6. Rasa (b)

15.5K 1.1K 11
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁

Jam menunjukkan pukul 16:05, saat Lintang duduk di balkon kamarnya sambil membaca novel.

Saat sedang asyik membaca, Lintang merasakan sofa yang ia duduki terjadi pergerakan. Dan saat melihat ke sebelah kanan ternyata Astro sudah duduk manis dengan senyuman manisnya pula.

Lintang menatap heran Astro yang sekarang malah menyandarkan kepalanya di bahu Lintang.

"Kok udah pulang? Bukannya Astro pulang telat ya?" tanya gadis itu yang akhirnya membiarkan Astro.

"Tiba-tiba aja pak Gugun ada urusan penting, makanya latihan hari ini gak jadi sampai Maghrib," jawab cowok itu seraya memejamkan matanya.

Lintang hanya membulatkan mulutnya dan mengangguk kecil. Ia kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Beberapa saat terjadi keheningan antara keduanya. Sampai akhirnya pertanyaan Astro membuat Lintang lebih memilih kegiatannya.

"Tadi pulang bareng siapa?" tanya Astro setelah menarik kepalanya dari bahu Lintang, kemudian menatap kembarannya itu.

"Sama Benua," jawab Lintang dengan senyum tercetak di bibirnya. Astro mengernyitkan dahi saat mendengar nama yang sepertinya sangat familiar di telinganya.

"Benua Adijaya?" tanya Astro memastikan dan mendapatkan anggukan dari Lintang.

"Sejak kapan lo bergaul sama tuh anak?" tanya Astro lagi.

"Sejak kemarin. Kemarin tuh Lintang diganggu sama murid SMA lain, tapi untung aja Benua dateng nolongin Lintang," jawab Lintang polos.

Astro melotot saat mendengar kembarannya itu diganggu oleh murid SMA lain. Tiba-tiba saja emosi dan rasa khawatirnya muncul.

"Lo digangguin? Lo kenal mereka? Mereka apain lo? Lo gak kenapa-kenapa kan? Kenapa lo gak cerita sama gue Lintang?"

Lintang menghela nafas panjang sambil memegang kepalanya. Ia sudah hapal jika reaksi Astro akan seperti ini jika tahu ada orang yang mengganggunya.

"Astro tenang dulu," ucap Lintang dengan mengusap kedua tangan Astro yang sempat ia raih.

Astro menetralkan nafas dan perasaannya sebentar, lalu kembali menatap Lintang yang juga menatapnya dengan senyuman yang menenangkan.

"Lintang gak papa kok, kemarin Benua langsung dateng. Jadi Lintang gak sempet diapa-apain sama mereka," jelas Lintang dengan terus mengusap kedua tangan Astro yang ada dalam pangkuannya.

Astro sedikit merasa lega saat tahu kembaran kesayangannya itu tak apa-apa. Setelah terdiam beberapa saat, Astro kembali bersuara, "Ya udah, sekarang gue mau ngajak lo ke Caffe. Jadi sekarang lo siap-siap dulu, gue juga mau bersih-bersih."

Setelah itu, dua bersaudara itu melakukan kegiatan masing-masing.

__________

Benua yang sebelumnya masih sibuk dengan ponselnya, merasa kesal saat Rian tiba-tiba berseru, "Ben, liat tuh! Itu Lintang njir, bareng cogan lagi. Mampus dah lo." Sambil memukul-mukul lengan Benua yang memang duduk di sebelahnya.

Benua yang awalnya ingin marah pada Rian, langsung saja mengalihkan pandangannya ke objek yang ditunjuk Rian. Begitu pula dengan Bryan dan Angga.

Benar kata Rian. Di kursi dekat jendela ada Lintang yang duduk berhadapan dengan seorang cowok. Namun yang ia herankan adalah kenapa tiba-tiba saja hatinya merasa panas.

Bryan yang melihat rahang Benua yang mengeras, mengulas senyum yang sangat tipis.

"Woah ... lo keduluan Bray, Lintang ternyata udah punya gebetan masa. Pupus sudah harapan lo," ujar Rian lagi dengan nada yang dibuat-buat. Padahal ketiga sahabatnya itu tahu, jika cowok itu sedang meledek Benua.

"Bentar deh, itu bukannya Astro ya? Kapten basket sekolah, dia ketua kelas kita njir," ucap Angga dengan tepukan tangan sekali.

"Astro?" gumam Benua sambil menatap kedua remaja di seberang sana.

"Eh iya, itu kan pak ketu. Wah... kalah gercep lo sama pak ketu," ucap Rian kembali mengompori Benua yang masih menatap objek yang sama.

"Udahlah lo pada, gak usah gangguin Benua. Lagian belum tentu juga Benua suka sama tuh cewek, ya gak Ben?"

Benua, Rian dan Angga menatap Bryan yang terlihat santai setelah mengucapkan itu.

Berbeda dengan reaksi Rian dan Angga yang hanya manggut-manggut, Benua terdiam dengan perasaan berkecamuk.

Gue suka sama Lintang? Secepat itu? Gak, gak mungkin gue suka sama tuh cewek polos. Gue sama dia baru kenal kemarin, batinnya bingung.

"Woi Bro! Ngelamun aja lo, mikirin apaan? Lintang ya?" goda Angga yang mendapat dengusan dari Benua.

"Halah... Lo kalau suka bilang aja Bos, gak usah gengsi. Gue bilangin ya, kalau lo beneran suka sama sanak orang, langsung bilang. Tapi misalnya lo masih mau PDKT, jangan lama-lama. Ketikung baru rasa lo," ujar Rian bak manusia bijak.

"Dih, ngomong udah kek orang bener aja lo. Masalah lo sama Rara aja belum kelar, malah sok-sokan nasehatin Benua," cibir Angga.

"Diem lo Dugong!" Rian menatap sinis Angga yang malah memeletkan lidahnya.

Bryan hanya diam menyaksikan tingkah sahabat-sahabatnya itu, tak ingin rasanya saat ini untuk bergabung dengan ocehan mereka.

"Gue gak suka sama Lintang," ucap Benua dengan suara rendah.

Rian berdecih saat mendengarnya, cowok itu menggelengkan kepalanya seolah meratapi nasib sahabatnya itu.

"Fix, lo suka sama Lintang. Secara menurut hasil penelitian gue, seseorang bakalan keliatan suka kalau dia bilang gak suka."

Bryan menatap aneh Rian, begitu pula Angga.

Hasil penelitian apaan yang kayak begitu? batin Bryan.

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-



782 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang