Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!
Enjoy the reading!!
🍁🍁🍁
"Bekel buat siapa, Lin? Buat Astro ya?" tanya Laras pada Lintang yang sedang melap mulutnya dengan tisu, gadis itu baru selesai makan.
"Oh, bukan. Ini bukan buat Astro," ucap Lintang. "Tapi ini buat Benua. Benua kemarin minta bawain kue, jadinya Lintang bawain deh."
Laras membulatkan matanya, saat mendengar jawaban polos sahabatnya itu.
"APA?!" pekik Laras keras. Lintang saja sampai terlonjak kaget. Bahkan semua orang yang ada di kantin pun, kaget mendengar pekikkan gadis itu.
"Laras kok kenceng banget sih teriaknya, Lintang kaget tahu," ucap Lintang dengan kernyitan di dahinya.
"Lo bilang apa tadi? Siapa? Siapa yang minta bawain bekel?" tanya Laras sekali lagi, untuk memastikan pendengarannya tidak salah.
"Benua," jawab Lintang polos sekali lagi. Laras yang mendengar jawaban ringan dari sahabatnya itu, hanya menganga. Tidak tahu harus memberikan tanggapan seperti apa.
"Lo, hutang cerita sama gue. Gak terima penolakan!"
Lintang menatap bingung Laras. Melihat ekspresi Laras yang campur aduk, membuat Lintang heran. Apalagi, saat sahabatnya itu memakan dan mengunyah bakso kesukaannya seperti kesetanan.
"Laras kenapa?" tanya Lintang.
"JANGAN GANGGU GUE! GUE MASIH SHOCK."
__________
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Sekarang, Benua masih saja mencari keberadaan Lintang.
Tadi, belum sempat ia menemui Lintang di kantin, tiba-tiba saja bu Rida menghadang jalannya dan menyeretnya ke ruangan BK. Apalagi masalahnya kalau bukan berhubungan dengan keterlambatannya tadi pagi.
Sedangkan Bryan, Rian dan Angga sudah pulang lebih dulu. Namun, mereka mengatakan akan berkumpul sore nanti.
Benua menghentikan langkahnya tepat di taman belakang sekolah. Entah kenapa ia bisa berakhir di sini. Ia hanya mengikuti instingnya saja.
Ia menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru taman, hingga pandangannya berhenti pada satu titik.
Di pondok santai taman belakang, ada seorang cewek yang sedang asik menulis. Posisinya yang menyamping, membuat Benua menerka-nerka.
Kayaknya gue kenal deh, batinnya.
Ia mendekati cewek itu secara perlahan. Saat sudah berjarak satu meter, Benua dapat melihat dengan jelas siapa gadis itu.
"Lintang?"
Lintang yang sedari tadi asik menulis, mengangkat kepalanya. Detik berikutnya, senyuman manis tercetak di wajah gadis itu. Bahkan, Benua sempat tertegun melihatnya.
"Hai Benua," sapa Lintang girang. Membuat Benua kembali sadar. "Hai," balasnya.
Benua mengambil tempat duduk di depan Lintang. Ia kembali menyapu pandangan ke seluruh arah, lalu kembali menatap Lintang yang masih tersenyum padanya.
"Lo sendirian?" tanya Benua setelah terdiam sebentar. Lintang mengangguk untuk menjawab. "Lagi nunggu kakak Lintang," jawab gadis itu.
Benua hanya manggut-manggut. Detik selanjutnya, matanya terkunci pada mata Lintang yang masih saja tersenyum padanya. Untuk beberapa saat, Benua terpesona dengan kejernihan mata gadis itu.
"Benua ngapain ke sini?" Pertanyaan Lintang membuat Benua tersentak. Entah kenapa ia merasa kepergok karena menatap gadis itu terlalu lama, yang pada kenyataannya memang seperti itu.
"Ehem. Gu-gue nyari lo," ujar Benua tergagap. Cowok itu kaget sendiri, kenapa ia malah gugup seperti itu.
"Nyari Lintang? Ngapain?" tanya cewek itu kepo. Benua yang melihat Lintang sangat antusias, tanpa sadar menarik ujung bibirnya.
"Mau mastiin, tadi pagi lo nyari gue buat apaan?" tanya Benua.
Lintang terdiam, berpikir sebentar. Sebelum akhirnya ia mengangguk cepat.
"Iya, Lintang nyari Benua tadi pagi. Bentar," ujar cewek itu. "Buat ngasih ini ke Benua. Kue bikinan bi Inah yang kemarin Lintang kasih tahu," ucap Lintang setelah mengambil kotak makan dari sampingnya.
Lintang memberikan kotak itu pada Benua yang langsung diterima oleh cowok itu. Setelah membuka kotak makan tersebut, beberapa potongan kue coklat sudah tertata rapi.
"Benua cobain deh, ntar pasti ketagihan." Benua kembali menatap Lintang yang saat ini tersenyum sangat manis.
Kemudian, cowok itu mengambil sepotong kue lalu memakannya. Lintang menantikan pendapat Benua dengan senang.
"Gimana? Enak, kan?" tanya Lintang cepat setelah Benua menelan habis sepotong kue itu.
"Enak. Gue suka," ujar Benua yang ditanggapi dengan senyuman lebar oleh Lintang.
Kedua remaja itu sedang asyik memakan sekotak kue coklat, sebelum dering ponsel Lintang terdengar.
My Hero♡ calling...
Astro menelepon. Lintang langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo," sapa Lintang.
Benua hanya melihat Lintang yang sedang berbicara dengan orang di seberang sana. Entah apa yang dikatakan orang itu sehingga membuat gadis itu lesu seketika.
"Gue beneran minta maaf ya, Lin. Pak Gugun tiba-tiba aja bilang kalau latihan sampai magrib," ujar Astro di telepon dengan nada sesal.
"Ya udah, gak papa kok. Lintang bisa telepon mang Asep, Astro gak usah khawatir. Ntar kalau udah sampai Lintang kasih tahu deh," ujar Lintang menenangkan Astro yang pastinya gelisah.
Setelah berbicara beberapa saat, panggilan terputus. Lintang menghela nafas pelan, dan itu tak lepas dari pandangan Benua yang masih diam sedari tadi.
"Kenapa?" tanya Benua, membuat Lintang mendongakkan kepalanya.
"Kakak Lintang gak bisa nganterin pulang. Pak Gugun tiba-tiba bilang latihan sampai magrib," ucap Lintang lesu.
"Gue anter lo pulang."
🍁TBC🍁
Selamat menikmati yaa:)
Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)
-bcnsnja-
758 word
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA [Selesai]
Teen Fiction[sudah terbit - sebagian part diunpublish] __________________________ Benua Adijaya. Sebuah nama legend yang sudah sering didengar oleh para murid SMA Cemara. Seorang troublemaker, bad boy, prince shcool, dan most wanted Cemara, yang mempunyai tiga...