17. Firasat (b)

9K 614 9
                                    

Jadilah readers yang bijak dan menghargai karya dari orang lain, dengan cara klik bintang serta komen berfaedah dan tidak Meng-COPY PASTE-kan cerita ini!

Enjoy the reading!!

🍁🍁🍁

Astro sedang merapikan dasinya di ruang makan saat Lintang datang sambil bersenandung riang seperti kebiasaannya.

"Pagi Astronya Lintang," sapa cewek itu setelah berada di belakang Astro yang bercermin di kaca lemari koleksi piring antik rumahnya.

Astro yang mendapat sapaan itu tersenyum lebar kemudian berbalik menghadap Lintang. "Pagi kembali kesayangannya Astro," jawabnya.

Setelah itu keduanya memutuskan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

__________

Saat ini Lintang dan Astro sedang di mobil dalam perjalanan menuju ke SMA Cemara, tempat mereka bersekolah tentunya.

"Lin, istirahat ntar lo sama gue ya." Lintang memandang Astro bingung, tumben sekali kembarannya ini memintanya untuk istirahat bersama.

"Emang kenapa? Laras gak sekolah ya?" tanya cewek itu polos yang dijawab gelengan oleh Astro.

"Dia sekolah. Gue cuma pengen istirahat bareng lo sama Laras, lagian rasanya udah lumayan lama kita gak istirahat bareng," jawab Astro.

Lintang mengangguk kecil lalu berkata, "Oke. Lagian Benua tadi chat Lintang gak sekolah sekarang, katanya ada urusan." Tentu saja itu membuat Astro tersenyum lebar.

__________

"Benua mana ya? Dari tadi gak keliatan tuh bocah," ucap Rian sambil melihat kiri kanan lorong depan kelasnya.

"Lah, lo gak baca grup pasti. Si bos hari ini gak masuk katanya ada urusan di rumah," sahut Angga membuat Rian mengangguk paham dengan maksud urusan yang dibilang Angga.

Rian menghela nafas panjang seolah menanggung beban berat seraya berkata, "Gak habis pikir gue sama tuh tante Lina, hampir bikin Benua sama bapaknya berantem sekarang malah balik lagi. Maksudnya apa coba? Kalau beneran cinta pasti bisa relain, ini mah sampai ke ujung planet dikejar mulu."

Angga hanya mengangkat bahunya tanda tak ingin berkomentar, sedangkan Bryan tetap fokus dengan buku yang sejak tadi ia baca namun telinganya tetap mendengarkan perbincangan tak berfaedah kedua sahabatnya.

Tapi yang dibilang Rian memang ada benarnya. Tante Lina adalah adik kandung dari bundanya Benua dan Benua pernah menceritakan jika tantenya itu sangat tergila-gila dengan suami kakaknya itu yang mana adalah ayah benua sekarang, maka dari itu ayah dan bunda Benua memilih untuk pindah setelah menikah. Tapi tante Lina malah membuat rumah tangga orang tua Benua dan keluarganya hampir pecah, untung ayah Benua sadar dengan cepat.

Jika benar tante Lina sangat mencintai ayah Benua pasti ia akan mengikhlaskan cintanya itu untuk kakaknya, tapi meskipun tante Lina sudah menikah dan mempunyai anak wanita paruh baya itu tetap mengejar pria yang ia klaim menjadi cintanya bahkan sampai suaminya meninggal pun tetap saja ia tergila-gila dengan ayah Benua.

"Udah lah, gak usah terlalu ikut campur urusan Benua. Kita bakal bantu dia kalau dia butuh, jadi jangan terlalu pikirin. Gue ke toilet dulu," ujar Bryan kemudian berlalu dari keduanya.

__________

Laras menatap Astro yang melamun di depannya dengan tangan di atas meja kantin. Terlihat sekali kegelisahan di wajah pacarnya itu, dan itu membuatnya menjadi penasaran.

"Ro, lo kenapa?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Laras, membuat Astro yang tadinya sibuk dengan pemikirannya menjadi teralihkan.

"Gak tahu, tapi akhir-akhir ini gue sering kepikiran sama Lintang. Gak kayak biasanya perasaan gue gelisah kalau kepikiran dia," jawab Astro.

"Kayak firasat gitu?" Dan di balas anggukan oleh Astro. "Pokoknya beberapa hari ini gue mau di samping Lintang terus, gue takut terjadi sesuatu sama dia. Dan firasat gue bilang sesuatu itu bakal bikin gue sama Lintang kepisah," ujar Astro yang setelahnya menghela nafas berat.

Laras yang mendengar keluhan pacarnya itu dengan sigap meraih kedua tangan Astro yang ada di atas meja kantin dan menggenggamnya.

"Lo gak boleh mikir kek gitu, Lintang pasti baik-baik aja. Lo lupa? Sekarang bukan cuma lo aja yang jagain Lintang, Benua juga bakal jagain Lintang. Dia sayang banget sama Lintang dan gak bakal biarin Lintang kenapa-kenapa," ujar Laras mencoba meyakinkan Astro.

Astro membalas genggaman Laras dan menatap gadisnya itu lekat. "Gue harap juga gitu, Ras. Gue gak mau kehilangan orang-orang yang gue sayang lagi, jadi apapun resikonya gue bakal jagain Lintang dan juga lo."

Tentu saja pipi cewek itu memanas mendengar gombalan maut dari Astro.

___________

"Gue bakalan pantau Lintang."

Bryan memberhentikan langkahnya begitu mendengar kalimat tersebut. Ia memilih untuk bersandar pada dinding sisi belokan sebelum perpustakaan.

"Iya iya, lo gak perlu khawatir, tuh cewek polos jadi gak bakal curiga apalagi ngadu kalau gue ancem."

Bryan semakin menajamkan pendengarannya saat orang yang berada di bangku depan perpustakaan itu berbicara sendiri, mungkin di telepon?

Ngapain juga dia bawa-bawa Lintang? batinnya.

"Asalkan gue dapetin Benua, gue bakal lakuin apapun termasuk singkiran pacarnya sekalipun. Pokoknya rencana kita harus berhasil, dan gue gak mau ada kesalahan."

Bryan menghela nafas panjang. Dengan satu kaku bertumpu di dinding dan kedua tangan dalam saku celana, Bryan hanya mendengar percakapan sendiri oleh orang yang Bryan tebak adalah cewek yang tergila-gila pada Benua.

Gue gak tahu sebenarnya apa yang lo mau dari Benua, tapi gue gak bakal biarain sahabat gue kehilangan. Huh ... lo nambahin kerjaan gue aja, Nadia.

___________

"Ras, kok Lintang ngerasa ada yang aneh ya sama Astro? Atau cuma perasaan Lintang aja?" tanya Lintang yang duduk di ranjangnya pada Laras yang tengkurap di karpet bludru sambil memainkan handphone.

"Aneh gimana?" Laras balik bertanya seraya merubah posisinya menjadi telentang dan kepala menghadap Lintang.

"Gak tahu juga sih. Tapi Lintang rasa Astro lebih pengen bareng Lintang aja gitu, di rumah juga gitu mau nonton aja mesti di kamar Lintang. Kan Lintang jadi bingung," ungkap cewek itu jujur.

Laras yang niatnya mengambil cemilan dan toples sebelah terhenti mendengar penuturan Lintang. Tiba-tiba saja perasaannya juga menjadi khawatir.

"Mungkin Astro mau ngabisin waktu yang kepake sama dia buat tanding basket kemaren, waktu lo sama dia jadi dikit buat quality time kan?" Lintang mengangguk kecil seolah paham.

"Aneh aja jadinya, kayak bakal terjadi sesuatu sama Lintang hehehe. Tapi Ras, kalau beneran terjadi sesuatu sama Lintang, Laras janji ya harus di samping Astro terus ya? Astro itu kesayangannya Lintang yang paling Lintang sayang, jadi Laras janji ya?" ucap Lintang penuh harap.

"Lo ngomong apaan sih? Lo gak bakal kenapa-kenapa. Kalau ada yang mau jahatin lo, hadepin gue dulu. Enak aja mau ngapa-ngapain sahabat gue," ucap Laras kesal saat mendengar ucapan Lintang.

Lintang tertawa keras melihat ekspresi wajah Laras yang benar-benar menahan kesal. Dan Laras yang melihat tawa Lintang, berharap jika tawa itu tidak akan pernah hilang.

Lo sahabat gue Lin, bukan cuma calon adek ipar gue. Jadi siapa pun yang berani macem-macem sama lo, seumur hidup gue bakal gue kutuk tuh orang. Jadi lo harus tetep baik-baik aja, jangan biarin air mata jatuh di pipi orang-orang yang sayang banget sama lo. Gue, Astro, Benua dan lainnya bakal pastiin gak akan ada yang bisa rebut elo dari kita-kita, gue janji.

🍁TBC🍁

Selamat menikmati yaa:)

Vote dan komen jangan dilupakan yaa. Karena akan lebih sakit dilupakan dari pada melupakan:)

-YuDwRy-




1086 word

BENUA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang