°27 : A Decision

1K 117 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yoonbin pov.

Disinilah gua malam ini. Duduk diantara beberapa pasang mata yang lagi mengarah ke gua. Menunggu-nunggu jawaban.

Jawaban yang sebenarnya berat banget buat diucapin.

Setelah hening beberapa menit, hanya terdengar deru nafas dari berbagai sisi, akhirnya gua berdehem untuk mencairkan suasana biar ga begitu kaku.

"Ehm," 

"Jadi gimana? Kamu beneran yakin?" Mama mengulang pertanyaannya.

Gua ngangguk dengan mantap. Keputusan gua kali ini beneran udah bulat.

Mama yang duduk di sebelah gua tersenyum, kemudian meluk gua. "Mama tau ini keputusan yang berat buat kamu. Dan semoga, setelah keputusan ini, keadaan Papa membaik."

Gua mengangguk pelan.

Gua paham betul perasaan Mama. Pastinya ini juga jadi keputusan yang berat buat dia. Tapi, harapannya kali ini cuma Papa gua bisa cepet sembuh.

"Jadi mau kapan? Tetap di tanggal yang udah ditentukan sebelumnya, atau diundur?" tanya Papa Jiwon.

"Diundur aja, Om. Nunggu keadaan Papa pulih," jawab gua.

"Mau diundur kapan?" 

"Dua minggu dari tanggal itu, gimana?"

Semua yang ada diruang tamu keluarga gua mengangguk setuju.

Setelah diskusi kecil yang diadakan di ruang tamu rumah gua selesai, gua berdiri, dengan niat mau ke belakang.

"Mama, Om, Tante. Yoonbin izin ke belakang, mau ngobrol sama Jiwon sebentar,"

Mendengar itu, gua bisa liat raut wajah Jiwon yang agak kaget campur heran.

"Oh iya, silakan," sahut Tante Heo.

Jiwon masih diem, belum konek, karena sebelumnya ga ada aba-aba.

Tapi, karena posisi duduk dia ga jauh dari gua, langsung gua tarik aja tuh tangannya terus gua bawa ke taman belakang rumah.

"Kenapa nih tiba-tiba? Mau ngomong apaan?" tanya Jiwon begitu kita udah duduk di bangku taman yang ada.

"Lo ga kaget apa gua tiba-tiba setuju gini?" tanya gua sambil natap langit yang keliatan cerah malam itu.

"Ya kaget lah? Secara kan lo pengen banget batalin pertunangan konyol ini, sampe macarin anak orang," jawab Jiwon, "Eh, tapi lo belum mutusin pacar lo itu, kan?"

Gua menggeleng, "Rada ga tega sih, tapi secepatnya bakal gua putusin."

"Bagus deh, sadar diri,"

"Lo ga berubah ya, dari dulu," ucap gua yang langsung mengubah posisi jadi natap cewe itu. "Sama kaya perasaan gua ke lo."

Jiwon balas natap gua, "Ya, kalo ga berubah, kenapa lo pengen batalin pertunangan ini??" tanyanya dengan raut heran di wajahnya.

"Lo masih ga sadar sama kesalahan lo rupanya," gua menyeringai sedikit. Sakit rasanya kalo diinget-inget.

"Kesalahan apa? Gue ngelakuin itu disaat gue masih single, kan? so, apa salahnya?"

"Lo masih nanya kesalahan apa? Bagi gua itu kesalahan besar, karena lo udah bikin gua kecewa."

"Yaudah, kalau gitu, gue minta maaf. Gue udah ga ngelakuin itu lagi sekarang, dan gue juga udah nerima fakta kalau kita mau dijodohin. Ga enak juga kan, kalau pas kita udah nikah nanti, malah jadi musuh?" ujar Jiwon panjang lebar, dan senyum kecil ke gua, walau keliatan maksain.

"Ya, lo bener. Mau ga mau gua tetep harus maafin lo," gua balas senyum kecil, malah lebih mirip seringaian kayanya mah.

"Gue ngelakuin ini demi orang tua gua sih, gue ga mau bikin mereka kecewa lagi," ujar Jiwon. "Tapi ga tau nanti. Mengingat gue ga ada rasa buat lo kan untuk sekarang."

Gua ngangguk paham. Ya, dari dulu perasaan gua emang bertepuk sebelah tangan, tapi ya ga tau apa yang bakal terjadi di masa depan. Kita cuma jalanin aja.

Coldest Boyfriend || Ha Yoonbin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang