7. Memulai Hubungan (a)

15.4K 1K 13
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁


"Lin, gue balik duluan ya. Lo nunggu Astro di pos satpam aja, jangan di halte ntar lo diganggu lagi." Laras terus berucap sepanjang perjalanan menuju keluar koridor sekolah.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Lintang menunggu Astro yang masih ada urusan dengan anggota ekskul basketnya.

"Iya, Laras ... nanti Lintang nunggu Astro di pos satpam kok," ujar Lintang berusaha untuk menenangkan Laras yang sepertinya terlihat cemas.

"Pokoknya gue gak mau tahu ya, kalau gue ntar denger lo diganggu lagi, gue bakal pites tuh kepala cowok," ucap Laras dengan nada tajam.

Lintang tersenyum senang saat mendengar ucapan Laras. Ia merasa Laras sangat-sangat peduli padanya, seperti seorang kakak yang khawatir pada adiknya.

"Iya Laras, Lintang ngerti kok. Laras tenang aja, nanti kalau ada apa-apa langsung Lintang kasih tau." Laras mengancungkan jempolnya ke arah Lintang tanda setuju.

Sekarang mereka sudah sampai di dekat pos satpam. Laras berdiri menghadap Lintang yang tersenyum padanya.

"Jangan senyum lo! Gue masih khawatir ini, apalagi pas denger cerita lo kemarin malem," ujar Laras khawatir.

Lintang menepuk lengan Laras beberapa kali dengan terus tersenyum. "Laras tenang aja, Insya Allah Lintang gak papa kok."

Laras mengehela napas pelan lalu melihat ke luar gerbang, di sana sudah ada mobil keluarganya yang dikendarai oleh supirnya. Laras kembali menatap Lintang yang masih setia dengan senyum manisnya.

"Ya udah, gue pulang duluan. Tapi inget ya, Cewek polos, kalo ada apa-apa pokoknya lo harus kasih kabar sama gue. Paham?!"

Lintang berdiri tegap dan mengangkat tangannya memberi hormat tanda mengerti. "Siap komandan," ujar Lintang.

Setelah itu Laras berbalik dan pulang terlebih dahulu. Meninggalkan Lintang yang melambaikan tangannya.

__________

Alvaro yang duduk di motor sport-nya itu tersenyum miring saat melihat targetnya sekarang sudah tinggal sendirian.

Kembali ia memantau keadaan sekitar SMA Cemara, ia ingin memastikan jika aksinya tidak akan ada yang menggangu. Ya... meskipun hanya aksi kecil.

Setelah dirasa aman, Alvaro kembali memakai helmnya dan menstater motornya.

"Mari kita datangi tuan putri."

__________

Lintang sedang bersenandung ringan dengan mengayunkan kaki saat sebuah motor sport berhenti di depannya. Lintang memandang bingung sang pengendara, ia tahu betul jika itu bukanlah Astro. Tentu saja, karena Astro masih berada di dalam sekolah sedangkan motor itu berasal dari luar.

Saat seseorang itu membuka helm full face yang ia pakai, Lintang mengernyitkan dahi setelah melihat wajah pemilik motor itu.

"Hai, Lintang?"

Alvaro. Lintang ingat cowok yang sekarang berdiri di depannya ini, cowok yang mengganggunya beberapa waktu lalu.

"Hei!" Lintang tersentak saat Alvaro menjentikkan jari tepat di depan wajahnya.

"Apa?" Lintang bersuara lirih. Ia tak menghiraukan apa yang akan dikatakan oleh cowok di depannya ini, yang ia harapkan sekarang adalah Astro cepat datang dan mengajaknya pulang.

Sedangkan Alvaro, cowok itu tersenyum puas saat melihat raut wajah Lintang. Memang tak terbaca jelas, tapi masih bisa ia tangkap gelagat takut dari gadis itu.

"Jadi... lo sendirian? Mana pahlawan kesiangan lo itu?" tanya cowok itu dengan nada mengejek.

Lintang yang mendengar perkataan Alvaro mengernyitkan dahinya. Pahlawan kesiangan? Siapa? batinnya.

Menangkap raut kebingungan Lintang, membuat Alvaro menyemburkan tawanya. Ia tak menyangka jika cewek yang di bela oleh musuhnya ini adalah cewek yang polos. Sedangkan Lintang, cewek itu semakin bingung melihat Alvaro yang tertawa sendiri.

"Ternyata lo cewek polos ya, gak nyangka selera musuh gue kayak lo gini," ujar Alvaro sambil melihat Lintang dari atas sampai bawah, membuat cewek itu terlihat risih.

"Alvaro mau ngapain?" tanya Lintang pelan. Ia menatap Alvaro dengan tatapan bak anak kecil.

"Gak penting sih. Gue cuma mau lihat aja gimana reaksi Benua kalau tahu lo lagi gue samperin," ujar Alvaro santai.

Lintang hanya menatap Alvaro yang tersenyum miring padanya. Ia tak mengerti akan senyum itu, tapi yang jelas ia ingin Astro cepat selesai dengan urusannya.

Namun tanpa keduanya sadari, ternyata Benua melihat mereka dengan tangan terkepal kuat. Ia tak habis pikir, ternyata Alvaro begitu niat ingin mengganggu kehidupannya lagi.

Tapi yang ia bingungkan, kenapa harus melewati Lintang? Sebenarnya jika ia mau, ia bisa saja menghiraukan aksi musuhnya itu. Namun entah kenapa, saat melihat Lintang ia merasa harus melindungi gadis itu.

Tanpa pikir panjang lagi, dengan cepat Benua menghampiri keduanya. Setibanya di sana, ia berdiri membelakangi Lintang menghadap langsung pada Alvaro yang sekarang malah melebarkan senyum miringnya.

"Udah pernah gue ingetin, kan? Jangan ganggu dia," ujar Benua dengan suara beratnya menahan amarah.

"Woah ... ternyata lo dateng juga. Gue kira lo bakal biarin nih cewek gue ganggu, ternyata tebakan gue bener adanya. Dengan begini gue bisa bikin hidup lo hancur secara perlahan melalui Lintang tersayang," ujar Alvaro.

Benua hanya diam. Rahangnya mengeras mendengar ucapan Alvaro dan itu sangat menggangu dirinya. Apalagi saat Alvaro memanggil Lintang dengan embel-embel sayang, membuat hatinya tiba-tiba panas.

"Urusan lo sama gue, jangan bawa orang lain." Alvaro hanya tersenyum mengejek mendengar penuturan Benua.

"Gue gak peduli," ucap Alvaro dengan tekanan setiap katanya.

Lintang yang mendengar perdebatan keduanya hanya diam membatu di belakang Benua. Tanpa sadar, ia memegang ujung baju belakang Benua dan itu disadari oleh cowok itu.

Benua menatap Alvaro sengit dengan berkata, "Mendingan lo pergi dan jangan ganggu Lintang lagi!"

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-

828 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang