerita Benua dengan sesekali menghela nafas.
Lintang yang melihat Benua seperti terbebani, memberanikan diri untuk mengelus lengan Benua untuk memberikan ketenangan.
Benua menatap Lintang lekat, sebelum kembali bercerita. Lintang hanya diam, sekarang perannya hanya sebagai pendengar baik. Ia akan berbicara jika Benua sudah selesai mengeluarkan semua uneg-uneg yang ia pendam selama ini.
"Gue gak tahu lagi harus bersikap kayak gimana sama mereka. Kadang gue merasa kasihan sama om Fery, almarhum suami tante Lina. Gue gak bisa bayangin gimana jadi dia, cinta sama orang yang mencintai kakak iparnya sendiri. Dan om Fery bertahan selama 10 tahun," ujar Benua yang setelah membuang nafas berat.
Memilih untuk menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, Benua kembali menghela nafas mengingat semua kejadian di masa lalunya.
Ia teringat dengan om Fery yang masih setia kepada tante Lina meskipun tahu jika istrinya sama sekali tidak mencintainya. Bahkan sampai om Fery menghembuskan nafas terakhirnya, tante Lina masih saja pantang menyerah untuk mendapatkan ayahnya Benua.
Kepingan-kepingan masa lalu itu kembali membuat Benua menghela nafas. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini. Cowok itu hanya merasa beban yang ada di pundaknya memberatkan dirinya.
Lintang yang melihat Benua seperti kelelahan mendekat, lalu mengambil tangan Benua dan membawanya dalam genggaman hangat dalam pangkuannya.
Benua yang tadinya memejamkan mata, terbangun karena merasakan tangannya digenggam. Melihat Lintang yang tersenyum ke arahnya dan tangannya yang digenggam hangat dalam pangkuan, membuat Benua sedikit tenang dan damai.
"Lintang tahu ini berat buat Benua, dan Lintang harap Benua selalu kuat ya buat jalanin semua ini. Meskipun Lintang gak pernah rasain apa yang Benua rasain, seenggaknya Lintang ngerti kok kalau perasaan Benua lagi sakit. Benua harus percaya sama ayah dan bunda Benua, yakin kalau mereka gak bakal berpisah meskipun banyak banget rintangan. Lintang yakin kalau ayah Benua gak bakal ngulangin kesalahan yang sama," ujar Lintang.
Benua hanya diam sambil menatap gadis di depannya yang sekarang terlihat dewasa saat mengatakan itu semua.
"Benua harus tetep kuat. Pokoknya jangan khawatir, Benua tuh sendirian. Ada sahabat-sahabat Benua, Astro, Laras, Lintang juga bakalan ada buat Benua. Lintang janji," sambung Lintang dengan mengangkat sebelah telapak tangannya.
"Lo janji?" tanya Benua memastikan. Lintang mengangguk semangat dan kembali berkata, "Lintang janji. Kalau pun entar ada apa-apa sama Lintang, Lintang tetep bakal ada di samping Benua. Promise!"
Gadis itu menjulurkan kelingkingnya yang di sambut oleh Benua dengan kelingkingnya.
"Lo udah janji, dan lo gak boleh ingkarin janji lo. Paham?" Lintang dengan semangat mengangguk dan tersenyum hingga matanya membentuk seperti bulan sabit.
"Dan gue juga janji, gue gak bakal biarin lo kenapa-kenapa supaya lo gak ingkarin janji lo."
🍁TBC🍁
Semoga suka yaa:)
Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)
-YuDwRy-
973 word
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA [Selesai]
Teen Fiction[sudah terbit - sebagian part diunpublish] __________________________ Benua Adijaya. Sebuah nama legend yang sudah sering didengar oleh para murid SMA Cemara. Seorang troublemaker, bad boy, prince shcool, dan most wanted Cemara, yang mempunyai tiga...