25. Menyelamatkan (a)

8.7K 579 0
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁

Nadia memperhatikan dua cowok yang sekarang berhadapan di depan sana, sedangkan ia bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari keduanya.

Ia tak menyangka jika Benua akan dengan cepat menemui keberadaan Lintang yang sekarang masih terikat di kursi. Saat ini ia sangat takut. Takut jika Benua tahu bahwa yang merencanakan penculikan Lintang adalah dirinya. Tapi ia juga tak bisa membiarkan Lintang yang ia anggap sebagai perebut Benua darinya, bahagia bersama cowok yang ia cintai.

"Gue tahu Benua bakal benci sama gue ntar, tapi gue gak perduli itu yang sekarang. Kalau gue gak bisa milikin Benua, cewek mana pun juga gak bakal bisa. Termasuk lo Lintang."

__________

Lintang yang melihat Benua, tersenyum lembut. Ia sudah menduga, jika Benua akan datang untuknya. Karena itu, Lintang mencoba untuk menguatkan dirinya, agar kekasihnya itu bisa merasa tenang.

Melihat Lintang yang tersenyum meskipun dengan keadaan seperti itu, membuat rahang semakin mengeras. Ia tak akan mengampuni siapa pun yang terlibat dengan kejadian ini.

Alvaro maju tiga langkah dari tempat Lintang, di wajahnya senyuman sinis menghiasi. "Gak nyangka gue lo bakal dateng sendirian ke sini," ujarnya.

"Gak usah bacot lo. Lepasin Lintang!" seru Benua seraya menatap Alvaro tajam. "Wow ... gak semudah itu lah. Hadepin dulu mereka," caletuk Alvaro sambil menunjuk beberapa orang yang keluar dari tembok sebelah kirinya dan langsung mengepung Benua.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Benua langsung melawan semua anak buah Alvaro yang sudah mengepungnya. Ada lima orang yang menjadi lawannya, namun tak membuat Benua yang sudah sangat emosi kewalahan. Tak sampai dua puluh menit kelima orang suruhan Alvaro sudah jatuh tergeletak kesakitan.

Alvaro yang melihat itu marah. Tangannya yang sebelumnya di depan dada turun ke sisi tubuhnya dan terkepal kuat.

Pada akhirnya, Benua berhadapan langsung dengan Alvaro. Perkelahian tak terelakkan lagi. Baku hantam antar keduanya terjadi, saling memukul lawannya sampai tak berdaya.

Kebencian terpancar dari mata masing-masing. Benua yang marah karena Alvaro berani mengganggu miliknya, dan Alvaro yang marah karena mengingat masa lalu mereka sewaktu SMP.

Lintang yang melihat perkelahian itu hanya menangis tanpa berkata. Ia tak pernah sekalipun melihat kekerasan secara langsung, apalagi keadaannya yang sudah lemas. Ia hanya bisa berharap ada pertolongan dan Benua selamat.

Beberapa lebam sudah tercetak di wajah masing-masing, namun Benua maupun Alvaro tidak ada satupun yang mau mengalah. Kekuatan mereka sama-sama sudah terkuras, tapi tidak memberhentikan perkelahian antar keduanya.

Hingga perkelahian itu berhenti akibat teriakan menyakitkan dari Lintang.  Sontak Benua dan Alvaro sama-sama menoleh. Mata mereka membulat saat melihat Nadia dengan pisau yang berdarah di tangannya, sedang terpaku di tempatnya.

"Lintang!" teriak Benua yang langsung berlari, membuat Nadia menoleh dengan cepat. Tangannya bergetar hebat hingga pisau itu jatuh, tanpa berpikir gadis itu memilih untuk pergi dari tempat itu secepatnya.

Sedangkan Alvaro mematung di tempatnya, menatap Benua yang terus berusaha menyadarkan Lintang. Entah kenapa sekarang rasa bersalah malah merayap di hatinya. Hatinya berkata jika ini tidak benar, seharusnya ia tidak melakukan rencana keji ini.

Sebenarnya ia tak ingin melibatkan siapa pun untuk membuat Benua sengasara, tapi jujur saja ia sudah kehilangan cara untuk membuat Benua kapok.

"Lintang! Bangun Lin, bangun sayang. Jangan tutup mata kamu!" Teriakan itu mengembalikan Alvaro ke alam nyata. Rasa bersalah ini sudah berhasil membuatnya tersiksa. Pikirannya beralih pada Nadia yang kabur. Dengan cepat ia mengejar cewek itu, ia yakin jika Nadia belum jauh dari sini.

Ia berjanji pada dirinya sendiri. Ia akan menangkap Nadia dan membawanya pada Benua. Begitupun dirinya, ia akan menyerahkan diri. Alvaro tak ingin rasa bersalah ini terus menghantuinya.

_________

Nadia Latifa. Cewek cantik yang sangat terobsesi pada cowok yang bernama Benua Adijaya, cowok yang paling populer di SMA Cemara. Padahal sifat cowok itu tidak terlalu baik, alias terlalu dingin pada siapa pun.

Nadia akan melakukan apapun untuk membuat Benua menjadi miliknya. Tidak ada satupun cewek yang bisa bersama Benua. Prinsipnya satu, jika ia tak bisa memiliki Benua cewek mana pun juga tak akan bisa. Jika ada yang berani mendekati Benua, ia akan membuat cewek itu menyesal hingga tak ingin lagi berdekatan dengan Benua. Bahkan, ia tak akan segan-segan menyingkirkannya.

Dan hal itu terjadi sekarang. Entah setan apa yang merasukinya hingga ia dengan nekad menusuk Lintang dengan pisau lipat yang ia bawa dari rumah.

Sebenarnya tak ada niatan untuk melakukan itu, tujuan ia membawa sajam adalah untuk menakut-nakuti Lintang. Tapi entah kemana akal sehatnya pergi, sehingga ia berani menusuk gadis itu.

Dan saat ini, ia ada di dalam mobilnya. Ia masih ada di area bangunan dimana rencananya dan Alvaro dilakukan. Hanya tinggal menghidupkan mobil lalu tancap gas, ia bisa kabur jika ada yang mengejarnya. Namun entah kenapa tubuhnya seperti mati rasa tak bisa digerakkan. Otaknya masih memutar kejadian-kejadian yang terjadi tadi.

Duk! Duk!

Nadia tersentak saat kaca jendela mobilnya diketuk. Di luar sana sudah ada Alvaro yang terus memanggil namanya.

"Nadia! Keluar lo! Lo harus tanggung jawab sama tindakan lo. Keluar Nadia! Atau mobil lo bakal gue ancurin."

Nadia masih terdiam, tapi matanya memancarkan binar ketakutan. Ia benar-benar takut sekarang.

Apa yang harus gue lakuin sekarang?

🍁TBC🍁

Semoga suka yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-


822 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang