Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!
Enjoy the reading!!
🍁🍁🍁
Astro terdiam saat Benua selesai menceritakan semuanya, tentang apa yang terjadi. Persis seperti apa yang ia ceritakan pada Lintang sebelumnya.Pagi ini mereka berdua sedang duduk santai di balkon kamar Astro. Astro meminta Benua untuk menceritakan apa yang membuatnya datang saat hari sudah larut malam. Tanpa bantahan Benua menceritakan semuanya.
"Gue gak bisa terlalu lama di tempat yang mana ada orang yang bikin gue naik darah terus. Makanya gue pergi dan gak tahu kenapa gue malah dateng ke sini," ujar Benua setelah beberapa saat diam mendominasi.
"Jadi apa yang bakal lo lakuin sekarang?" tanya Astro yang di jawab gelengan oleh Benua. Astro menghela nafas pelan, jujur saja ia cukup bingung dengan kondisi Benua. Maka dari itu ia hanya bisa diam untuk sekarang, tidak tahu akan memberikan saran seperti apa.
Disaat kedua cowok itu larut dalam pikiran masing-masing, suara ketukan pintu membuyarkan lamunan mereka. Di dekat pintu Lintang berdiri dengan pakaian santai dan tak lupa pula senyuman yang membuat siapa saja gemas sendiri.
"Lintang ganggu gak? Sarapan udah selesai, di bawah juga ada Laras, Bryan, Rian sama Angga. Lintang yang ngundang, yuk kita sarapan bareng."
__________
"Alhamdulillah ... kenyang banget gue, padahal baru sarapan. Makasih ya Lin masakan lo sama bi Inah enak banget," ujar Rian setelah bersendawa sekali.
"Ish, Yan jorok banget deh lo. Gak malu apa ada cewek malah asal keluar aja lo," hardik Angga menatap Rian dengan sesekali menggeleng. Rian hanya mengangkat bahunya tanda tak peduli.
"Lo dari semalem di sini, Ben?" tanya Laras yang duduk di sebelah Astro yang sedang memainkan handphone.
Benua hanya membalasnya dengan deheman. Cowok itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, sedangkan di sebelahnya Lintang duduk bersila dengan cemilan ringan di pangkuannya.
"Gila! Perut lo karet ya Lin?" tanya Rian setengah kagum melihat Lintang yang masih makin cemilan setelah sarapan berat tadi. Lintang yang ditanya, mengangguk dengan semangat. Membuat yang lainnya terkekeh gemas.
Bryan berdehem mengalihkan perhatian semuanya. Cowok itu beralih menatap Benua yang juga melihat ke arahnya.
"Bunda semalam nelpon gue. Awalnya gue bingung pas beliau nanya lo ke gue apa enggak, tapi karena kemarin lo sempet cerita ke gue jadinya gue bilang iya aja. Bunda minta lo pulang sekarang, beliau khawatir banget sama lo. Jadi jangan buat tambah khawatir sama gak pulangnya elo," jelas Bryan.
Diam. Hanya itu respon Benua, jujur saja untuk sekarang ia malas bertemu dengan wanita perayu ayahnya yang sialnya adalah adik kandung dari bundanya.
Benua mengusap wajahnya kesal, kenapa ia menjadi pengecut untuk masalah ini? Sungguh membuat dirinya kesal.
Tiba-tiba ia merasa tangannya digenggam dan ternyata pelakunya adalah Lintang, kekasihnya yang duduk di sebelahnya. Dengan senyuman yang menenangkan dan usapan pelan di tangannya, Benua merasa sedikit tenang.
"Benua pulang ya? Kasihan bunda, pasti khawatir banget sama Benua. Kan kasihan Bunda," ujar Lintang mencoba untuk membujuk Benua.
"Lintang bener. Lebih baik lo pulang Ben, kasihan bonyok lo ntar. Kalau soal tante lo itu, gue saranin buat ngomong baik-baik sama dia. Gue tahu ini emang gak mudah bagi lo tapi seenggaknya lo bisa ngasih tahu uneg-uneg lo sama dia," sahut Astro setelah sejak tadi diam, sedangkan yang lainnya mengangguk membenarkan ucapan Astro.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA [Selesai]
Teen Fiction[sudah terbit - sebagian part diunpublish] __________________________ Benua Adijaya. Sebuah nama legend yang sudah sering didengar oleh para murid SMA Cemara. Seorang troublemaker, bad boy, prince shcool, dan most wanted Cemara, yang mempunyai tiga...