°2O : Curhat

1.2K 143 0
                                    

※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

"Ri, kantin ga?" tanya Yeji sambil berdiri dari bangkunya.

Gua noleh bentar ke arah Yeji, dan menggeleng.

"Napa dah lu? Tumben amat," tanya Yeji heran.

"Engga kok, gapapa," jawab gue pelan banget, kayanya hampir ga kedengeran.

Dan itu mengundang tangan Yeji untuk nyentuh dahi gua, "Engga panas kok,"

"Yang bilang gua panas siapa?"

"Ya kali aja gitu. Apa lo ga enak badan? Sakit perut?" tanya Yeji bertubi tubi.

Gue balas pake gelengan, "Gua ga kenapa kenapa, Yeji." jawab gua lebih tegas.

"Tapi lo keliatan kenapa kenapa, Aeri." ujar Yeji lebih tegas lagi.

Gue menghela napas, "Udah lah lu kalau mau ke kantin, sana."

"Gua ga akan pergi sebelum lo cerita,"

Akhirnya gua pasrah, dan memutuskan buat cerita ke Yeji, mumpung kelas lagi sepi, jadi gua pikir ga ada yang bakal nguping gua sama Yeji. Terutama Yoonbin, bisa bahaya.

Btw, gua ga ada liat Yoonbin hari ini. Kemana dia?

Ah, bodo amat. Palingan juga gua aja yang ga liat dia masuk kelas tadi.

"Jadi gitu, Ji. Gua awalnya takut kalau dia tau ternyata gua pulang dianter sama Kak Yohan itu. Tapi mengingat dia yang ninggalin gua, kok gua jadi kesel,"

Yeji geleng geleng kepala, "Tapi kalau gua jadi Yoonbin, gua bakal marah besar sih, disaat liat cewe gua dianter sama cowo lain. Lagian kata lu Yoonbin ada ngasih kartu kan?"

"Iya sih, tapi kan cuma bisa buat bayar minum doang, ojol atau grab mana bisa pake kartu,"

Yeji manggut manggut, "Iya juga sih,"

"Jadi gimana, Ji? Gua bingung asli sama diri gua sendiri."

"Lo ya emang suka bingungin diri sendiri dan orang orang disekitar lo," Yeji jitak kepala gua pelan.

"Aw sakit, njing," emang dasarnya aja gua yang lebay jadi kerasa sakit.

"Lebay lo," nah kan, apa Yeji bilang juga.

"Ah, cerita sama lo ga memecahkan masalah,"

"Sabar bebi, gua lagi mikir,"

"Sok mikir lo,"

"Eh, btw tadi pagi lo berangkat sama Jihoon?"

Gua ngangguk, "Males gua, lagi mau menghindar aja dari Yoonbin gitu. Biar bocahnya pekaan dikit kek. Gua kan mau liat dia cemburu."

"Sinting lo, tadi takut ketahuan jalan sama orang lain, sekarang malah mau bikin cemburu,"

"Habis orangnya cuek banget, Ji. Gua pulang dari alun alun aja kemaren sendiri, dia sama sekali ga ada ngejar gua,"

"Cape kali sama lo,"

Gua langsung mukul lengan Yeji, "Kampret lo bener bener, malah bikin gua makin bete,"

"Serius gua njing. Kemungkinannya ada dua, antara dia males buat nyusul lo, atau emang dia mau biarin lo nenangin diri sendiri, jadi dia ga ngejar lo," jelas Yeji.

Gua jadi mikir, Yeji ada benarnya juga sih.

"Tapi menurut gua, kemungkinan pertama sih yang paling bener," lanjut Yeji kemudian.

Gua cuma muter mata doang, males denger omongan Yeji.

Tapi kemudian Yeji nepuk bahu gua, "Serius deh, Ri, untuk masalah ini lo harus selesaiin sama Yoonbin, gua ga bisa bantu banyak karena gua juga ga tau apa yang ada di pikiran Yoonbin. Lo bisa minta maaf ke dia karena udah bersikap kasar sama dia, dan minta penjelasan yang rinci kenapa dia sampe tega ninggalin lo sendirian kemaren," ujar Yeji panjang lebar, "Dan juga, lo jelasin dah siapa aja temen cowo lo, biar Yoonbin ga salah paham,"

Gua ngangguk denger ceramah panjang dari Yeji. "Tapi untuk yang jelasin temen cowo gua, kayanya ga perlu deh,"

"Kenapa emang?"

"Gua kan pengen liat dia cemburu,"

"Heleh, sinting lo,"

Gua ketawa, "Makasih ya, Yeji Kampret,"

"Sama sama Aeri Curutku,"

Coldest Boyfriend || Ha Yoonbin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang