24. Let's play (d)

8K 539 7
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁


Alvaro menculik Lintang!

Itu yang dipikirkan Benua pagi ini. Cowok itu duduk di kursi meja belajarnya dari semalam, yang tandanya ia tak memejamkan matanya semalaman.

Pesan dari Alvaro membuat emosi Benua naik sampai ke ubun-ubun. Setelah membaca pesan itu, Benua langsung menelepon nomor itu namun langsung tidak aktif.

Ingin rasanya ia pergi ke tempat dimana Alvaro menyekap Lintang, namun ia tidak tahu tempatnya. Hembusan nafas kasar kembali terdengar, pikiran cowok itu kembali kacau.

Hanya satu hal yang bisa ia lakukan sekarang. Pergi ke sekolah, memberitahu Astro dan ketiga sahabatnya, kemudian membuat rencana untuk menyelamatkan Lintang.

Benua mengangguk setuju dengan pikirannya, lalu dengan bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

__________

Di kantin sekolah, Benua, Astro, beserta tiga sahabat Benua berkumpul untuk membicarakan tentang hilangnya Lintang.

"Alvaro?" tanya Astro bingung setelah Benua memberitahu bahwa Lintang diculik oleh Alvaro. "Bukannya itu premannya SMA Harapan?" tanya Astro kembali yang kali ini diangguki oleh Benua dan ketiga sahabatnya.

"Gue minta maaf karena gara-gara gue, Lintang jadi korbannya. Gue gak pernah kepikiran kalau brengsek itu bakal nekad culik Lintang. Sekali lagi gue minta maaf," ujar Benua yang duduk di depan Astro dengan kepala menunduk dan tangan di atas meja.

Astro menggeleng pelan lalu berkata, "Ini bukan sepenuhnya kesalahan lo. Meskipun alasan Alvaro menculik Lintang adalah lo, gue gak bakal marah. Gue cukup tahu gimana perasaan lo terhadap adek gue. Lo tenang aja, Lintang pasti bakal ketemu. Bokap lo dan paman gue pasti berusaha melacak dimana keberadaan Lintang."

"Astro bener Ben. Lo jangan langsung nyalahin diri lo sendiri, ini semua salah si kunyuk Alvaro. Kita semua tahu gimana usaha lo buat nyari Lintang," sahut Angga.

"Ck! Gedeg juga gue sama tuh parasit. Dari SMP gak pernah kapok-kapoknya nyari gara-gara sama, sampe nyulik anak orang lagi. Lagian tuh bangsat kenapa harus bawa-bawa Lintang sih, gak biasanya pake sandera-sandera orang segala. Lo udah kayak dimata-matai loh Ben," celetuk Rian dengan wajah kesal.

"Menurut gue Alvaro emang punya mata-mata di sini, makanya dia bisa tahu kalau Lintang berharga banget buat Benua. Dan gue rasa Alvaro punya relasi di sini buat di ajak kerja sama," sahut Bryan dengan jempol dan telunjuk mengusap dagu.

"Relasi? Siapa? Trus mata-matanya siapa?" tanya Rian bingung. "Gue gak tahu pasti siapa mata-matanya. Tapi kalau buat relasi kerjasama dengan yakin gue bakal nuduh si Nadia," jawab Bryan.

Pernyataan itu cukup membuat keempatnya terkejut. "Menurut gue tuduhan Bryan emang masuk akal. Secara Nadia itu cewek yang paling terobsesi sama Benua, bahkan Lintang pernah di labrak kan? Alvaro yang gak suka sama Benua manfaatin Lintang untuk bikin Benua sengsara, sedangkan Nadia cuma sebagai alat aja. Ck! Kok gue ribet sih jelasinnya? Pokoknya lo pada pasti ngerti," ujar Angga yang pusing sendiri.

"Dasar toke bekas. Kita-kita pada ngerti kali," cerca Rian sambil melempar kulit kacang pada Rian.

"Tapi Nadia gak masuk hari ini," celetuk Astro tiba-tiba. "Dari mana lo tahu?" tanya Rian yang langsung dijawab oleh Astro, "Tadi pagi gue sempet ngumpul sama anak IPS tiga. Trus ada siswi yang nyamperin Rudi ketua kelasnya, dia bilang Nadia gak masuk, minta diijinin gitu."

Mendengar itu semuanya menghela nafas berat, jika cewek itu tidak sekolah bagaimana mereka akan bertanya?

Mereka terdiam cukup lama, memikirkan jalan keluar dari masalah ini. Namun terganggu dengan dua bunyi ponsel, yaitu milik Benua dan Astro.

Reaksi keduanya sama setelah membaca pesan di ponsel masing-masing.

"Bokap nemuin keberadaan Lintang!"

"Om gue tahu dimana Lintang!"

Perkataan yang bersamaan itu membuat lima cowok tersebut senang bukan main. Terlihat dari wajah mereka yang berseri.

"ASTRO!" Kelimanya melihat ke arah dimana Laras sedang berlari memasuki kantin sambil memanggil Astro.

"Gue punya berita penting, dan jangan potong omongan gue!" Laras mengambil nafas sejenak sebelum kembali berbicara, "Ternyata selama ini Tomi yang jadi mata-mata Alvaro, dan bekerjasama bareng Nadia buat misahin Benua sama Lintang. Jadi gue yakin ini rencana dua orang itu, gue dapet info ini dari dua cecunguk Nadia. Hadeh, capek gue."

Fakta yang terkuak membuat emosi Benua kembali naik. Ternyata brengsek yang selalu mencari gara-gara dengannya itu adalah mata-mata dari musuh terbesarnya.

"Gue gak bakal biarin mereka lepas karena udah berani ganggu milik gue."

__________

"Gila! Benua cepet banget ngilangnya, kita aja belum masuk mobil. Mudah-mudahan dia gak papa dah," ujar Rian saat mereka baru sampai di parkiran dan tak mendapati Benua maupun motornya.

"Ya udah, mending sekarang kita nyusul Benua. Gue sama Laras dan lo bertiga lebih baik satu mobil aja, ntar kita kabar-kabari kalau di antara kita udah ada yang nyampe duluan."

Setelah menyetujui usulan Astro, ketiganya masuk ke dalam mobil Bryan. Sedangkan Laras, cewek itu langsung mengikuti Astro yang melangkah ke mobilnya.

__________

Benua menatap gedung kosong di depannya itu. Sepertinya gedung ini belum selesai di bangun namun telah ditinggalkan.

Tak terlalu menghiraukan kondisi bangunan itu, Benua langsung masuk dan mencari keberadaan Lintang.

Sesampainya di dalam, pemandangan dimana seorang gadis diikat pada sebuah kursi dengan kepala terkulai ke samping. Senyum tercipta di bibir gadis itu setelah melihat dirinya. Di sampingnya berdiri cowok dengan tersenyum licik kemudian tertawa sinis.

Emosinya semakin memuncak saat ia ketahui gadis itu adalah Lintang dan cowok itu adalah Alvaro.

"Hai Benua, apa kabar? Kangen sama Lintang?" ujar Alvaro dengan suara dibuat-buat kemudian tertawa keras.

Setelah reda, cowok itu kembali menatap Benua yang sudah menatapnya dengan tatapan tajam. Seakan ingin membuat Benua semakin marah, Alvaro mempunyai ide.

Rahang Benua mengeras saat melihat wajah Lintang yang sudah penuh air mata, disentuh oleh Alvaro. Ia tak terima jika miliknya disentuh, ia masih ingat prinsipnya. Siapa saja yang mengganggunya dan miliknya, ia tak segan-segan menghabisi orang itu.

🍁TBC🍁

Semoga suka yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-

929 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang