13. Masa Lalu (a)

10.7K 700 8
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁

Minggu yang membosankan. Itulah yang dirasakan oleh Benua sekarang. Cowok itu hanya memutar-mutar tubuhnya di atas kasur, karena tak ada kegiatan yang bermanfaat baginya.

Sebenarnya ia sudah mengajak Lintang untuk jalan, tapi gadis itu mengatakan jika hari ini adalah quality time-nya dengan saudara kembarnya, Astro.

Membahas soal Astro, Benua belum menemui cowok itu untuk berbicara. Meskipun ia tahu bahwa ia salah karena menuduh Astro dan cemburu terhadapnya, tapi tetap saja ego laki-laki itu tinggi. Makanya, sampai saat ini cowok ini tidak meminta maaf pada Astro.

"Lagian ngapain juga gue mikirin tuh bocah?" tanya Benua bingung terhadap dirinya sendiri.

Setelah melakukan kegiatan yang sangat berfaedah baginya –berguling tak jelas di kasur– akhirnya Benua memutuskan untuk membersihkan diri.

Saat sudah turun ke lantai dasar, Benua menemukan Ayah dan Bundanya sedang duduk santai di ruang tamu ditemani dengan dua cangkir teh.

"Pagi Bun, Yah," sapa cowok itu singkat, yang langsung di balas heboh oleh bundanya.

"Ya Allah abang ... kenapa baru bangun? Ini udah siang, bukan pagi lagi. Astagfirullah." Wanita paruh baya yang merupakan bunda dari Benua –Reva– menghela nafas panjang seolah menenangkan diri.

Sedangkan Mario –ayah Benua– hanya meringis melihat drama yang di buat istrinya kepada anak semata wayangnya.

"Sudahlah, biarkan dia seperti keinginannya. Kita sebagai orang tua harus men-support terus, bukan begitu Benua?" Dan Benua hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah mengambil segelas jus jeruk dan setoples keripik, Benua mengambil tempat duduk di depan kedua orangtuanya yang sekarang malah terlihat sangat mesra.

Melihat itu, Benua hanya memutar bola matanya malas. Sudah terlalu biasa ia melihat tontonan gratis seperti itu. Meskipun sikapnya masih kaku dan terkesan datar kepada orangtuanya, Benua termasuk anak yang sangat menyayangi orang tua.

Ketiganya sekarang asik dengan kegiatan masing-masing. Bunda Reva yang sedang menyulam, ayah Mario yang sedang membaca koran, dan Benua yang hanya menyenderkan tubuhnya ke sofa.

Namun tak berapa lama terdengar suara bel berbunyi, membuat ketiganya tersentak dan melihat bersamaan ke pintu utama.

"Siapa ya?" gumam Bunda Reva sambil membereskan alat sulamnya.

Benua yang melihat bundanya ingin berdiri segera dicegahnya, "Biar Benua aja Bun."

Tanpa menunggu jawaban Bundanya, Benua berjalan santai ke pintu utama. Wajahnya yang tadi terlihat adem, tiba-tiba saja berubah merah padam setelah melihat dua perempuan berbeda umur berdiri tepat di depannya.

"Hai, Benua. Udah lama kita gak ketemu, kangen Tante?"

__________

Keesokan harinya, Lintang dibuat bingung dengan sikap Benua yang terlihat berbeda dengan sebelumnya. Cowok itu terlihat lebih diam dan menyeramkan tapi tampan sekaligus.

Hal itulah yang membuat Lintang tak berani mendekati Benua yang sekarang ini duduk sendirian di meja pojok kantin. Cewek polos itu hanya bisa memantau pacarnya itu dari jarak lima meja, bersama Laras dan ketiga sahabat Benua.

"Bryan tahu, kenapa Benua serem kek gitu?" tanya Lintang tanpa mengalihkan pandangannya dari Benua. Namun pertanyaannya itu berhasil mengundang tawa Ria yang tadinya ingin menyuapi bakso ke mulutnya.

"Anjir, Lin, lo ngatain Benua gimana? Serem? Ppfftt, demi apa gue baru pertama kali denger langsung dari orang lain kalau Benua emang serem, dan gantengan gue," ujar Rian dengan gaya mengusap rambutnya ke belakang.

"Enggak! Benua lebih ganteng daripada Rian. Titik!" bantah Lintang tegas dan cepat.

Dan ketegasan Lintang itu membuat Laras dan Angga terbahak. Angga menatap Rian dan berkata, "Udahlah yan, Lintang aja secara gak langsung bilangin lo jelek."

Sedangkan Rian hanya mendumel tanpa suara melihat Laras dan Angga tertawa. Bryan menatap Benua dengan helaan nafas pelan.

"Benua cuma butuh waktu bentar. Ntar kalau udah waktunya tepat, dia bakal balik lagi kayak biasa. Lin, lo jangan nyerah ya buat hadepin sikap Benua yang berubah-ubah," ucap Bryan yang membuat Lintang terdiam dan hanya fokus menatap Benua.

__________

Astro yang sedang berjalan menuju ruang OSIS, terpaksa berhenti setelah tak sengaja melihat Lintang yang terduduk lesu di bangku taman sekolah. Dengan segera cowok itu menghampiri kesayangannya itu.

Lintang yang sedang memejamkan mata tersentak saat ada yang tiba-tiba merangkulnya. Setelah ia menoleh, Astro sudah tersenyum menenangkan dengan wajah yang hampir mirip dengannya.

"Lagi sedih ya? Mau cerita ke gue gak?" tanya Astro dengan sesekali mengusap bahu kembarannya itu.

"Astro dari mana mau kemana?" tanya Lintang tanpa menjawab pertanyaan Astro, membuat cowok itu berdecak kesal.

"Jawab kalau gue nanya, bukan malah balik nanya. Gue dari kantin mau ke ruang OSIS, ada berkas yang harus gue urus sebelum turun jabatan. Tapi sekarang itu gak penting, yang penting sekarang itu lo. Jadi cerita ke gue atau jatah cokelat lo gue kasih ke bi Inah," ancam Astro dan tentu saja berhasil jika sudah membawa jatah cokelat.

Dan mengalirlah cerita dari bibir Lintang. Dari perubahan sikap Benua yang tak menghampirinya, berbicara dengannya, bahkan cowok itu tidak menatapnya meskipun dari jauh sekali pun. Sampai sekarang pun cowok itu tidak ada bercerita atau mengabarinya.

"Jadi sekarang Lintang harus gimana Ro? Lintang bingung kenapa Benua kayak gitu, apa dia marah ya karena Lintang kemarin gak bisa jalan sama dia? Kan Lintang udah bilang baik-baik kalau Lintang ada quality time sama Astro," keluh cewek itu lesu.

Astro yang tak tega melihat kembarannya itu dengan pelan menyandarkan kepala Lintang ke bahunya, masih dengan tangannya yang merangkul pundak Lintang.

"Gue kenal sama Benua, dan gue yakin kalau dia gak bakal marah cuma gara-gara itu. Benua itu termasuk orang yang pengertian, jadi lo jangan berpikiran negatif. Mungkin sekarang dia ada masalah yang gak bisa dia kasih tahu ke siapa pun termasuk elo yang notabenenya masih orang baru di kehidupan dia," ujar Astro mencoba untuk menjelaskan dengan pelan agar Lintang merasa tak tersakiti.

"Terus Lintang harus ngelakuin apa?" tanya Lintang setelah menjauhkan kepalanya dan menatap Astro dengan mata berkaca-kaca.

"Sstt ... Lintang jangan sedih. Sekarang Benua lagi butuh sandaran buat mencurahkan isi hati dia. Jadi ... sekarang lo cari Benua, lo hibur dia, buat dia nyaman dan mau cerita ke elo, supaya dia ngurangin beban yang dia tanggung meskipun gak banyak. Paham?"

Lintang mengangguk cepat setelah berhasil menangkap dengan jelas apa yang dimaksud oleh Astro. Secara cepat ia menyerang cowok itu dengan pelukan eratnya disertai ucapan terimakasih, "Makasih ya Astro, udah mau dengerin cerita Lintang terus kasih saran buat Lintang. Lintang sayang Astro."

"Gue lebih sayang elo, chubby."

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-

1005 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang